Kini Raina dan Ara telah sampai di lapangan utama. Mereka sedang mencari barisan kelasnya, dan akhirnya ketemu, barisan kelasnya ada di sebelah timur. Mereka berdiri paling belakang, karena mereka datang setelah barisan rapi.
"Ra kamu depan."
"Gue?"
"Iya cepetan."
Kemudian Raina menyadari jika ada orang di belakangnya. Ya, itu adalah lelaki yang ia tabrak tadi. Raina mendiamkannya saja, lagipula ia tak ada minat untuk mengajaknya bicara atau meminta maaf ulang.
Upacara pun di mulai, di mulai dari penaikkan bendera merah putih, sambutan-sambutan kepala sekolah dan guru-guru, pembacaan undang-undang dasar, dan lain-lain.
Namun saat kepala sekolah memulai sambutan, Raina menepuk bahu Ara.
"Ra, Ra!!!"
"Napa dah?" Ara menoleh.
"Ehh lo kenapa Rain??" Ara melihat Raina mimisan, ia sangat panik, karena ia tidak pernah merasakannya. Raina juga terlihat pucat, bibir mungilnya memutih.
"Anterin UKS yuk" pinta Raina.
"Yaudah yuk cepetan."
Kebetulan UKS dekat dengan lapangan utama, jadi mereka tidak perlu jauh-jauh mencarinya.
"Eh temen kamu kenapa?" tanya penjaga UKS kepada Ara yang tengah memapah Raina yang lemas dan pucat.
"Ini, Kak. Dia mimisan." jawab Ara.
"yaudah, dudukin di bangku sebelah sana ya, suruh ndangak dulu kepalanya." suruh Penjaga UKS tersebut.
Ara mendudukkan Raina di bangku tersebut, dan Ara ikut duduk di sampingnya.
"Ndangak dulu Rain kepalanya."
"Lo kenapa sih sebenernya?" lanjut Ara. Ia nampak sangat panik, tangan Raina sedari tadi memegangi lobang hidung kirinya yang terus mengeluarkan darah.
"Sebenernya aku.... Emmm,,, sakit leukemia." jelas Raina.
Mata Ara membulat sempurna, mulutnya sedikit terbuka. Ia terkejut bukan main, gadis jahil dan ceria yang baru saja menjadi temannya itu ternyata menderita sakit yang seperti itu.
"Ra! Biasa aja keuleus! Gak papa kok" Raina menyadarkan Ara dari lamunannya.
"Biasa gimana!" tanggap Ara.
"Ya gitu. Hehe." ucap Raina sambik terkekeh pelan, Ara tak habis pikir sempat-sempatnya ia terkekeh di dalam kondisinya yang seperti ini.
"Eh dek, ini tissue sama daun sirih, di buat sumpel hidungnya ya, ini air es sama handuk buat kompres, kamu bisa kan bantu temen kamu? Saya mau urus yang lain ada yang pingsan." jelas penjaga UKS tersebut.
"Iya, makasih ya, Kak." ucap Raina dan Ara.
Setelah itu, penjaga UKS itu pun berlalu, dan Ara langsung melakukan apa yang tadi ia suruh.
~
"Nah selesai, udah gak keluar kan Rain?" tanya Ara, sambil meletakkan tissue dan daun sirih bekas di kantung plastik hitam, juga mangkuk berisi air dingin dan handuk di meja samping bangku yang ia duduki.
"Nggak kok, makasih ya." jawab Raina.
"Iya sama sama"
"Ra"
"Hmm?"
"Ara masih mau temenan sama Raina kan? Setelah tau Raina sakit kayak gini?"
"Ck, Raina-Raina!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain(a)
RandomRaina Ayu Khoirunnisa Naufal Alfarezi Seorang gadis ceria yang mempunyai penyakit leukimia, baru saja masuk ke sekolah menengah keatas Taruna Nusantara. Raina namanya. Raina Ayu Khoirunnisa, ia sangat menyukai hujan, karena baginya hujan adalah an...