BUG!
Aku menutup paksa literatur berukuran cukup tebal - setelah salah satu sahabatku memasuki tempat di mana aku seharusnya mendapat privasi yang cukup untuk menyelesaikan bacaanku.
"Jeno! Saat ini aku sangat lelah! Aku benar-benar merasa dunia ini tak adil bagiku!" Keluh lelaki berambut hitam yang dengan santainya langsung merebahkan diri di atas kasur tepat di sampingku. Bau matahari yang bercampur dengan sedikit aroma cologne murahan seketika merebak ke segenap penjuru ruangan yang tidak terlalu luas ini. Membuatku menghela nafas sedikit kesal.
"Apa kau mengikuti casting lagi?" Tanyaku entah yang keberapa kalinya dalam seminggu ini.
"As you see.." jawabnya pendek seolah basa-basi ku terlalu kentara dan itu membuatnya semakin bertambah muak.
"Mau sampai kapan kau mengundi nasib, hah? Tidakkah itu melelahkan?"
"Cih. Mudah bagimu berkata begitu. Kau tau mengapa?? Itu karena masa depanmu sudah terjamin"
"Siapa bilang? Aku selalu belajar dengan serius agar kelak hidupku lebih baik daripada sekarang"
"Tapi kau terlalu beruntung, Jeno! Kau memiliki segalanya. Kecerdasan, ketampanan, jabatan, gaji yang besar.. saat ini kau bahkan tengah dekat dengan seseorang yang terkenal, apa aku salah?"
"Seseorang yang terkenal?"
"Aktor muda itu bernama Renjun kan?"
Aku termenung sesaat.
Entah mengapa tiba-tiba hatiku merasa sangat tidak tenang. Kau tau kan bagaimana rasanya jika rahasia terbesarmu diketahui oleh seseorang?
Padahal aku sangat yakin bahwa aku tidak pernah memberitahukan hal itu pada siapapun.
.
"Bagaimana kau tau?""Tentu saja karena aku pernah melihatnya! Apa begitu caramu memperlakukan sahabat baikmu, hah? Kau bahkan tak memberitahukanku masalah sepenting ini? Kau tau kan, Lee Jeno? Aku mati-matian mencari channel agar jalanku mudah dan kau malah menyembunyikan hal sebesar itu dariku?? Padahal akan sangat mudah bagiku jika kau mengenalkanku pada si aktor muda itu! Lagipula tak ada salahnya kan membantu sahabatmu sendiri?? Aku lelah, Jeno! Aku lelah berkelana mencari channel, aku lelah mengikuti casting di sana-sini, aku benar-benar merasa Tuhan tidak adil padaku!"
Bagus!
Saat ini dia telah berhasil membuatku merasa bersalah. Dan tiba-tiba aku seperti dibebani tanggungjawab besar akibat 'keluhan'nya yang tepat sasaran itu.
."Baiklah, aku akan memberikan nomornya padamu"
"A-apa?! Apa kau serius, Jeno?? Kau serius mau membantuku??"
"Tentu saja. Tapi pergunakanlah kesempatan ini dengan baik, Jaemin. Because I really sure, he will make you famous. Really famous"
.
'Jika hal itu bisa mempercepat ketenarannya, aku yakin aku juga pasti mendapatkan banyak benefit. Salah satunya dia tak akan menggangguku lagi dengan segala keluhannya.
Oh ayolah. Apa dia tidak sadar? Dia pikir hanya dia yang lelah?! Orang yang mendengarkan keluhan yang sama setiap harinya juga tak kalah lelah! Dasar manja! Benar-benar bodoh dan manja!'
.Akhirnya setelah perjuangannya selama satu bulan terakhir, tibalah hari yang selalu Jaemin tunggu-tunggu.
Seluruh penantian dalam hidupnya seperti terbayarkan pada hari ini. Hari besar yang mengantarkan lelaki ambisius itu pada saat yang sudah pasti sangat membahagiakan baginya, begitu pun bagiku dan kekasihku, Renjun yang hanya dapat menyaksikannya melalui layar televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extreme Villain [Huang Renjun]
Mystery / Thriller"Aku tak pernah takut menonton film thriller, karena yang kutakutkan hanya satu: keinginan untuk mempraktikkannya." - Huang Renjun