Job

7.7K 781 7
                                    

"Aku seorang penghibur"

_____

Sudah Sebulan sejak Jimin menempati apartemen mewah pemberian dari sahabatnya, ah tidak pemberian, lebih tepatnya pinjaman. Untuk membayar apartemen ini pastilah sangat mahal, ditambah lagi Momo juga membayarkan biaya kuliah Jimin.

"huft.. mengapa susah sekali mencari pekerjaan yang gajinya besar." Jimin menghempaskan tubuhnya di sofa panjang. Ia baru pulang dari mencari pekerjaan.

Sepulang dari kuliah siang tadi, ia langsung mencari pekerjaan. Jimin ingin bekerja di kantor, tapi mereka tidak menerima Jimin dengan alasan sertifikat yang di miliki hanya sampai sekolah menengah, padahal Jimin sudah dapat melakukan semua itu, Jimin anak yang pandai.

Karena sudah semua kantor di seoul sudah di tanya, menurutnya, ia pasrah dan akan mencoba melamar di cafe atau minimarket, lagipula kalau dipikir lagi ia harus kuliah juga, tidak mungkin si kantor, 'hah bodoh, kenapa baru terpikir.' pikirnya sambil menghembuskan nafas panjang.

"hei Jim~" seorang wanita cantik masuk ke dalam apartemen jimin, ia sahabatnya Jimin sudah tau password apartemen ini, jadi ia bebas mengunjungi sahabatnya itu.

"oh Momo.. ada apa?" Jimin duduk dengan memijat keningnya yang sedikit pusing.

"ayo makan malam bersamaku. Kita ke cafe depan seperti biasa." ajak Momo

"eung... a-aku tidak lapar." jimin beralasan, sebenarnya ia tak enak dengan momo yang setiap harinya membelikan makanan, Jimin sudah sangat frustasi dengan pinjaman rumah dan biaya kuliahnya, ia takut jika makanannya termasuk pinjaman, siapa tau kan?

"aish, aku tau kau lelah Jimin, jangan menolakku, aku memberimu makan gratis kok, ga perlu mengembalikan." jawab Momo mengerti apa yang di pikirkan sahabatnya itu.

"entahlah.. aku merasa tak enak.." jimin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"hmm yasudah, gaperlu makan sampai kau dapat pekerjaan, gimana? kalo gitu aku pulang dan makan sendiri, sepertinya kau akan kenyang selama berhari hari.." ucap Momo sedikit menyindir, lalu ia berdiri dan akan beranjak dari apartemen itu.

"nngg, t-tunggu mo.." tahan Jimin sambil memegang perutnya yang memang sangat lapar.
"a-aku lapar hehe"

"ck.. dasar.. makanya jangan sok menolak Jim haha." Momo menarik tangan sahabatnya, tapi Jimin menariknya.

"aku sangat kotor Mo, aku akan mandi dulu ya hehe." Jimin berdiri dan segera ke kamar mandi.

"cih, walau belum mandi tapi kamu tetep cantik Jim haha." ucap Momo dengan volume yang agak dikeraskan.

"HEI AKU COWOK TAU!!" teriak Jimin dari kamar mandi, diikuti tawa sahabatnya yang menggema di ruangan yang belum sepenuhnya terisi barang.

_____

Suasana nyaman dan sedikit ramai ditambah pemandangan kota yang indah kini menemani sepasang sahabat yang tengah menikmati makan malamnya di sebuah cafe didepan gedung apartemen mereka.

Sudah menjadi langganan kedua anak ini jikalau mereka malas memasak untuk mengisi perut.

"mmm bagaimana kalau aku melamar disini saja ya mo?" cetus lelaki yang memiliki badan kecil itu.

"jimin, bekerja di cafe atau minimarket bayarannya sangat sedikit, apalagi part time, dan kau pasti tak akan cukup tidur dan belajar." jawab yang lebih tua sambil sesekali menyuap makanan ke dalam mulutnya, "Jimin, apakah kau tidak mau menerima tawaranku untuk bekerja di mm perusahaanku?" ajak Momo yang sudah terhitung lebih dari 10kali mulai dari kepindahan Jimin.

"aku tidak tau apa pekerjaanmu Mo, kau hanya bilang kau penghibur, aku tak tau pekerjaan yang seperti apa itu. " Jawab Jimin yang tengah memainkan makanannya. 'Apakah seorang penyanyi, model, idol, atau ....'

Momo mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, di genggamnya tangan sahabatnya itu.
"Jimin, kau pasti bisa melakukan ini, lagipula pekerjaanku tidaklah sulit, dan lebih bagusnya gajinya lumayan besar. Bosku juga sangat baik, dia pasti akan menerimamu. Percayalah.." Perempuan itu menyunggingkan senyuman indahnya.

"hmm entah lah Mo, aku ragu." Jimin mulai menyuap makanannya yang sedari tadi di buat mainan.

"hmm, ikut saja denganku besok Jim, kalau kau tidak suka kau boleh mencari pekerjaan lain."

Jimin membalas dengan anggukan, merekapun melanjutkan makan malam mereka dengan khidmad.

_____

Pagi ini Jimin libur kuliah, sesuai permintaan sahabatnya malam tadi, ia akan menemui bos nya di tempat ia bekerja.

Jimin masih ragu, ia telah berpikir semalaman, ia sekarang yakin pekerjaan apa yang di geluti sahabatnya itu.

Bekerja yang tak butuh banyak tenaga dan waktu, dengan bayaran yang banyak, dan juga, paras sahabatnya itu bisa dibilang sangat seksi.

Terdengar suara orang memencet passcode dari luar, dan sesosok wanita masuk kedalam, membuyarkan lamunan Jimin.

"hai Jim, kau siap?" perempuan itu menyapa Jimin, dan lelaki itu melihat dengan cermat penampilan sahabatnya, 'sudah jelas' pikir Jimin.

"mm Jim? kenapa kau melihatku seperti itu?" perempuan itu nampak mengoreksi diri sendiri, apakah ada yang aneh pikir perempuan itu.

"ah tidak.." Jimin berdiri
"aku tau apa pekerjaanmu sekarang Mo, kau jawablah jujur, okay?" tanya Jimin mulai mengintrogasi sahabatnya itu.

Tampaknya wanita ini sedang panik, untuk apa dia panik? lalu dengan ragu ia mengangguk.

"apakah benar, pekerjaanmu adalah, menghibur para lelaki? kau pekerja seks kan?"

____________to Be Continued___________

yea update tanpa ada yang baca /isokay

Happy birthday uri Jiminie, maafkan kami yang selalu menistaimu/? :')

and get well soon, masa abis JK giliran kamu min :'))) sedih akutu

vote dan comment ya

i purple you~ 💜

High Class [Kookmin / Jikook] {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang