Setelah makan malam, semua pangeran berkumpul di tempat biasa mereka bercengkrama, mereka menyebutnya ruang santai.
"Jeno-ya" panggil taeil
"Iya hyung?" jawab jeno
"Hyung tau kau belum siap, tapi ini semua demi rakyat dan kerajaan ini" ucap taeil lembut
Sedari tadi ia memperhatikan jeno yang memasang muka murung
"Iya jeno-ya, ini hanya masalah waktu agar kau bisa menerimanya" tambah taeyong
"Menikah itu tak seburuk seperti yang kau fikirkan" - yuta
"Justru malah menyenangkan, kau bisa di perhatikan setiap hari, bahkan kau bisa merasakan surga dun--"
"Tutup mulutmu itu lucas, dan berhenti berfikiran kotor seperti itu" potong jungwoo sambil menutup mulut lucas. Semua tertawa melihat lucas yang berusaha melepaskan tangan jungwoo dari mulutnya. Jeno bahkan ikut tertawa
"Iya jen, apa yang di bilang oleh para hyung memang benar, menikah itu bukan hal yang buruk" tambah haechan. Jeno menghela napas, bukan itu masalahnya
"Ungkapkan saja apa yang kau fikirkan jen" ucap kun lembut
"Hyung tau ada sesuatu yang mengganjal di fikiranmu, ceritakan saja" tambah mark
Akhirnya jeno mengalah dan bercerita, sebelum itu ia menghela napas berat
"Aku tau hyung, Tapi bukan itu masalahnya" ungkap jeno
"Apa yang menjadi masalahnya?" - jhonny
"Kalian menikah dengan wanita yang sudah kalian kenal, dan kalian cinta. Tapi aku? Aku bahkan tak mengenal siapa yang akan di jodohkan denganku, dan juga wanita itu merepotkan hyung" ungkap jeno lagi. Sesaat hatinya merasa lega telah mengganggu fikirannya
"Jadi itu masalahnya?--" - jaehyun
"Hyung tau itu berat, tapi seperti yang di bilang oleh taeyong hyung tadi, ini hanya masalah waktu" lanjut jaehyun
"Tak semua dari kami yang mencintai wanita yang akan di jodohkan dengan kita dulu. Jika boleh jujur, bahkan aku baru mencintai mina setelah satu tahun menikah" ucap kun
"Dan ungkapan wanita itu merepotkan hyung setuju denganmu, namun tidak semua wanita seperti itu bukan?" ucap mark
"Yah, aku setuju jika yang hyung maksut itu yuqi noona, doyeon noona dan jennie noona" yah bukan tanpa alasan jeno bilang seperti itu, karna pribadi ketiga putri tersebut memang lah agak unik
"Kun hyung benar, bahkan aku tak mengenal saeron saat dijodohkan dulu, tapi sekarang aku mulai belajar mencintainya dan menerimanya-- semua hanya masalah waktu jen" tambah renjun
Jeno terdiam memikirkan semua perkataan para saudaranya, tak lama sebuah suara mengalihkan mereka
"Mohon maaf pangeran, para putri izin ingin masuk" ucap salah satu pengawal sambil menunduk
"Persilahkan mereka masuk" ucap taeyong. Pengawal itu mengangguk dan undur diri. Tak lama kemudian
"Haechanniee" teriak seorang perempuan sambil berlari masuk dan agak tersandung gaunnya, sebelum terjatuh seseorang menahan pinggang nya agar tak jatuh
"Somi! hati-hati lah, ingat dirimu itu putri, besikaplah anggun sedikit" ucap orang itu yang tak lain adalah pangeran haechan. Wanita itu hanya terkekeh sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal saat di marahi oleh suaminya itu. Para pangeran yang lain hanya menggelengkan kepala saja melihat kelakuan somi. Yah hanya dia memang Putri yang hiperaktif dan satu-satunya putri yang bersikap seperti itu
KAMU SEDANG MEMBACA
destiny
Fanfiction*ft. Lee Jeno & Park Siyeon ❝Karna kita di takdirkan untuk bersama❞ ©atlanticsaf, 2 O 1 9