Siyeon pun perlahan membuka matanya
Dimana aku? Fikirnya
"Kau sudah sadar?" ucap seseorang dengan nada datar, siyeon segera mengalihkan pandangan nya kesamping dan menemukan jeno yang tengah menatap nya datar
"Pangeran jeno?!" ucap nya terkejut lalu hendak bangun, namun ia masih terlalu lemas dan hampir oleng jika jeno tak menahan nya
"Tak perlu bangun, kau harus istirahat" ucap jeno lagi dengan nada datar. Siyeon pun terdiam mendengar nada bicara jeno yang begitu datar, lalu seketika ia mengingat yoojung
"Dimana yoojung?" tanya nya panik
"Kenapa kau mengkhawatirkan orang lain? Kenapa tak kau pikirkan dirimu sendiri" ucap jeno dingin, tatapan nya begitu dingin dan menusuk membuat siyeon rada ciut, namun siyeon tetaplah siyeon si gadis keras kepala
"Tentu saya mengkhawatirkan nya. Dia sahabat saya, dan saya tak akan membiarkan siapapun menyakiti orang-orang terdekat saya" balas siyeon, tatapan jeno semakin dingin dan menusuk, ia tak habis fikir dengan jalan fikiran gadis di depan nya ini
"Gadis itu baik-baik saja" ucap jeno akhirnya, ia tak ingin berdebat dengan siyeon yang keras kepala
Mendengar itu siyeon menghela napas lega, sahabat nya tidak apa-apa
"Kau mau kemana?" tanya jeno saat siyeon hendak bangun
"Mau bertemu dengan yoojung, aku ingin memastikan dia benar-benar baik-baik saja, juga aku ingin bertemu dengan keluarga ku" balas nya
"Kau terluka"
"Saya sudah tidak apa-apa"
"Diam dan beristirahatlah"
"Tidak mau, saya sudah baik-baik saja pangeran, aku ingin bertemu dengan yoojung"
"Kau harus istirahat"
"Tapi saya ingin bertemu yoojung"
"Kau bisa bertemu dengan nya nanti"
"Tapi saya ingin sekarang"
"Turuti ucapanku putri siyeon" ucap jeno dingin, ia lelah berdebat dengan siyeon yang benar-benar keras kepala itu
"Kenapa saya harus menuruti--"
"Karna aku suami mu sekarang" potong jeno datar membuat siyeon terdiam
Gadis itu lupa bahwa beberapa saat yang lalu ia baru menikah dengan pria datar dan dingin di hadapan nya ini
"Aku suamimu sekarang putri, jadi turuti ucapanku. Kau bisa bertemu dengan nya nanti" ucap jeno tegas
Siyeon pun menunduk, ia ingin sekali membalas ucapan jeno, namun ia mengingat kata-kata ayahnya bahwa ia harus menuruti suami nya
"Kau mengerti putri?" tanya jeno datar, siyeon pun mengangguk
"Bagus. Dan ingat, aku tak suka di bantah" ucap nya dingin lalu pergi meninggalkan siyeon yang sedang menyumpah serapahi dirinya.
⚔️👑⚔️👑⚔️
KAMU SEDANG MEMBACA
destiny
Fanfiction*ft. Lee Jeno & Park Siyeon ❝Karna kita di takdirkan untuk bersama❞ ©atlanticsaf, 2 O 1 9