1.Bintang Bulan

81 2 0
                                    

Kring....kring.... suara deringan jam weker terdengar jelas ditelinga ku. Namaku Nurbulania Khumairah anak tunggal dari pasangan Bpk Prof. DR.H. Banu wardoyo., Sp.PD dan Ibu Dr.Hj.Dewi Mulyani.Sp.RKG.

Aku berumur 16 tahun tapi rasanya seperti berumur 17 tahun.

"Astagfirullah.... Bulan ini sudah jam berapa bangunnn".ucap ibu sambil menarik selimutku.

"Ibu ini baru jam 7 yaAllah".ucapku sambil menutup tubuhku dengan selimut.

"MasyaAllah jam 7 kamu bilang?mau ibu panggilin ayah?".ucap ibu dengan nada mengancam.

"Okee okee bulan bangun".ucapku dengan mata yang mulai bengkak.

"Itukan matanya jadi bengkak...".ucapku yang sedang berdiri didepan cermin.

"Yaa terus yang salah ibu?".ucap ibu yang sedang sibuk merapikan tempat tidur ku.

"Sudah sholat subuh kamu dek?".

"Iya bu sudah".ucapku sambil berjalan ke kamar mandi.

"Anak wanitaku yaAllah".ucap ibu sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuanku.

Begitulah cara ku menikmati hidup setiap pagi dibangunkan dengan ancaman 'akan dipanggilin ayah' dan omelan singkat wanita hebat yang sangat mirip dengan wajahku.

Hari ini sabtu hari pertama libur dari full day school yang melelahkan.

Tok... suara lemparan kelereng terdengar jelas dari jendela kamarku sepertinya panggilan makhluk astral mulai terdengar pagi ini.

Aku berjalan menuju jendela dan berdiri tepat didepan jendela.
'buka jendela kamar lo!!!' Terlihat tulisan dari selembar kertas hvs yang melekat pada jendela kamar tetanggaku.

"Bintang lo alay banget de pake' acara nulis nulis gitu sekarang teknologi udah canggih lo tinggal chat gue susah banget".ucapku dengan suara yang lumayan keras dengan maksud didengar oleh bintang diseberang sana.

Oke, Bintang adalah sahabat ku dari TK, tetanggaan dari sebelum TK dan mama papanya sudah ku anggap seperti orang tuaku sendiri walau keluarga dia tak seberuntung keluargaku.

Bintang 1 tahun lebih tua dariku tapi karena dari sononya otakku encer akhirnya aku bisa sekelas dengan si bintang ini.

Kata adik kelas,kakak kelas dan bahkan sekelas ku mereka semua sepakat untuk mengategorikan bintang sebagai cowok hitz dan tampan disekolah ku, kasian yaa mereka.

walaupun sebenarnya bintang cukup tampan jika dilihat melalui sedotan es teh akang somai depan komplek.

Yappp sampai disitu dulu ya deskripsi mengenai makhluk astral yang satu ini.

"Yap maka dari itu wifi lo kenapa nggak dinyalain?kuota gue sekarat bebs wifi dirumah rusak tolonglah ,Bulan please".ucap bintang kearahku dengan raut wajah memohon.

"Alay banget sih emangnya lo butuh banget?".tanyaku kearah bintang.

"Iya mbuul butuh kalii aku, lagi vc sama veni masalahnya, eh malah mati dipertengahan vc nanggung dikit lagi jadian aku".

"Jijik jijik.... gue nggak mau wifi gue digunain buat nembak cewek unfaedah banget tau ntar kalau lo jadian, pacaran, maksiat, yang dosa gue juga dong nggak mauuu by maximal".ucapku sambil menutup rapat jendela kamarku.

***

"MasyaAllah suara si nisa' bagusssss banget bu'".ucapku sambil sesekali mengikuti alunan sholawat yang dilantunkan oleh Nisa Sabyan.

"Si nisa' anaknya pak hanum?".tanya ibu yang sedang sibuk memotong bawang.

"YaAllah ibukuu bukannn, itu ma namanya nisa' aulia yang ini namanya nisa' sabyan". Ucapku sambil menggaruk garuk kepala ku yang tidak gatal.

"Ooo sinisa' cantik".

"Iya ibukuu".

"Assalamu'alaikum ibun".terdengar suara bintang dari ruang tamu rumahku.

"Wa'alaikum salam bintang masuk nak".teriak ibu dari dapur.

"Ayah kemana bun? Kok sepi".tanya bintang sambil mengambil beberapa tahu goreng masakan ibu.

"Ayah ada seminar di Bandung jadi nginap disana udah seminggu".

"Jadi ibun ldr ni?".ucap bintang.

"Tidak sekarang ibu lpr".

Aku menatap bingung kearah bintang.

"Ibun lpr apa ya?".tanya bintang heran.

"Lpr itu lapar kurang update ya kalian".ucap ibu kearahku dan Bintang.

Aku dan bintang saling bertatapan dan tertawa mendengar perkataan ibu barusan.

"Ahaha iya ibun Bulan emang gitu kaya' orang kampung".ucap bintang sambil membantu ibu membawa masakan kemeja makan.

"Yeee ceplos aja lu tong".ucapku sambil berjalan menuju ruang keluarga.

"Begitulah si bulan kalau ibun lagi sibuk sibuknya kerja dia sibuk pula dengan gadget nya".

"Bintang ayo ikut sarapan dengan ibun".ucap ibun kembali.

"Iya ibun sebenarnya bintang pengennn banget sarapan bareng ibun tapi mama lagi masak tu dirumah bun maaf ya ibun".ucap bintang kearah ibu.

"Mmm gitu okelah mau ibun bungkusin ni tahu bulet nya?".tanya ibu kearah bintang yang sedang asik memakan tahu bulet buatan ibu.

"Wahhh ibun memang the best lah".ucap bintang sambil mengacungkan jempolnya kearah ibu.

"Ibun bintang boleh pake wifinya nggak? Wifi dirumah rusak bun baru di service".ucap bintang.

"Nggak boleh".teriak ku yang sedang serius menonton drakor.

"Iya dipake' saja kamu itu seperti orang baru saja".ucap bunda sambil menepuk kecil pundak bintang dan memberikan sepiring tahu bulat.

"Ibu bintang pake' wifi buat nembak si veni, jngan diizinin".teriak ku dari ruang keluarga.

Bintang berlari kearahku dan duduk tepat disampingku mengambil ponsel dari genggamanku.

"Bintang rese' deee film gue belum kelarr".ucap ku sambil menepuk kecil pundak bintang.

"Ayo makan ibun udah nunggu gadget mulu' lo".ucap bintang sambil menarik tanganku.

"Ntar de kalau film nya kelar".ucap ku kearah bintang yang masih terus menarikku.

Beginilah bintang hampir setiap pagi kerumahku hanya untuk memaksaku sarapan dan bungkus tahu bulet buatan ibu untuk dibawa pulang.

Jika kalian ngerasa dia aneh ya memang dia manusia teraneh yang pernah ada.

"Ibun bintang pulang dulu yaaa Assalamu'alaikum".ucap bintang sambil mencium punggung tangan ibu dan berlari membawa ponselku.

"Tuuu kannn kebiasaan deh ponselnya dibawa pulang".ucapku sambil berjalan menuju meja makan.

"Veni siapa dek?".tanya ibu kearahku.

"Itu bun veni si anak dokter ortopedi yang partnernya ayah".ucapku kearah bunda.

"Veni yang pintar itu?".tanya ibu kearahku sambil menyuapkan ku sesendok nasi goreng.

"Bintang suka sama veni?".tanya bunda lagi.

"Bunda kok kepo gitu sih ntar de bulan panggilin tu si bintangnya ibu introgasiin langsung".ucap ku kearah ibu.

Ibu hanya tersenyum kecil kearahku.
Ibuku memang seperti itu selalu ingin tahu mengenai bintang katanya bintang itu anak yang baik dan sudah ibu anggap sebagai putra sendiri.

Ibu malah lebih respek ke bintang dibanding aku ibu dan ayah lebih percaya ke bintang dibanding aku dan itu benar benar buat aku risih.

***

Assalamu'alaikum guysss ini cerita kedua ku semoga suka yaaaaa

Bintang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang