Jika putri terluka apa yang mesti dilakukan pangeran? Mengobati atau menyembuhkan. Percayalah kedua hal itu berbeda dan jarang ada yang bisa melakukan keduanya, jikalau pun ada bagi Aluna hanya Bryan lah yang mampu.
Suasana begitu mencekam menyelimuti kelas 12 biologi 1 tak kala seorang Bryan Wijaya datang seperti akan membunuh siapa saja yang menghalanginya. Mata Bryan tertuju pada sosok wanita yang duduk dibangku nya dengan wajah begitu pucat.
"Bryan? Lo kok ada disini sih?" Tanya Aluna saat Bryan menghampirinya.
"Siapa yang bikin lo luka?" Itulah pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Bryan, Aluna menggelengkan kepalanya.
"Astaga bi, gue itu gak luka"
"Terus kenapa rok belakang lo merah-merah? Lo gak usah takut Lun, bilang sama gue siapa yang bikin lo luka" Bryan melihat bercak darah di rok belakang Aluna.
"Gak ada bi, lo bikin genah tau gak, gue tuh cuman PMS doang" Bryan menaikan alisnya
"Iya memang kali ini tamunya dateng lebih awal, mungkin karena gue kecapekan aja kali" memang benar,Bryan hafal dengan tanggal datang bulannya Aluna makanya kali ini Bryan cukup heran mengetahui bahwa datang bulan Aluna datangnya cukup awal.
"Udah mending sekarang lo balik ya, malu tau gue diliat in orang banyak" Aluna mendorong Bryan agar keluar kelas tapi Bryan malah melepas seragamnya dan mengenakannya kepada Aluna.
"Eh bi, kok lo lepas seragam lo nanti kena darah gue"
"Udah gpp dari pada nanti lo malu terus darah lo kemana-mana" jawab Bryan, Aluna hanya menghela nafasnya.
"udah ada yang beliin lo pembalut belum?" Tany Bryan, Aluna menggeleng
"Lo tunggu di kamar mandi ya gue beliin dulu ke kantin" Bryan meninggal kan Aluna namun sebelum Bryan keluar dari pintu ruang kelas Aluna, Aluna memanggil Bryan.
"Bi yang sayap ya" cengir Aluna, Bryan mengangguk mengiyakan.
Aluna tengah berdiri di depan kaca kamar mandi sekolahnya sambil menunggu pembalut yang tengah di beli Bryan. Tiba-tiba suara langkah berlari seseorang menuju Aluna terdengar membuat Aluna menengok.
"Ya ampun Lun, sorry banget ya tadi gue ninggalin lo . Gue abis dari ruang guru tadi terus pas masuk kelas gue liat darah di kursi lo, kata anak-anak itu darah lo, makanya gue langsung kesini" khawatir Gres
"Gpp kok Gres, gue cuman lagi PMS doang"
"Iya, nih gue bawakin rok ganti gue,pakek aja dulu" Aluna mengambil rok yang di berikan Gres, dan tibalah dari arah pintu toilet Mitha dan Siska mereka memberi kantong plastik berwarna hitam kepada Aluna.
"Lun nih titipan dari Bryan"
"Thank's ya Mit,Sis" Aluna segera masuk ke dalam WC untuk mengganti roknya. Setelah selesai mengganti roknya Aluna kembali ke kelasnya bersama Gres,Mitha dan Siska. Di tengah perjalanan Mitha bertanya kepada Aluna.
"Lun kalau boleh tau, lo sama Bryan itu pacaran gak sih" Aluna terdiam sebentar lalu tersenyum.
"Gue sama Bryan itu sahabatan kok"
"Tapi kok bisa sedeket itu?"
"Kan gue sama Bryan sahabatan dari kelas 4 SD wajar kan kita sedeket itu, ya semacam gue tau Bryan, Bryan tau gue"
"Jadi lo gak pacaran sama Bryan?" Tanya kembali Mitha. Aluna menghentikan jalannya dan tersenyum ke arah Mitha
"Enggak kok, gue sama Bryan gak pacaran" jelas Aluna.
•
•
•Setelah menghabiskan waktu delapan jam disekolah, Bryan mengantarkan Aluna kembali ke rumah.
"Bi, lo mampir ya gue kangen banget sama nasi goreng buatan lo"
"Iya gue mampir, tapi gak bisa lama ya Lun, gue mau nemenin Alan"
"Gpp deh, yang penting lo mampir dulu" Aluna memasuki rumahnya di ikuti oleh Bryan yang memarkirkan motornya di halaman rumah Aluna.
"Bik inah gak pernah kesini lagi Lun?" Tanya Bryan sambil meletakan tasnya di sofa.
"Kesini kok, cuman nyampek jam 12 siang aja" jawab Aluna, Bryan melangkah menuju dapur guna menyiapkan segala kebutuhan untuk memasakan Aluna nasi goreng.
"Lun lo ganti baju dulu aja, nanti kalau nasi goreng nya udah jadi gue panggil lo" Bryan mulai memotong bawang namun pada saat Bryan ingin mengambil bumbu penyedap, Bryan terkejut karena Aluna melingkarkan tangannya di pinggang Bryan serta menaruh kepalanya di punggung Bryan, namun setelahnya Bryan tetap melanjutkan masakannya.
"Bi..?" Tanya Aluna
"Hmm" Bryan Hanya menjawab dengan deheman.
"Lo tau gak? Tadi Mitha nanya gue, kalau kita itu pacaran atau enggak"
"Terus ?"
"Gue jawab enggak, karena memang kita gak pacaran. Bagi gue lo lebih dari seorang pacar, lo satu-satunya yang gue punya Bi, lo lebih dari apapun." Bryan menghentikan pekerjaannya lalu memutarkan badannya ke arah Aluna setelah itu Bryan tersenyum manis memandang Aluna sambil memeluk gadis itu dengan penuh kasih, menghirup aroma Shampo dari rambut Aluna yang membuatnya tenang.
"Gue sayang lo bi" ucap Aluna.
Bryan masih mengusap kepala Aluna dengan penuh hati-hati takut Aluna terbangun dari tidurnya. Setelah Aluna selesai makan dan menonton sebentar, Bryan menemukan Aluna tertidur di sofa dan mengangkatnya menuju kamar Aluna. Selalu seperti ini, Aluna akan tertidur nyenyak jika kepalnya di usap oleh Bryan. Bunyi panggilan masuk dari hpnya membuat Bryan segera bangkit keluar dari kamar Aluna takut mengganggu gadis itu tertidur.
"Halo lan?"
"Lo, lagi dimana yan?"
"Gue dirumah Aluna, kenapa?"
"Lo bener yakin mau terima tawaran om Alex, lo gak takut kalau Aluna sampe tau" Bryan termenung lalu menengok ke Arah Aluna yang sedang tertidur. cantik pikir Bryan saat melihat wajah Aluna. Bryan menghela nafas dan tersenyum lalu berkata dengan tegas.
"Gue bakal terima tawaran om Alex" ucap Bryan. Saat itu Alan berfikir bahwa kehidupan Bryan dan Aluna tidak lah seindah apa yang orang lain pikirkan.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Day That Whent
Teen Fiction(Update setiap hari Jumat dan minggu) Bryan selalu berfikir bahwa Luna adalah hidupnya begitupun sebaliknya. Mereka bagai dua magnet yang saling tarik menarik,jika yang satu pergi maka yang satunya akan menarik kembali. Aluna. Sebuah nama yang mampu...