Part 3

438 16 0
                                    

Part 3
.
Entah kemana arah yang akan dituju, tanpa arah dan tujuan El menaiki sebuah bus yang sedang berhenti. El hanya menunduk dan berjalan malu.
.
Kemanapun asal bukan Seoul. Gumannya.
.
El duduk di samping kaca bus, kegelapan dimalam hari membuat dirinya sedikit tenang. Percobaan bunuh diri yang gagal.
.
Mungkin esok aku akan mengulanginya lagi. Pekiknya dan memejamkan mata..
.
---
.
Sinar matahari membuat matanya silau, El mengerjapkan matanya berkali-kali.
.
"Dimana ini?" Semua penumpang bus sudah kosong. El pun berdiri dan berjalan masih memakai pakaian seragam sekolahnya. Ia meminta sopir untuk menghentikan nya di pemberhentian bus selanjutnya.
.
"Tolong berhenti!" El dengan cepat berlari menuruni bus. Ia melihat ke sekitar, ini bukan seoul. El menoleh kanan dan kiri.
.
Tapi sekita, El merasakan perut nya benar-benar perih. El berhenti sekejap, Ia memegang perutnya..
.
"Perih.. aku harus makan sesuatu..." El melemah, Ia melihat toko di sebrang sana. Ia pikir ia akan membeli semangkuk ramyun untuk membuat perutnya aman.
.
El pun memutuskan pergi ke sebuah toko, Ia memilih 2 mangkuk ramyun instan dua botol soda dan beberapa snack. Saat Ia akan membayarnya menggunakan kartu debit miliknya.
.
"Maaf apa ada kartu yang lain?"
"Maksudmu??" El menyipitkan matanya.
"Maaf kartu debit yang ini sudah dinonaktifkan, apa ada debit yang lain?"
.
El dengan cepat membuka dompet nya. Sial. Ini adalah hal pertama dalam hidupnya.
.
Ini memalukan.
.
"Tolong coba yang ini." El memberikan kartu debit miliknya lagi.
"Maaf yang ini juga sudah diblokir." Ucap casier dan kembali memberikan kartu nya kembali.
.
El mengepal lengan nya dan menunduk, dengan cepat El berlari keluar.
.
"Ini memalukan?! Kenapa seperti ini?!! Semua kartu debit ku dinonaktifkan?!!! AYAH BENAR-BENAR JAHAT!"
.
Dengan kesal El membuang dompet dan semua isinya kedalam tempat sampah samping toko.
.
Dan kembali berjalan tanpa tujuan.
.
Seharunya tadi aku membeli makanan ringan yang murah. Ah, aku benar-benar seperti gelandangan sekarang.
.
El menunduk dan merenung sambil berjalan.
.
Aku masih bisa menghisap jariku, hingga aku mati karena kelaparan. Toh, aku juga tak punya uang.
.
Semakin jauh El berjalan masuk kedalam pemukiman desa, semakin El merasakan perut nya semakin perih, El semakin lemas. Tubuhnya lengket dan Ia butuh air untuk mandi.
.
El tidak terbiasa seperti ini.
.
Saat El berjalan dan melangkah, Ia melewati sebuah rumah traditional khas korea selatan.
.
- 1 Kamar disewakan untuk pelajar. Air listrik dan makan free.
Syarat : bersedia mencuci pakaian pemilik rumah dan membersihkan seiisi rumah. -
.
"Geratis? Apa aku tidak salah membacanya???" El mulai tersenyum. Wajahnya sedikit bercahaya.
.
TOK TOK TOK.
.
"Permisi. Permisi!! Haloo?" El sedikit berteriak, dengan pakaian pelajar pasti orang pemilik rumah mempercayainya.
.
Tidak ada jawaban.
.
"Aish.. apa pemilik rumah sedang tidak ada dirumah? Anyio. Aku tidak boleh menyerah! Permisi!! Halooo..." El kembali mengetuk-ngetuk pintu rumah.
.
Sial masih belum ada jawaban.
.
"Ya!!! Jika kau benar-benar serius menyewakan 1 kamar maka bukalah pintunya!!!" El kembali berteriak. Saat Ia akan kembali mengetuk kembali.
.
Tiba-tiba..
.
Pintu pun terbuka, seorang laki-laki berdiri dan membuka sedikit celah pintu. Wajah laki-laki ini begitu sangat datar.
.
"Mmm..." El sedikit kaget. Tidak seperti tadi Ia menggebu-gebu, tapi sekarang El hanya diam menahan malu.
.
"Ada apa?" Ucap laki-laki ini.
.
"Itu.. mmm.. itu.." El sangat malu untuk mengatakan kalau Ia mau menawarkan diri untuk menyewakan kamar di rumah ini.
.
Telunjuk nya hanya menunjuk kertas yang tertempel di pintu.
.
"Ya? Itu kenapa?" Ucap laki-laki ini..
.
"Itu maksudku, aku.. mau.." saat El akan menunjuk kertas nya.
.
"Oh, mohon baca sekali lagi, itu hanya untuk pelajar laki-lakim"
.
BRUK. Pintu pun kembali di tutup. Sial. El benar-benar kesal. Perut nya kembali perih, el kelaparan.
.
Benar kata pria tadi, dibawah tertuliskan hanya untuk pelajar laki-laki. El tidak membacanya.
.
Tapi dimana lagi el bisa menemukan tempat tinggal untuk sementara waktu secara geratis? El kembali mengetuk pintunya.
.
"Permisi.. yaaa aku mohon buka pintunya. Aku akan melakukan apapun asal aku dapat tempat tinggal. Aku mo...
.
Pintu pun kembali terbuka. Wajah pria itu kembali muncul.
.
"Kau tidak bisa membaca disana? Bukankah sudah jelas penyewaan kamar disini hanya untuk pelajar laki-laki dan bukan pelajar wanita." Laki-laki ini mengambil kertas yang menempel di pintu rumahnya.
.
"Tapi, aku akan melakukan apapun! Aku mohon!"
.
"Jika aku bilang tidak ya tidak!" Saat laki-laki ini kembali akan menutup pintu, El pun menahan dengan jarinya.
.
"Keluarkan jari mu atau jarimu akan terputus?"
.
"Aku mohon.. tolong aku."
"Tidak ini hanya untuk laki-laki!" Ucap laki-laki ini sambil menarik pintu dan akan menutupnya.
.
"Tapi... A.. ku... benar-benar la...par.."
.
TBC


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang