Bandara Internasional Incheon terasa begitu ramai walaupun disini masih jam 6 pagi. Aku mendengus pelan, mengikuti kakakku yang tiba-tiba saja menarikku untuk mengantarnya ke Bandara. Bahkan dia tidak bilang mau pergi kemana. Dengan perbedaan yang begitu mencolok antara diriku dan kakakku, banyak orang yang melihatku dengan tatapan aneh. Ya jelas saja, bagaimana penampilanku saat ini, dengan balutan baju tidur lengan panjang dan sendal jepit warna pink aku berani menginjakkan kaki di Bandara ini.
Dan ini semua karena Ha Sungwoon.
"Mukanya ditekuk mulu, gak cantik lagi tuh. Kayak nenek lampir jadinya" ucap Ha Sungwoon sambil mencubit bibirku.
Aku menepis tangan besar laki-laki di sampingku itu. "Apasih! Ngerti gak aku tuh masih ngantuk, lagian kakak mau pergi kemana sih? Ngabarin dulu bisa kan kalau mau pergi jauh"
Ha Sungwoon tertawa, lalu lengannya memelukku atau lebih tepatnya memitingku. "Jangan galak-galak kenapa sih kalau jadi cewek. Nanti gak ada yang suka kan ribet"
"Mau kemana sih"
"Kemana-mana hatiku senang"
"Mau ngelucu? Basi tau gak"
Laki-laki disampingku itu mengerucutkan bibir tebalnya, nampak lucu jika orang lain yang melihat namun tidak denganku, Ha Sungwoon tampak menyebalkan dengan bibir yang seperti itu. Sangat menyebalkan sampai membuatku ingin melarangnya untuk pergi.
"Kamu kan tau Kakak mau kemana, kenapa pake nanya segala?"
Aku menatapnya. "Aku tau Kakak mau ke Jepang, tapi kan aku kira gak sekarang perginya"
"Terus kalo aku kangen gimana?"
Aku masih menatapnya dengan air mata yang siap meluncur kapan saja, aku tidak bisa menahannya. Selama aku hidup, aku selalu bergantung padanya, dia yang selalu menghiburku, memberiku semangat.
"Gak usah drama deh, kalo kangen kan kamu bisa telepon kakak. Lagian masih ada Mama, ada temen-temen kamu"
"Kalo aku bilang, cuma kakak satu-satunya yang buat hari aku bahagia, kakak masih mau ninggalin aku?"
Laki-laki itu diam, tangannya terulur mengelus rambutku, lalu kedua tangannya menangkup pipiku, sebelum mengusap air mata yang terus mengalir. "Kalo kakak bilang, bukan cuma kakak yang bisa bikin hari kamu bahagia gimana? Hidupmu luas Nam Joo, kalau sumber kebahagiaanmu pergi cari yang baru, kamu punya teman, kamu punya keluarga. Dan ingat, Kakak pergi bukan buat senang-senang, kakak pergi buat kamu, buat Mama. Kamu tau? Tuhan pasti mengirimkan kebahagiaan setelah kesedihan tercipta"
Aku mengangguk, mencoba mengerti tentang keadaan ini. Keadaan dimana sesuatu yang kita cintai itu tiba-tiba pergi. Begitu menyesakkan.
"Percaya sama Kakak, Kakak pasti balik lagi kesini. Karena memang rumah paling nyaman itu disini, disamping Mama dan kamu"
Aku memeluknya, mencari sisa ketenangan disana, mencari sisa kebahagiaan disana, sampai akhirnya dia pergi, demi kebaikan katanya, tapi cara yang dia lakukan mungkin jahat bagiku. Laki-laki dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi itu kini sudah pergi menjauh dariku.
"Jangan nangis dong, Kakak jadi gak rela ngelepas kamu"
"Hidup itu tentang sebuah pilihan Nam Joo, antara bertahan atau melepaskan. Namun untuk saat ini melepaskan adalah pilihan Tuhan yang sudah ditetapkan, mau tidak mau itulah pilihannya."
"Kan Kakak udah janji mau balik secepatnya"
"Kakak pergi ya, don't cry baby"

KAMU SEDANG MEMBACA
No Other - Wanna One
FanfictionYang aku tahu, Tuhan tidak pernah suka jika kita mencintai umatnya terlalu berlebihan. people come and go, at all times.