2. KESALAHAN PERTAMA

44 5 4
                                    

Zena tidak terlalu semangat berangkat ke sekolah pagi ini, karena nanti harus bertemu dengan kak Farai dengan cara yang dibilang tidak bagus. Ia akan menghampiri kak Farai pada saat jam istirahat pertama. Ia harus siap, ya, harus siap.

Zena membuka buku PR ekonomi, tiba-tiba ada yang suara menghentikan aktivitasnya. Zena mendongak dan melihat siapa yang memanggil namanya. Ternyata Qila.

"Kenapa?" tanya Zena, sambil menutup bukunya. Ia bingung kenapa Qila masuk, padahal semalam Ulfa bilang jika Qila tidak masuk hari ini.

Qila menunjuk pintu kelas sambil angkat bicara. "Dicariin Kak Syid tuh," Zena menaikkan sebelah alisnya bingung, "kakak kelas anak PMR," lanjut Qila. Kenapa Zena dicariin oleh kakak kelas dan juga anak PMR, ia takut sesuatu terjadi dengannya tetapi ia kembali mengingat apa yang diperbuatnya dan tak ada hal aneh yang Zena perbuat, karena Zena termasuk orang yang cenderung pendiam di sosmed.

"Kenapa kak?" tanya Zena to the point.

"Lo Zena kan? Bantuin gue, temen lo sakit, trus minta ditemenin sama lo."

"Iya kak,"  kening Zena berkerut, "kok saya?"

"Udah ikut aja."

Zena mengikuti langkah Kak Syid menuju UKS dan nampaklah Ulfa tengah terbaring di kasur UKS.

"Lo kenapa, Ul?"

"Pingsan di parkiran, eh lo udah duluan."

Zena membantu Ulfa yang berusaha duduk diatas brankar. Ulfa mengedipkan kedua mata tanda terimakasih. Zena menganga kecil lalu berbicara untuk menjawab pernyataan yang dijelaskan oleh Ulfa. "Hah? Maaf, Ya Tuhan, maaf."

Suara Kak Syid memutuskan pembicaraan antara Zena dan Ulfa.

"Lo yang sakit diem disini, abis jam pertama gue kesini lagi, lo bawa bekal kan? Dimakan!" Setelah itu Kak Syid keluar keluar dari UKS dan tersisalah Ulfa dan Zena disini.

"Zena gue bohong."

Zena mengeryitkan kening, bingung, maksud ucapan Ulfa apa? Bohong dalam rangka apa? Zena sulit membaca pikiran Ulfa yang terlalu abstrak, temannya ini terlalu urakan.

"Gue bohong kalau gue sakit, sebenarnya gue pingsan bohongan soalnya tadi di parkiran ada Kak Farai sama Kak Syid jalan deket gue, nah mereka nolongin gue terus tadi ada Kak Farai sebenarnya dan dia bakal kesini abis tadarus, dan gue bakal izin ke toilet sebentar supaya lo bisa ngomong sama dia berdua."

"GILAK! CARA LO DILUAR EKSPETASI GUE," teriak Zena.

"Santai aja."

Keringat dingin mulai bercucuran dan Zena dilanda gugup seketika, Zena memijit keningnya. Zena harus berbuat apa jika sudah begini caranya, apa yang harus Zena katakan nanti, pasti Kak Farai malah tambah sebal dengan dirinya.

Tadarus sudah selesai lima menit yang lalu dan tidak lama kemudian pintu UKS diketuk, tanpa izin masuk dari dalam sang pengetuk pintu sudah masuk lebih dulu dan nampaklah Kak Farai dengan seragam putih abu-abunya.

"Mana yang sakit?" tanyanya dengan wajah biasa saja, seketika wajanya berubah seperti kesal karena melihat kehadiran Zena di UKS, sepertinya ia masih ingat dengan Zena atas kejadian kemarin.

"Saya."

Kak Farai duduk di sofa UKS tiba-tiba ia memanggil Zena dengan sebutan yang tak diduga oleh Zena.

"Yang kemarin nabrak mobil gue tolong kesini."

Nafas Zena tiba-tiba tercekat dan ia menggenggam erat tangan Ulfa, Ulfa tiba-tiba turun dari kasur dan disusul oleh Zena yang menghampiri kak Farai. Ternyata Ulfa benar-benar menjalankan rencananya, ia pergi ke toilet.

ALONEWhere stories live. Discover now