Mendung menyapa siang, langit abu abu seakan menari nari diatas sana seperti memberi isyarat jikalau hujan akan menyapa.
Aku duduk santai dengan earphone ditelingaku sesekali menyentakkan kaki mengikuti tempo musik yang terputar.
Bintang masih asik memainkan gitarnya memetik untai demi untai senar gitarnya membentuk sebuah melody yang terasa hingga ke jantung.
"Ntan lo sebenarnya suka si veni apa nggak sih?".tanyaku kearah bintang yang duduk tepat disamping kananku.
"Nggaklah".jawab bintang santai.
"Tapi loh udah ngasih harapan ke si veni".
"Gue nggak ngasih harapan".ucap bintang sambil terus memetik senar gitarnya.
"Nggak ngasih apa?orang dia udah ngarepin lo".
"Gue cuman ngajarin dia fisika doang nggak lebih".jawab bintang sambil menatapku intens.
"Santai broo gue cuman mastiin doang kok ngegas sih".
"Mastiin apaan?".tanya bintang ke arahku.
"Mastiin kalau loh emang nggak ngasih dia harapan ntan loh nggak boleh seenak jidat aja mainan cewek, hati cewek itu mudah rapuh, loh nggak takut kena karma".ucap ku kearah bintang.
"Berapa kali gue bilang gue nggak ngasih dia harapan dodoll".ucap bintang kearahku sambil mendorong kecil jidatku.
"Bintangggggg kok pke' kekerasan sih".ucapku kearah bintang dengan alis yang mengkerut.
"Maaf maaf lebay banget sih lo".ucap bintang sambil menyenggol kecil tubuhku.
"Ntan besok selasa jdi ke perpustakaan kota kan?".
"Iyap insyaAllah,".jawab bintang singkat.
"Ayah kapan balik?".tanya bintang kearahku.
"Udah balik tdi pagi kenapa?".
"Nggak nanya doang".
"Ntan mau hujan gue balik ya".ucapku sambil berdiri dari dudukku.
"Kok gitu? Loh tega ninggalin gue lan?".
"Alayluh gue mau lanjutin drakor gue nanggung tinggal 2 episode".
"Ikut dong".
"Nggak mau nggak seru nnton sama lo".ucapku sambil berlari meninggalkan bintang.
"Eh awas lu ya".
***
Siang menjelang sore udara bertiup kesana kemari membawa gorden kamarku menari nari.
Mentari semakin redup mungkin telah dikalahkan oleh mendung.
Titik air sudah mulai menghinggapi jendela kamarku memberi isyarat untuk tidak berkeliaran diluar rumah.Aku tengkurap diatas kasur empukku dengan laptop didepanku.
Beginilah rutinitas ku setiap hujan turun menonton drama drama korea yang membuat hati terbawa walaupun ibu selalu menegur ku jika fokus didepan laptop sampai berjam jam.
Jam menunjukkan pukul 6 p.m aku terlelap dengan laptop yang masih menyala didepanku.
"Allahuakbar bulannn bangun nggak baik tidur jam segini nak itu tu dri tadi bintang nungguin".ucap ibu yang sedang menyalakan lampu kamarku.
"Bulan sudah maghrib nak yaAllah kamu nggak ke mushola ngajar ngaji bintang sudah menunggu dari tdi".ucap ibu sambil mematikan laptopku.
"Astagfirullah ibuuuuu sudah adzan ya?".aku melompat turun dari kasur dengan mata sembabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Bulan
RomanceMalam tak indah tanpa hadirnya Bulan dan Bintang, Dunia tak indah tanpa hadirnya 2 sahabat si Bulan dan si Bintang yang saling melengkapi dan memahami satu sama lain