DUA

1.2K 85 23
                                    

***Happy Reading Gengs***

Haiii... semua... ii kambek, hehe... ada yang kangen sama cerita ini? Kalau kangen isi bintangnya dong...

Ya ampuuuu... entah sudah berapa bulan cerita ini ngangur? Lebih kurang tiga bulanan ada kali yaaa.... wow lama banget. Maaf ya... kesibukan ii makin padat merayap nih, sekarang udah mulai ngerack bumbu-bumbu skripsi... oalaaah... doain supaya lancar ya... aamiin. Oke deh, udahan dulu curhatnya. Lansung aja... cus...

Maaf Typo masih melajalela di dunia BAEKANNA.

***Guppy_Rh2018***

Hari ini gue membuntuti suami gue. Sesuai dengan yang dia rencanakan, dia bakalan pergi ke rumah sakit untuk konsultasi masalah syndrom kemarin yang dibicarakan pada Pak Chanyeol. Ini kesempatan bagus, gue gak boleh menyia-nyiakannya.

Suami gue memasuki gedung bercat putih berlantai tiga itu dengan terburu-buru. Gue mengekor di belakangnya, berjalan senormal mungkin untuk menekankecurigaan orang-orang di sekitar gue. Gue harap suami gue tidak curiga bahwa dia sedang dibuntuti.

Semalam setelah memastikan bahwa suami gue sudah tidur dengan terlelang di samping gue, gue buru-buru menyambnagi mbah google untuk mencari tahu tentang syndrom Cinderella complexs, Peter Pan, dan kidult yang suami gue singgung-singgnung.

Gue deg-degan banget begitu om google menawarkan berbagai pilihan artikel pada gue mengenai ketiganya. Gue pun memilih judul secara acak dan langsung membacanya. Dari banyak artikel yang gue baca, gue bisa menarik satu kesimpulan bahwa ketiganya adalah ganguan psikologis di mana si penderita masih bersikap manja dan kekanakan meski sudah dewasa. Khas gue banget kalau dipikir-pikir.

Semalaman gue berspekulasi mengenai sindrom mana yang mungkin gue derita. Gue berfikir kalau pun benar gue mengidap salah satunya, kemugkinan besar itu adalah Cinderella complexs. Ciri-ciri gejalanya sangat mendekati perilaku dan kebiasaan gue selama ini, manja, selalu ingin dilindungi, selalu dilanda ketakutan atau keparnoan, dan juga tidak percaya diri. Ya gue selalu merasa tidak pantas menjadi pendamping suami gue karena segelintir orang-orang ah tidak lumayan banyak orang-orang di kampus yang memandang gue dengan pandangan menilai bahkan merendahkan.

Jika orang-orang sudah melayangkan pandangan seperti itu pada gue, gue selalu merasa kecil dibandingkan dengan suami gue hingga akhirya gue merasa tidak pantas untuk menyandang gelar Nyonya Byun. Meskipun suami gue selalu menasehati gue untuk tidak memikirkan pandangan orang-orang terhadap gue tapi tetap saja, gue adalah tipe orang yang menganggap penting pandangan orang lain dan gue selalu ingin terlihat baik di mata mereka. Ya meski pada kenyataannya kita bukanlah dewa atau malaikat yang bisa membuat semua orang menyukai kita.

Setiap orang itu menilai sesuatu dengan kaca mata yang berbeda-beda dan menyimpan segala sesuatu dengan wadah yang berbeda-beda pula. Ada orang yang memang tidak menyukai kita tapi dia menyimpan semua perasaan itu cukup di dalam hatinya saja tanpa pernah menunjukannya langsung untuk menghargai perasaan orang yang tidak disukainya itu. Ada orang yang menyimpan perasaan sukanya itu ditunjukan secara langsung dan terang-terangan tanpa pernah memikirkan bagaimana perasaan orang yang tidak disukainya itu. Kadang kita lupa, bahwa mereka orang yang tidak kita sukai juga manusia biasa. Mereka sama, punya hati yang bisa terluka seperti kita. Dan yang lebih parah, ada orang yang menyimpan rasa tidak sukanya itu di dalam hati namun mengeluarkannya jika dibelakang orang yang tidak disukainya itu. Begitulah manusia, terlalu beragam untuk dilebur menjadi satu. Jadi menuru gue saling menghargai adalah jembatan di antara kacamata penilaian dan wadah penyimpanan itu.

Cukup cukup.... kenapa gue malah jadi so bijak seperti ini? Ah Anna... mengkritik dan menasehati orang itu emang mudah tapi saat mengkritik dan menasehati diri sendiri, lo sendiri kesusahannya udah kaya ikan badut yang berenang di darat, engap-engapan.

[DR] I STILL LOVE YOU -Hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang