Murasakibara Atsushi

281 44 2
                                    

Cemburu.

Pria bersurai ungu yang tak lain adalah suamimu itu tengah ngambek padamu. Pasalnya sedari tadi kau mengacuhkannya karena sibuk mengobrol dengan sahabatmu di telepon.

Snack tak mempan untuk mengembalikan mood-nya. Kau bingung.

"[Name]-chin ...."

"S-sebentar yah Atsushi-kun." Kau mencoba untuk mengabaikan panggilan dari Murasakibara.

"Moshi-moshi, tadi kau bilang apa?"

"Ku bilang ... Seijuuro membatalkan pertunanganku dengannya! Bagaimana ini [Name]?! Janji masa kecil kami rusak ...."

Sahabatmu yang merupakan tunangan---maksudnya mantan tunangan dari Akashi Seijuuro tengah menggerutu. Tidak. Ia tidak menangis sama seperti gadis lain dan kau tau akan hal itu.

"Mau bagaimana lagi? Kalau pertunangannya batal, berusahalah untuk membuatnya menyukaimu," balasmu.

"Hei, [Name]-chin~"

"Kalau aku berusaha untuk membuatnya menyukaiku, nanti hubungan Akashi akan rusak dan ia akan membenciku."

"Oh aku lupa, Akashi punya pacar ya." Kau masih sibuk dengan cara agar sahabatmu tidak sedih dan bisa mendapatkan Akashi dengan cara yang murni---walau sepertinya itu tidak mungkin.

Murasakibara yang diabaikan memasang wajah cemberut. Lantas ia mengambil handphone yang berada di tanganmu lalu menghancurkannya. Kemudian ia pergi ke kamar.

Yah, begitulah ceritanya. Soal handphone sih tidak masalah, mengingat pekerjaanmu yang upahnya terbilang sangat besar. Tapi, mengembalikan mood Murasakibara yang susah. Biasanya cukup dengan snack atau cemilan, maka mood-nya akan kembali normal.

Kali ini berbeda. Kau takut kalau Murasakibara akan mengabaikanmu sampai seterusnya.

"Atsushi-kun, hei ...."

"...."

Tidak ada respon sama sekali darinya. Kau mencoba mencari cara agar perhatian Murasakibara terfokuskan padamu. "Atsushi-kun! Gomennasai ...."

Kau berulang kali meminta maaf tetapi tidak digubris oleh Murasakibara. Selama 30 menit itu, kau mencoba membujuknya dan meminta maaf. Namun nihil, tidak ada hasil.

Sampai irismu berkaca-kaca dan tanpa sadar air matamu keluar, "Atsushi-kun ... hiks. Aku minta maaf ... hiks."

"[N-name]-chin?"

Kau pun menangis. Murasakibara kaget lalu mengelus kepalamu. Ia merasa bersalah karena sudah membuatmu menangis, walau ia tau ia mendiamkanmu karena kau yang mengabaikannya.

"Maaf, aku akan tidak mengabaikanmu lagi hiks. Tadi, aku hanya mencoba untuk membantu sahabatku ...."

"Uhn, seharusnya aku yang minta maaf karena memaksamu .... Aku benci kalau diabaikan, tetapi ... aku lebih benci kalau melihat [Name]-chin yang menangis."

Setelah kau menangis, Atsushi menarik tanganmu menuju dapur. Memperlihatkan sebuah cake dimana di atasnya digambarkan wajahmu dengan krim.

"Tadi aku mau menunjukkan ini pada [Name]-chin."

"Wah, maaf merepotkanmu. Arigatou Atsushi-kun."

Murasakibara tersenyum. Dan sepertinya rasa marah serta suasana tak mengenakkan tadi telah digantikan dengan rasa cake yang tengah kalian berdua makan.

The Scenarios ⇢Kiseki no Sedai × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang