prolog☔

148 18 1
                                    

Chapter 1:
"jangan benci hujan,
Karna dibalik rintiknnya, ada pelangi yang indah."


-Raina Ayu Khairunnisa

05.45 WIB

Hujan baru saja menjatuhkan rintik terakhirnya. Meski Seorang Raina Ayu Khairunnisa sangat menyukai hujan, tapi ia sangat bersyukur karena hujan sudah berhenti. Jika belum? Bagaimana ia akan berangkat sekolah?

Kebetulan hari ini tidak ada yang mengantarnya. Ayahnya sedang pergi keluar kota untuk mengikuti acara kantor dan Bundanya juga harus ikut serta pada acara kantor Ayahnya tersebut. Saat SMP dulu Raina berangkat sekolah di antar Bundanya, atau berangkat bersama Ayahnya yang akan berangkat kerja.

"Alhamdulillah, udah berhenti nih hujannya, berangkat ah!!! Tapi sebenarnya aku suka kalau hujan, ya bagaimana lagi?" ujar Raina dengan penuh syukur.

Ia duduk di meja belajarnya dan melihat ke arah jendela yang tepat di depan meja belajarnya, dan benar saja hujan sudah benar-benar berhenti.

"Pesan grab atau naik angkot ya??? Naik angkot ajalah, siapa tau ada temennya hehe." ucap Raina lagi pada dirinya sendiri. Ia yang bertanya ia juga yang menjawab, sungguh aneh anak itu!!!

Ia bergegas keluar kamar dan menuruni tangga, tiba-tiba wanita paruh baya datang dari arah pintu dapur.

"Eh Non Rain sudah mau berangkat?" tanya wanita itu.

"Sudah, Bi. Rain pamit ya!! Assalamualaikum" ya wanita paruh baya itu adalah Bi Neneng, ia adalah orang yang membantu pekerjaan rumah Bunda Raina setiap harinya.

"Ya, Non. Wa'alaikumussalam. Hati-hati ya! Kalau hujan payungnya di pakai lho! Ingat jangan main hujan-hujanan!" Ucap Bi Neneng sambil menatap Punggung Raina yang sudah menjauh dari rumah itu.

Ternyata Raina masih mendengar dan menjawab "Iya, Bi. Siapp!!!" sambil mengacungkan satu jempolnya ke arah belakang tanpa berbalik badan.

Bi Neneng hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Raina.

Kalian tahu? Raina paling anti bilang 'iya' kalau di suruh tidak main hujan-hujanan. Bi Neneng takut kalau Raina drop lagi karena main hujan-hujanan. Kalian mengetahui nya kan? Kalau Raina sedang berjuang melawan penyakit leukemia, karena ia dulu sering menjalankan kemo terapi hingga paparan radiasi nya menyebabkan Raina terkena penyakit tersebut.

~

Raina telah sampai di sekolah barunya, Ia turun dari angkot tepat di depan gerbang utama Sekolah Menengah Atas bernamakan 'Taruna Nusantara'.

Banyak juga siswa lain yang berdatangan dari berbagai arah, ada yang masih menggunakan seragam SMP seperti Raina yang menandakan murid baru, ada juga yang sudah menggunakan seragam putih abu-abu yang berarti itu kakak Kelas mereka.

Ya, Memang murid kelas 10 alias murid baru. Tidak diperbolehkan menggunakan seragam putih abu-abu, karena mereka akan menjalani masa orientasi terlebih dahulu, jadi jika masa orientasi tersebut telah selesai, maka barulah mereka resmi menjadi pelajar SMA.

Saat Raina mulai memasuki Lapangan Utama, Raina di buat takjub sekaligus bingung oleh sekolah barunya itu, dan kondisi itupun banyak di alami oleh murid baru lainnya.

Sebabnya di sekeliling lapangan utama tersebut berdiri bangunan-bangunan kokoh yaitu gedung sekolah. Terdiri atas tiga lantai, sekolah ini cukup besar dan kelihatannya juga bersih, Raina merasa beruntung bisa masuk di sekolah ini.

Raina tampak bingung mencari sesuatu, hmmm, yap! Mading!  Disitu adalah tempat di taruhnya segala informasi dan Raina sedang mencarinya, untuk melihat namanya di tempatkan dimana kelasnya!

Mata Raina menajam melihat di sekeliling, ternyata di gedung arah timur banyak murid baru berseragam putih biru yang berkumpul. Dan ia yakini itu adalah mading!

Raina langsung berlari kecil ke arah sana, setelah mengantri sekitar lima menit, ia sampai pada barisan paling depan. Lembar demi lembar telah ia teliti, nama per nama juga sudah ia teliti, hingga pandangannya berhenti di lembar ketiga daftar nama-nama murid baru kelas X Ipa, Nah! Berarti Raina menjadi murid kelas X Ipa 3.

"Hmmm,,, kelas X Ipa 3, semoga betah disini! Aamiin" gumam Raina. Rupanya orang di sebelah Raina mendengarnya.

Setelah berhasil keluar dari kerumunan tersebut, ia merasakan ada yang menepuk pundaknya.

Raina akhirnya menoleh, ia berbalik badan, rupanya ada gadis berseragam putih biru, berperawakan kecil, tidak terlalu tinggi, tingginya tidak lebih dari Raina. Gadis itu berkulit sawo matang, wajahnya tampak sangat manis, rambutnya di kuncir kuda di belakang. Dahi Raina mengernyit, ia terlihat bingung, pasalnya ia belum pernah melihat gadis ini.

"Lo kelas X Ipa 3?" Tanya gadis itu.

"Ehh iya. Emangnya kenapa?"

"Gue juga! Bareng yuk! Nama gue Kamilia Azzahra panggil aja Ara!" ucap gadis itu, tangannya terulur seperti mengajak berjabat tangan.

"Ohh, yuk yuk bareng! Nama aku Raina Ayu Khairunnisa, panggil aja Rain atau Raina terserah kamu deh!" Raina membalas uluran tangan gadis itu. Senyumnya merekah, akhirnya ia mempunyai teman untuk mencari kelas bersama, jika ia sendiri, maka nampaklah seperti orang bingung.

"Ih lucu banget sih lo, ngomongnya Aku kamu!" Ucap Ara sambil terkekeh, ia menurunkan tangan kanannya setelah berjabat tangan dengan Raina selama beberapa detik, Raina juga melakukan hal yang sama.

"Hehe, iya aku ga bisa ngomong 
gue-lo, apalagi sama cewek, sama cowok aja gak bisa." Ucap Raina menanggapi.

"Yaudah, gue ngajak ngomong lo,
gue-lo aja ya, soalnya gue udah kebiasaan, kalo lo ke gue terserah lo, enak lo aja gimana."

"Oh iya yaudah, ke kelas yuk 20 menit lagi upacara pembukaan." ujar Raina sambil melirik ke arah jam yang menunjukkan jam 06.40, ternyata waktu untuk menempuh perjalanan dari rumah Raina ke sekolah dan waktu selama Raina seperti orang linglung saat mencari mading cukup lama.

~

Raina dan Ara segera jalan beriringan menuju meja Osis, untuk mengambil name tag dan menanyakan letak kelas.

Setelah sampai Raina segera menegur osis yang duduk di bangku belakang meja Osis tersebut, tapi Osis itu mengahadap ke samping, ia terlihat sedang mengobrol dengan temannya yang berdiri di sampingnya.

"Kak..." tegur Raina

"Ehh iya ada yang bisa saya--" Osis itu segera menengok ke sumber suara dan ucapannya terpotong.

"Lohh??" ucap Raina dan Osis itu berbarengan.

Rain(a)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang