Yuqi mengusap wajahnya kasar sambil menatap layar ponselnya dengan penuh amarah
"Masih gak diangkat?" Tanya Arin yang ada disamping Yuqi
Yuqi menggeleng dan sekali lagi ia menekan nomor yang hendak dia hubungi, nomor telfon changbin.
"Gila gak sih? Hilang gitu aja selama 2 minggu!" Kesal Yuqi
Arin tersenyum miring, sebenarnya dia juga tidak tau apa yang harus ia lakukan atau katakan
Changbin seolah menjauhi mereka yang notabenenya adalah rekan bisnis selama kurang lebih dua minggu ini. Jujur, arin merindukan wajah changbin
"Oh,hallo changbin"
Telepon yuqi tersambung dengan changbin yang ada diseberang entah dimana itu membuat arin menegakkan badannya setelah tadi ia bersandar malas
"Eh eh kok mati sih, lah anjirr" Umpat Yuqi, ia lalu melemparkan ponselnya ke sembarang arah
"Aneh banget tau ga! Tadi dia sempet angkat eh malah dimatiin" Yuqi melampiaskan amarahnya dengan cara berbicara semaunya
"Apa kita kerumahnya aja?" Usul Arin
Yuqi malah tertawa, "Are you crazy? Gue gak mau diusir untuk kesekian kalinya ya rin" Tolak Yuqi
"Yaudah sih kalo gak mau"
Diam cukup lama sebeluk yuqi tiba-tiba berdiri dengan senyum licik terukir diwajahnya
"Rin, kita ke papa gue yuk. Ada yang mau gue omongin" Yuqi menarik tangan Arin agar mengikuti langkahnya
"Apa sihh?" Protes arin
"Udah diem aja, ini menguntungkan buat kita tau" Akhirnya Arin memilih diam dan mengikuti tarikkan tangan Yuqi
●●
"Kok dimatiin sih bin? Sapa tau dia mau ngomongin hal penting"
Chaeyoung bingung melihat changbin yang mematikkan panggilan dari Yuqi tanpa berbicara sepatah katapun, padahal sebelumnya Chaeyoung sempat mengangkat panggilan itu
"Gak penting chae, dia cuma modus mau deket sama aku" Jawab Changbin dingin
Changbin tidak lupa akan hubungannya dan yuqi, Yuqi masih tetap sahabatnya hanya ia menganggap Yuqi sekarang sedang dirasuki hal buruk dan jadi seperti itu
"Tapi kan dia bahas tentang proyek kalian bin" Chaeyoung masih kekeuh dengan pendapatnya
"Son Chaeyoung, kamu gak cemburu apa mereka deket-deket aku? Hm?" Tanya Changbin dengan nada yang sangat lembut untuk ukuran changbin
Chaeyoung menghela nafasnya. "Ya cemburu bin tapi kan ... "
"Tapi kan?"
"Tapi kan kalian sering ketemu gitu kan karena kalian ada proyek bareng, dan hasil dari proyek itu juga kan buat kita bin. Coba deh pikir"
Iya, Chaeyoung benar. Bagaimanapun changbin risih ketika berhadapan dengan yuqi dan arin, proyek itu dan hasilnya juga akan berguna bagi keluarga kecilnya kelak
Kini giliran changbin yang menghela nafas namun ia tersenyum setelah itu. "Chaeyoung ku emang paling best lah" Puji Changbin
Ponsel changbin kembali berbunyi dan layarnya menampilkan nama Yuqi. Changbin menatap chaeyoung untuk meminta persetujuan dan diangguki oleh chaeyoung
KAMU SEDANG MEMBACA
Di jodohin✔
FanficPerjalanan cinta si kucing dan tikus yang dijodohin (Belum revisi jadi masih banyak typo)