Bae Jinyoung

3 0 0
                                    


Aku ingin menceritakan bagaimana seorang hidup dengan detak jantung yang terbatas, kalian tau maksudnya? Aku sampai sekarangpun masih belum paham tentang hal semacam itu, yah intinya Jantung Koroner membuatnya harus benar-benar istirahat saat ini, bahkan berdiri dari ranjangnya saja dia tak mampu.

Hampir selama 6 bulan aku menjaganya, yah walaupun tidak secara 24 jam. Dia laki-laki yang sudah aku kenal sejak aku masih berumur 5 tahun, dia si anak laki-laki dengan tatapan yang tajam namun dia berhati malaikat. Dan sekarang dia disini, berbaring dengan alat-alat yang tidak aku pahami menempel di sekitar jantungnya.

Aku merebut ponsel yang sejak tadi dia mainkan. "Jangan main games mulu Jinyoung, makan dulu ini"

Laki-laki bernama lengkap Bae Jinyoung itu mendengus, namun tetap saja membuka mulutnya saat aku suapi, bibirnya yang kecil tampak lucu saat menampung sesendok nasi penuh. "Dikit-dikit nyuapinnya"

Aku masih tertawa pelan. "Iya-iya maaf"

"Kata Bunda kamu dapet transplantasi jantung?"

Dia mengangguk, sambil meraih piring serta sendok yang aku pegang. "Sini aku makan sendiri aja, kamu dari dulu gak pernah bisa kalo disuruh nyuapin, pasti nasinya kebanyakan"

Aku tertawa. "Ya siapa suruh punya bibir kecil"

"Itu artinya kan bibir aku cuma cukup buat cium 1 orang, artinya aku itu tipe laki-laki yang setia"

"Mulai deh mesumnya"

Jinyoung terkekeh, lalu kembali fokus pada makanannya. "Kamu udah tau aku mau transplantasi?"

Kali ini aku yang mengangguk. "Di Canada?"

"Iya. Lusa aku berangkat, jangan terlalu berharap banyak sama aku Na Youra"

"Ngomong apa sih kamu? Optimis dong, harus sembuh pokoknya, kan kamu janji sama aku katanya mau lihat musim semi bareng. Gak lama kan ke Canadanya?"

"Tergantung"

Aku menunggu dia melanjutkan kata-katanya, namun sampai 5 menit hanya terdengar suara kunyahan serta suara sendok beradu dengan piring. "Jinyoung"

Dia menatapku. "Apa? Kamu tau kan Na Youra kalau kemungkinannya sangat kecil seseorang itu menerima transplantasi jantung dari orang yang bahkan tidak memiliki hubungan darah. Kamu mempelajari itu di sekolah kan? Seharusnya kamu lebih paham daripada aku"

Aku tau tentang itu semua, bahkan yang mempunyai hubungan darah pun memiliki sedikit kemungkinan untuk transplantasi itu apalagi tidak memiliki hubungan darah. "Ya aku tau itu Bae Jinyoung, tapi tidak ada yang tau kalau kamu itu pemilik kesempatan beruntung itu, gak ada yang tau tentang takdir Tuhan Jinyoung, kamu jangan patah semangat. I won't let me lose you, and with God, it's like He's perfect and He never disappoints"

Dia tersenyum. "Semoga saja takdir Tuhan tidak mengecewakan, dan aku minta kamu sabar, tetap tunggu disini, kita liat musim semi bersama, entah itu tahun ini atau tahun berikutnya. Kamu mau?"

Aku mengangguk semangat, dengan tangan yang sekarang menggenggam tangannya. "No matter how long you're gone, i'm always gonna want you back"


































































"You're the only reason why, in every way i will"

Percayalah, sekarang pipiku sudah seperti kepiting rebus, dan dengan tak tahu dirinya Bae Jinyoung hanya menertawakan kenapa pipiku bisa memerah secara tiba-tiba. Dan perlu kalian tau suara tawa itu membuatku merasa bersyukur, karena dia yang bahkan diberi kelemahan seperti itu masih bisa tertawa, kenapa aku yang bahkan hidup sehat selalu saja mengeluh hingga lupa caranya bersyukur.

Bae Jinyoung yang sebentar lagi akan pergi, dan aku berharap dia menemukan jalan hidup baru disana, aku berharap dia menjadi sosok yang kembali semangat, ya walaupun dia juga jarang menampilkan kesedihannya dimataku tapi aku tahu bagaimana sakitnya cuci darah setiap waktu, menerima suntikan infus yang sekarang bagi dia sudah tidak menyakitkan lagi, alat-alat yang terus saja menempel di jantungnya aku tidak tahu apakah itu sakit atau tidak, serta obat yang harus ia minum dengan dosis yang sangat tinggi.

Dia Bae Jinyoung, pemilik wajah kecil, bibir kecil dengan senyum kecil, mata kecil, tapi tidak dengan hatinya yang besar.

No Other - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang