Aomine Daiki

722 59 2
                                    

Pasrah.

Aomine menatap aliran sungai di tepi jembatan, menopang dagunya, memegang sebuah botol minuman sambil melamunkan sesuatu---entah apa yang ia lamunkan. Irisnya terlihat redup sama seperti sebelum ia mengatakan 'yang bisa mengalahkanku hanyalah aku seorang'.

Memori kembali terputar, menyesali segala perbuatannya yang dulu. Sekarang, gadis yang ia sukai akan menikah dengan temannya sendiri, seseorang bersurai pirang yang sangat terkenal di kalangan para gadis. Ya, Kise Ryouta.

"Aomine-kun, pergilah latihan! Tidak baik kalau bersantai terus menerus."

"Huh, kau ini sama saja seperti Satsuki. Lagian dari kemarin, kenapa kau selalu saja mengomel sih?"

"Itu karena ... aku menyukaimu," gumam gadis itu. Aomine mengerjapkan matanya, berpikir kalau ia salah dengar.

Helaan nafas kembali keluar, tanpa sadar, botol yang ia pegang jatuh ke sungai. Aomine tersentak ketika botolnya jatuh. Ia pun berniat untuk mengambilnya, namun sebelum itu ...

Byur!

"Gah! ... Oi! Siapa yang mendorongku?!"

Aomine tercebur ke dalam sungai. Ia menengadah, mencoba untuk mencari sang pelaku yang telah membuatnya basah kuyup.

Disana, kau memasang senyum manis dan polos. Decihan keluar dari mulut Aomine, "Sini kau teme, kau yang mendorongku kan?!"

Mendengar kata kasar yang keluar dari mulutnya, tak membuat senyum manis di wajahmu luntur. Malahan, kau tertawa terbahak-bahak.

"Gomen gomen ossan. Daritadi kuperhatikan kau seperti tidak mempunyai semangat hidup. Jadi saat kakimu naik di salah satu besi jembatan, kupikir kau mau bunuh diri," jelasmu acuh, masih dengan nada tawa.

Gadis ini, kurang ajar, batin Aomine kesal karena dipanggil ossan dan dituduh ingin bunuh diri seenaknya oleh dirimu.

Kau pun berjalan ke tepi sungai lalu membantu Aomine. Aomine menerima uluran tanganmu walau dengan ogah-ogahan. Kalian berdua pun duduk di tepi sungai, lalu baju Aomine dikeringkan di atas rumput.

"Untung kau perempuan, kalau tidak sudah kuhajar kau. Cih, mendokusei ...." Aomine menggaruk tengkuknya malas lalu membaringkan badannya di atas rumput.

Kau hanya terkekeh mendengarnya, "Maaf, maaf, aku hanya kesal karena Nii-chan ku sudah punya pacar jadi aku mencari korban baru."

"...."

Aomine menanggapi perkataanmu dengan lirikan malas. Tiba-tiba kau mendapatkan ilham entah darimana.

"Hei, boleh aku minta tolong?"

"Tidak."

Alismu berkerut ketika mendengar jawaban singkatnya, "Oh ya kita belum berkenalan. Midorima [Name] desu, yoroshiku."

"Midorima?" Mata Aomine yang awalnya tertutup langsung membuka.

"Ha'i. Hm, jadi ... aku mau minta tolong. Jadilah pacar bohonganku untuk sementara, ini hanya dalam rangka membuat Shin-nii cemburu ahahaha!"

Aomine sweatdrop, tidak menyangka kalau ia bertemu dengan adik Midorima yang ternyata sifatnya hampir sama seperti Takao.

The Scenarios ⇢Kiseki no Sedai × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang