RUSAK

14 1 0
                                    

Sudah Seminggu lebih aku magang di studio re:creation ini. Selama seminggu ini aku hanya sibuk beres-beres studio dan membelikan makan siang untuk para pegawai. Jangan kan untuk memegang kamera, untuk ikut bantu-bantu photoshoot atau sekedar membantu edit foto yang sudah diambil pun saja aku tidak diperbolehkan. Padahal kan aku kesini untuk belajar photografi dengan Aleandra Said yang katanya fotographer top Indonesia itu. Aku sedang bersungut-sungut ketika ucapan Tiara membuyarkan lamunanku.

"makan lu banyak tapi gk gendut-gendut ya na, heran gue. jangan-jangan cacingan lu ya"ujar Tiara sambil menatapku asik makan ayam geprek.

"soalnya semua lemak gue larinya ke jempol kaki kanan na" jawabku asal sambil melanjutkan makan ayam geprek yang super pedas ini.

"kenapa harus kanan?"

"soalnya kiri buat cebok" tambahku makin asal.

"jayus lu. buruan na, ini bentar lagi istirahat makan siang mau selesai"

"iya bentar gue mau bungkus 2 porsi dulu sama abangnya" ucapku seraya sambil memanggil pelayan restaurannya.

"gak cukup lu makan banyak segitu?" tanya Tiara keheranan.

"yee kagak lah, ini gue mau ngasih ke ibu yang bawa anak di depan situ" jawabku sambil membersihkan tangan di air kobokan yang sudah disediakan(oh ya aku lebih suka makan pakai tangan daripada sendok, gak afdol rasanya kalo gk pake tangan, beda sekali dengan Tiara).

"ihh na kok lu suka sih kasih-kasih gitu sama pengemis. ntar mereka makin males kalo sering dikasih-kasih gitu. mereka juga banyak yang pura-pura cacat biar keliatan kasihan, malah sampe ngasih obat bius ke anak bayi trus digendong-gendong kemana-mana."

„Mereka juga kaya-kaya, malah ada yang penghasilannya puluhan juta, PNS aja kalah" cerocos Tiara tanpa henti, memperlihatkan pipi nya yang gembul.

"haha iya gue tau ra makanya gue kasih makanan bukan uang, lagian gak semua nya kaya gitu kok. Ada juga yang beberapa beneran gk punya uang buat makan, udah positive thingking aja" jawabku sambil tersenyum.

"elu mah orangnya terlalu positif, orang kaya lu nih yang gampang ketipu sama orang-orang jahat"

"haha mau dong ditipu tapi sama babang ganteng" candaku pada Tiara.

"yee nih anak di ingetin malah bercanda, jayus lu" jawab Tiara kesal, tapi aku bisa melihat senyumnya sekilas dibalik pipi bakpaonya.

"udah yuk balik ke studio, tadi katanya lu buru-buru"ucapku sambil beranjak dari kursi.

"oh iya!! Lupa gue. Elu si na bikin gue lupa" ujar Tiara kesal,aku hanya membalas Tiara sambil tersenyum.

Kami pun beranjak dari restauran menuju ke studio. Sebelum itu aku sempat singgah ketempat ibu dan anaknya yang sedari tadi hanya sibuk melihat orang sedang makan dari luar restauran. Setelah memberikan ayam geprek( dan kami sempat tertahan karena si ibu bersikeras ingin mendoakan kami sebelum kami pergi) aku dan Tiara pun segera bergegas menuju Studio. Setelah kami sampai tampak terlihat sedang ramai orang-orang berkumpul diruangan komputer. Sepertinya masalahnya cukup serius karena bahkan ada Kak Ale dan kak Juna disana.

"aduh mas Al ini gimana ya, saya ndak ngerti tiba-tiba aja pas lagi ngedit komputernya hang, sudah saya coba restart ulang komputernya tapi layarnya tetap begini aja ndak berubah" ujar mas Tino panik.

Mas Tino adalah salah seorang editor di studio ini yang bertugas untuk mengedit foto-foto yang sudah diambil sehingga terlihat lebih bagus.

"tapi data-data foto yang ada di komputer udah lu back up ke hard disk kan no" tanya Kak Ale.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JAUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang