SUMMARY

1K 40 1
                                    

El melirik ke arah jam yang tergantung di dinding dengan wajah yang begitu lelah. Pukul 21.00 lewat beberapa menit.
.
Jangan melihat jam, kalau terus dilihat, waktu semakin tidak bergerak el.  Gumam nya.
.
Gara-gara terserang flu yang parah sejak kemarin, hari ini Ia merasa tubuhnya sangat lelah. Sedari tadi Ia menahan rasa sakit di pinggangnya yang seolah akan remuk.
.
El terus mencuci, dan mencuci lagi, tumpukan gelas kotor. El bekerja di Busan Bar sejak pukul lima sore setelah pulang sekolah sampai pukul dua belas malam. Di bar ini Ia bertugas menyajikan makanan dan mencuci piring.
.
"Tolong yang ini juga, ya"
"Iya" el bergumam kesal.
.
El telah menyelesaikan setengah cuciannya dan hendak mengistirahatkan sejenak pinggangnya yang terasa sakit. Namun, pegawai lain datang dengan membawa nampan yang penuh gelas membuatnya menghela napas panjang.
.
"Antarkam makanan ini terlebih dahulu pada meja no.5, disamping sana." Ucap seniornya. El pun mengusap keringat nya sekejap.
.
Dengan perlahan El membawa sebuah nampan dan berjalan perlahan agar minuman di nampan nya tidak terjatuh.
.
Setelah sampai di meja no.5, Ia meletakan pesanan makanan dan minuman diatas meja.
.
"Selamat menikmati." El pun berbalik..
.
Tapi seketika itu... seseorang memanggil namanya..
.
"El? Bukankah... kau El?" Seorang wanita muda..
.
"..." El seketika terdiam, apa Ia mengenali suaranya.. saat El berbalik dan memalingkan wajahnya.
.
Seorang wanita muda duduk bersama seorang pria yang jelas El mengenalinya..
.
"Bukankah kau itu... anak perdana  mentri? Dan... bukankah seorang korupsi??? Lalu apa yang kau lakukan disini?.." wanita itu berdecak ringan, memandang rendah wanita dihadapannya.
.
El mengeramkan lengannya, kalau bukan Ia membutuhkan uang, mungkin Ia akan memukul wajahnya.
.
Sebelum El kembali berbalik dan berjalan meninggalkannya, El sedikit melirik seorang pria yang duduk bersama wanita ini.
.
El tersenyum getir dan mendengus tak peduli lalu berbalik cepat.
.
Tiba-tiba pria itu menarik lengan El dari arah belakang.
.
"El!" Pria itu memutar tubuh mungil el hingga kini mereka berdua berhadapan..

"Kenapa? Bukankah harus nya kau pergi dan menahan malu?" Tatapan El berubah sinis saat menatap kedua pasang mata pria ini...
.

"Kenapa? Bukankah harus nya kau pergi dan menahan malu?" Tatapan El berubah sinis saat menatap kedua pasang mata pria ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

The EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang