Sebenarnya sangat senang di dukung teman sekelas di pasangkan bersama prince sekolah. Tapi apakah kau pernah merasa tidak pantas untuk seseorang? Dan aku sekarang merasa seperti itu.
Waktu terus berjalan hingga hari pembagian rapor, di mana hari tersebut di tentukannya kita naik atau tidakkah kita ke tingkat yang lebih tinggi. Aku lumayan tenang karena merasa tidak pernah bolos atau melanggar peraturan sekolah maupun kelas. Saat aku memasuki kelas semuanya terkikik gemas melihat berpakaian santai namun menggemaskan, "Jeongin!" aku tertunduk malu.
Saat di mana namaku di panggil, jantungku kembali berdetak cepat. Berharap dapat memasuki top 5. Oh iya, saat itu teman dari ayahku yang mewakili untuk mengambil rapor ku. Tentu saja ayah tidak bisa.
Ku lihat rank 8 yang sebelumnya berada di urutan 7 di sudut rapor ku. Sedikit kecewa, namun bersyukur karena masih memasuki top 10. Urutan ke-7 di duduki oleh Hwang Hyunjin.
Mungkin aku harus berusaha lebih.
"Om, terima kasih sudah jadi wakil ku hari ini" ucapku dengan hati-hati.
Ia tersenyum, mengacak pelan rambutku. Kemudian berucap, "Tidak apa-apa, nak"
Aku juga tidak apa-apa. Toh, ayah juga tidak akan peduli.
﹌﹌﹌﹌﹌
Hari pertama ku di tingkat kedua menengah atas biasa saja. Aku masih sendiri meski chairmate ku masih menemani. Jisung baik, dia selalu bercerita kepadaku menyampaikan keluh kesahnya baik itu cerita saat menengah pertama, teman dahulunya, masalah keluarganya, dan tentang kisah cintanya.
Dia jujur jika ia bukan pendengar yang baik. Aku maklum. Pernah sekali aku ingin bercerita tentang masalahku, tapi Jisung tidak mendengarkanku.
"Sung, aku capek dengan keluargaku. Kenapa ya cobaan aku nggak pernah berhenti?" Jisung terus fokus ke handphone-nya. Tidak tahu itu di sengaja atau memang dia tidak dengar. Tetapi yang pasti aku tidak akan bercerita lagi ke siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] the truth untold.
Short Story[1/2] ❝I can't show you a run-down part of myself, I wear a mask again and go to see you... ..But I still want you❞ bxb, hyunjeong. end; 15 march, 2019.