Mask

361 58 2
                                    

....

Setelah kejadian kemarin, ibuku menjadi lebih overprotektif padaku. Aku sendiri paham kenapa ia jadi seperti itu. Hanya disisi lain aku jadi sulit bertemu dengan ka Kento, penghuni hutan yang kemarin menolongku.

"Ibu.. Anthony ingin pergi main keluar." Rengek ku pada ibuku. Ya dia sejak pagi tidak mengizinkanku untuk pergi.

"Memangnya kamu mau pergi kemana Anthony?" Tanya ibuku.

"Ya.. Anthony ingin main diluar." Jawabku sambil mengerucutkan bibirku.

"Hahh.." ibuku menghela nafasnya.
"Baiklah, tapi jangan jauh-jauh. Jangan juga masuk ke hutan terlarang lagi." Jawab ibuku akhirnya.

"Hehe.. baiklah." Aku menyambut jawaban ibuku dengan gembira, kucium pipi ibuku sebagai ucapan terima kasihku, lalu berlari keluar rumah.

Aku sudah tidak sabar untuk kesana, untuk menemuinya.












Sesampainya aku di gerbang Hutan Dewa Gunung, kakiku perlahan melangkah memasukinya. Agak takut memang, hanya saja tidak setakut saat pertama kali aku memasukinya.

Sepanjang jalan aku menggerakkan mataku untuk melihat ke setiap penjuru hutan, berharap bisa menemukan sosok kak Kento.

'kretek'

Suara ranting yang patah memasuki pendengaranku. Aku terkejut. Kualihkan pandanganku ke asal suara tadi.

"Hei bocah"

"Ah!" Tubuhku mendadak menegang. Dibalik pohon di depanku, ada sosok besar berwana hitam sedang menatapku dengan mata besarnya.

"Baumu seperti anak manusia." Ucap sosok besar itu.

Aku takut...

Aku memejamkan mataku saat sosok itu mulai mendekat....









Tapi tiba-tiba...








"Hei, berhentilah."








Ah, suara itu...

Aku membuka mataku, menatap punggung tegap yang berdiri dihadapanku.

"Kau membuatnya takut." Ucapnya.

"Hei Kento, dia anak manusia kan? Boleh kumakan?" Tanya sosok besar itu pada Kento yang kini tengah berdiri di hadapanku, menatap sosok hitam.

"Tidak boleh. Dia temanku." Ucap Kento.

"Oh begitu.." setelah mendengar ucapan Kento, sosok besar itu kemudian melangkah mundur.

"Hei anak manusia. Jangan menyentuh Kento ya? Kalau kau menyentuhnya, aku akan memakanmu." Ucapnya memperingatkanku.

"I..iya.." aku mengangguk.

'hatsyii'

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Tiba-tiba kak Kento bersin dan entah kenapa menimbulkan angin yang membuat semak-semak di depan kami terhempas.

Kini aku bisa dengan jelas menatap makhluk besar dihadapan kami.

"Wah! Rubah?!" Ucapku kagum sekaligus terkejut.

"Dia siluman juga?!"

"Dia berubah bentuk untuk menakuti manusia. Tapi pada dasarnya, dia baik dan penakut." Jelas Kento.

"Hebat! Baru kali ini aku melihat siluman sungguhan!" Ucapku riang sambil melompat-lompat kecil.

"Memangnya kau pikir aku ini apa?" Kata kak Kento sambil menghela nafas panjang.

"Kak Kento ini siluman tanpa wajah ya? Kenapa selalu memakai topeng?" Aku bertanya penasaran. Ya, sejak pertama kali bertemu dengannya, dia selalu memakai topeng. Sehingga aku tidak pernah melihat wajahnya.

"Nggak ada alasan khusus sih." Ucapnya yang menurutku tidak menjawab pertanyaanku sama sekali.

Aku penasaran, seperti apa wajah yang tersembunyi dibalik topeng rubah itu.












Aku ingin melihatnya.....












Setelah puas bermain, kami memutuskan untuk beristirahat di Padang rumput yang luas. Aku terkejut saat tahu di hutan ini ternyata ada Padang rumput seluas ini.

Mataku menatap kagum daerah sekitar tempat kami beristirahat. Hamparan rumput hijau memanjakan mata. Sangat tenang...

Kualihkan perhatianku pada sosok lelaki yang tertidur diatas karpet hijau alami itu.

"Kak Kento, kamu tidur?" Tanyaku memastikan.

Tidak ada jawaban...

Perlahan aku mengulurkan tanganku..

'kalau kusentuh topengnya nggak apa-apa kan?' pikirku.

Perlahan aku menyentuh topeng itu. Jantungku berpacu dengan cepat. Seiring dengan itu, aku mulai bisa melihat wajahnya. Wajah yang selama ini tersembunyi dibalik topeng yang selalu ia kenakan.

Tiba-tiba mata kak Kento mulai membuka. Aku terkejut, hingga secara refleks kembali memasangkan topeng miliknya dengan keras.

"Aduh!" Kudengar ia mengaduh kesakitan.

"Menyerang orang yang tidur.. kau benar-benar anak kecil yang menakutkan." Ucap kak Kento sembari duduk dihadapanku.

"Ma..maafkan aku." Ucapku menyesal
"Tapi kakak pura-pura tidur ya?" Lanjutku memperhatikannya.

"Memang biasanya begitu kan?" Jawabnya.

"Kak, kenapa kakak selalu memakai topeng?" Aku kemudian mengungkapkan rasa penasaranku.

"Kalau aku nggak memakai topeng seperti ini..." Ia berucap sambil perlahan melepaskan topengnya.
"Tidak terlihat seperti siluman kan?" Lanjutnya saat wajah kak Kento sudah terlihat sepenuhnya.

Dihadapanku, ini pertama kalinya aku melihatnya tersenyum. Senyum yang menenangkan.














Rasanya sangat nyaman.......







....

TBC

Forest of The Fireflies [Momota x Ginting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang