Jakarta memamerkan panas teriknya siang itu, debu dan asap knalpot kendaraan bercampur membuat tanah kota Jakarta semakin gersang. Motor jupiter merah milik mang maman ojek langgananku melaju membelah padatnya jalanan ibukota. Aku tidak boleh terlambat, ini hari pertamaku, aku harus memberikan kesan baik. Sudah berkali-kali kuingatkan ke kang maman untuk mengendarai motornya lebih cepat tapi apa daya jalanan terlalu padat. oh tuhan aku berharap punya kekuatan teleportasi saat ini.
Setengah jam kemudian, setelah bertarung dengan kerasnya jalanan jakarta, aku sampai disebuah gedung tua 3 tingkat di kawasan jakarta barat. Gedung ini tidak terlalu besar tapi tampak terawat, didepan gedung ini tampak sebuah plang berwarna biru langit yang bertuliskan.
Re:Creation Studio
„Semoga aku tidak dimutilasi" batinku ketakutan.
********************************************************************************************
„ahh silau tau!!, siapa sih yang buka jendela nya??!!" teriakku sambil bersembunyi dalam selimut.
„bangun oncom udah siang nih, jangan bilang lu lupa ada sesi pemotretan hari ini?" teriak si Juna sambil membuka gorden hitam yang sudah aku tutup rapat-rapat.
Aku pun langsung teringat, hari ini aku memang sudah ada janji untuk pemotretan produk sebuah brand alat kecantikan.
„alah selo lah Jun kan pemotretan nya disini, lagian foto gituan mah sejam juga kelar" jawabku sekenanya.
„ iya tapi kan hari ini lu ada 3 anak magang baru di studio, lu setidaknya harus ketemu mereka dulu. Udah, buruan mandi sana" balas Juna sambil melempar Handuk ke mukaku. Dengan muka masam aku berjalan malas-malas menuju kamar mandi sambil memegangi Handuk.
Hanya Juna si mata empat yang berani menggangu waktu tidur sakralku, direktur keuangan(atau Bahasa kerennya CFO) studio ini dan sekaligus teman baikku dari SMA. dia juga lah yang membantu mengembangkan studio tua ini sehingga bisa ditawari project-project besar dari brand-brand ternama ibukota. Untung dia sahabatku kalau tidak sudah ku uppercut dagunya.
"lu belum mandi sama abis mandi gak ada bedanya ya" komentar Juna sambil melihatku dari atas sampai bawah, setelah aku selesai mandi dan berpakaian.
"udah bawel ah, buruan mana anak magangnya?"
"tuh pada nungguin dibawah, anak magangnya cantik-cantik loh barang kali ada yang nyantol buat lu"senyum Juna menggodaku.
"kaga gue gk suka dede-dede gemes" jawabku sekenanya sambal berlalu menuruni tangga menuju kebawah.
Ini adalah studio tuaku yang sangat kusayangi. Gedung tua ini berlantai 3, Lantai 1 dijadikan tempat meeting untuk klien dan pantry untuk para pegawai, sedangkan lantai 2 dijadikan menjadi studio foto, untuk sesi photoshoot indoor. Dan dilantai 3 nya adalah tempat tinggalku beserta dengan kamar mandi dan dapur, oh dan ada atap juga tempatku biasa ngopi bareng Juna sambil membahas project-project yang kami kerjakan.
Pemandangan dari atap Gedung ini sangat indah sekali, terutama ketika malam hari, kalian dapat melihat pemandangan kota Jakarta yang tidak bisa kalian lihat dimana pun, karena daerah studioku dikelilingi banyak Gedung pencakar langit, mengingatkanku dengan suasana di New York. makanya tempat ini menjadi tampat favoritku.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAUH
RomanceSetelah mengetahui kebenaran tentang kematian ayahnya. Ale pindah ke Jakarta dari tanah kelahirannya. ia mencoba untuk melupakan semua rasa sakit hingga akhirnya dia bertemu seseorang yang mengubah rasa sakitnya.