I'LL BE THERE FOR YOU

5.6K 504 67
                                    

Seokjin memutuskan untuk memberhentikan sementara aktivitas Jimin. Dalam artian untuk sementara waktu Jimin tidak akan menerima pelanggan. Ia diliburkan. Jimin sendiri tak yakin apakah ini merupakan keputusan yang tepat untuknya.

Ia berpikir bahwa dengan bekerja dirinya bisa melupakan sosok mantan kekasih yang sudah meninggalkannya dan melarikan diri ke negeri Cina. Akan tetapi berlibur juga tidak buruk. Karena Jungkook menawarinya pergi ke Jepang bersama.

Entahlah apakah Jimin sudah memaafkan Jungkook? Ia belum tahu, tetapi yang pasti dirinya tak ragu saat Jungkook mengajaknya liburan bersama. Termasuk tidak menolak saat lengan Jungkook perlahan merangkulnya agar kepalanya bisa bersandar pada pundak yang mengajaknya liburan dengan menaiki jet pribadi karena dirinya setengah mengantuk setelah beberapa menit lepas landas.

“Aku akan membangunkanmu jika kita sudah sampai.” Jungkook menyisir surai Jimin membuat sang empu menggumam pelan dan akhirnya masuk ke dalam alam mimpi.

Wajah Jimin yang tertidur pulas seperti ini membuat dada Jungkook menghangat. Apalagi jemari mungil sang laki-laki menggenggam kaosnya dan hal tersebut tampak imut di mata orang yang tidak berani bergerak sedetikpun bahkan untuk meraih segelas air di depannya agar sosok yang tertidur tidak terganngu.
Sama seperti hari setelah dirinya dan Jimin melakukan seks. Jungkook begitu betah memperhatikan wajah teduh yang Jimin miliki. Atau karena Jimin yang sekarang ia perhatikan berbeda dari awal mereka bertemu?

Dulu Jungkook memandang pekerja di tempat prostitusi sebagai pemuas nafsunya saja, termasuk Jimin. Tetapi orang yang memiliki bibir plump di dalam dekapannya sekarang bukan lagi sosok seperti itu, Jungkook memandang berbeda.

Aku berharap bisa melihat wajah ini setiap aku bangun dan sebelum aku terlelap.

Lagi. Jungkook terheran-heran akan dirinya, bagaimana ia memiliki keinginan seperti itu pada sosok Jimin. Ia menyangka dirinya berbuat baik pada Jimin hanya sekedar agar dirinya dimaafkan. Sepertinya Jungkook mulai sadar dirinya menginginkan sesuatu yang lain. Sebuah hubungan mungkin? Tetapi bagaimana dengan Jimin?

***

“Jimin kita sudah sampai. Kita sudah berada di Jepang.” Jungkook mengguncang pelan tubuh mungil yang menggeliat karena dibangunkan dan spontan menguap, mulutnya terbuka cukup lebar.

“Hoooaaammm”

Jungkook terkekeh melihat eskpresi wajah Jimin setelah bangun.

Jimin langsung duduk tegak lurus saat menyadari situasi di sekitarnya. Pesawat yang mereka naiki telah mendarat. Ia bisa melihat jelas pemandangan bandara dari jendela di sampingnya. “Kita sudah sampai?” Laki-laki yang baru saja terbangun itu bertanya walau sudah mengetahui kebenarannya, berkali-kali mengucek matanya dan kembali melihat ke luar jendela.

“Bahkan sudah sampai sejak setengah jam yang lalu,” sahut Jungkook.

Jimin mendelik dan langsung menatap lelaki di sampingnya. “Kenapa tidak membangunkanku?”

Jungkook menggeleng dan membuat kening Jimin berkerut. “Mana tega aku membangunkan seseorang yang begitu nyaman tertidur hingga mulutnya terus terbuka selama perjalanan.”

Sontak Jimin memukul lengan Jungkook. Tetapi tidak dengan sekuat tenaga. “Aku tidak pernah tidur dengan mulut terbuka!”

Jungkook berdecak dengan memasang raut kesal dan menyunggingkan alis sebelahnya, sengaja menggoda Jimin. ”seharusnya kurekam tadi, sekalian dengan efek suara dengkuran halus yang keluar teratur. Seperti ini” Belum juga dirinya pura-pura mempraktekan bagaimana gaya seseorang yang tidur sambil mengorok namun mulutnya ditutup oleh Jimin.

High Class [Kookmin / Jikook] {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang