Dalam kehidupan Kang Sujin ia bisa dengan mudah mendapatkan segala yang ia inginkan. Hartanya berlimpah, tubuhnya sangat luar biasa indah membuat para gadis lain begitu iri, kecantikannya apa lagi. Dia sangatlah cantik. Pesona yang ia miliki untuk para pria juga tak pernah luntur. Tapi sayang, semua yang ada didunia ini tak akan sesempurna itu. Hidupnya bak boneka. Sifatnya juga sangat pembakang terlebih kepada sang appa kandungnya sendiri. Satu hal yang ia inginkan selama ini adalah hidup dengan bebas. Tanpa harus selalu bersikap luar biasa didepan semua orang dan ingin sekali rasanya bisa bertemu dengan ibu yang selalu ia rindukan selama ini.
Disisi lain, seorang gadis bernama Kang Soyeon tersenyum cerah saat mendapati seorang pelanggan baru saja masuk ke kedai kecil miliknya. Ia dengan ramahnya menawarkan beberapa menu yang tersedia. Membuat ibunya yang berada didapur tersenyum lembut saat menatap kerja keras dari putrinya itu.
"Tuan, cobalah menu baru mie dikedai kami. Anda pasti tak akan menyesal karena eomma sendiri yang membuat resep ini." Soyeon memberikan menu tersebut kepada pelangganya. Pria setengah baya itu sedikit mengeryitkan alisnya. Mungkin, masih menimang akan memesan makan itu atau tidak. Lagi, Soyeon menyakini pelanggan tersebut sampai akhirnya orang itu menyetujuinya.
"Silahkan menikmati makanannya paman!" Ujar Soyeon bersemangat sambil menaruh makan tersebut dimeja.
"Wah, ternyata kau benar. Ini luar biasa enak. Lain kali aku pasti akan memesan mie ini lagi." Ujar orang itu setelah mencoba makanan tersebut. Soyeon tersenyum senang dan langsung menoleh kearah sang ibu yang tengah tersenyum bahagia.
"Terima kasih atas kedatangan anda tuan." Soyeon memberikan salamnya saat pelanggan itu pergi. Memang hari ini kedai mereka begitu sepi. Ah. Ia jadi merasa kasihan kepada ibunya. Mereka hanya tinggal berdua dan ayahnya telah tiada. Itu yang selalu yang ibu bilang kepadanya sejak kecil. Meski, ia sangat penasaran dengan wajah ayahnya itu tapi ibu hanya bisa menunjukkan makam tanpa adanya foto atau apapun itu yang bisa menunjukkan wajah ayahnya. Katanya semua kenangan ibu bersama ayah telah hilang bersamaan dengan rumah lama mereka yang dulu terbakar.
"Eomma, apa aku kerja sambilan saja ya?" Gumam Soyeon. Tangannya meletakkan nampan yang berisi piring-piring kotor. Jumlah pelanggan hari ini masih saja sepi. Sepertinya seminggu ini mereka harus lebih hemat lagi.
"Kau tak perlu seperti itu. Lebih baik kau belajar saja yang benar." Wanita paruh baya yang mengenakan apron tersebut mengambil nampan yang Soyeon berikan lalu mencuci semua piring kotor itu.
"Biar aku saja." Soyeon merebut piring-piring itu. Tentu saja ibunya sempat menolak tapi gadis itu terlalu keras kepala jika sudah menyangkut hal seperti ini.
"Eomma sebaiknya beristirahat saja. Aku tau eomma pasti lelah." Soyeon menyuruh ibunya untuk segera beristirahat. Wanita itu menghela nafasnya lelah. Benar. Sepertinya ia butuh istirahat. Sudah dari pagi ia tak sempat beristirahat.
Selesai membersihkan semua tumpukan peralatan kotor. Soyeon mengambil es jeruk. Menuangkannya kedalam dua gelas.
"Minumlah." Ia menyerahkan minuman itu untuk ibunya. Gadis itu ikut duduk dibangku dimana ibunya kini sedang asik menonton televisi.
"Terima kasih."
"Hmm." Setelahnya Soyeon menyeruput minuman itu juga.
Sebagai seorang pendatang baru kini karirnya semakin melejit bahkan diusianya yang sangat muda. Ia sudah mulai menunjukkan bakatnya yang sangat luar biasa. Tidak hanya fisik bahkan hatinya begitu sempurna. Bahkan dikabarkan kini ia telah bertunangan dengan seorang pengusaha muda ternama yang telah kita ketahui bernama Kim Kai.
Pasti banyak perempuan yang sakit hati karena hal ini. Tentu saja artis ini seperti memiliki segalanya. Ia muda, berbakat dan merupakan keturunan pemilik Kang Corporation, perusahan ternama di Korea Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?•Kyuhyun
FanfictionKatanya ia hanya perlu berperan dengan sebaik mungkin sampai seorang Kang Sujin terbangun dari koma. Tidak ada yang tau tentang dirinya. Wajah serta fisiknya begitu persis dengan Kang Sujin. Hanya sifatnya saja yang harus ia tiru dari gadis itu. Sem...