Chapter 1 : Meet Him

34.1K 1.1K 47
                                    

Surai coklatnya terkena hembusan angin malam, jas yang seharian ini terpasang rapi mulai terlihat kusut. Kakinya melangkah masuk kedalam bar malam yang berada di sudut kota, terlihat terpencil tapi itulah bagusnya. Mereka jadi tak dihiraukan dan dapat melakukan apapun sepuasnya.

Bar Night

Katanya tempat inilah tempatnya dapat membeli seorang pria, untuk ditiduri atau bahkan lainnya.

"Awas saja kalau kau menyarankan tempat yang tak bagus, muka kuda." gerutunya pelan.

Setelah masuk suasana ramai menyapanya, dia melihati di sekitar. Banyak pemuda yang diikat berjongkok menggunakan pakaian mini ala wanita penggoda, di kelilingi para pria hidung belang yang melihat-lihat atau sekedar mencuci mata karena tak sanggup membeli karena harga yang mahal bahkan ada yang menyewa hanya untuk menyentuh kulit mulus para pemuda yang seharusnya bisa ditiduri.

Pria bersurai coklat itu mulai berkeliling, memperhatikan dan mendengarkan erangan geli dan desahan tertahan dari sekian banyaknya pemuda yang sedang di sentuh dan dielus oleh tangan besar keriput yang sedang menikmati tanpa perlu membeli walau harus menahan hasrat agar tak menyodok mereka.

Dia mengehla nafas bosan, tak ada yang membuatnya tertarik. Kakinya menuju ke tengah ruangan di tengah bar, telinganya dapat  mendengar geraman dan suara memberontak berbeda dari suara pemuda lainnya. Dia menerobos diantara pria yang sibuk melihati dan mengelus kulit tangan, betis, dan paha si -satu-satunya- remaja yang terekspos jelas. Ketika dekat dengan si penyebab keributan matanya terbelalak dengan apa yang dilihatnya kini.

Pakaian seperti bikini wanita yang ketat, kulit putih pucatnya yang dielus dan terlihat lembut dan surai sewarna gagaknya yang serasi terlihat sangat menawan. Perhatian teralih ke bibir tipis yang terlihat basah oleh air liur karena terus memberontak di balik tutupan dadgeball membuatnya terlihat sangat seksi.

Si pria menelan ludah gugup, ada desiran aneh yang terasa ketika dia melihat si remaja tersebut. Dia mundur dan pergi kearah tempat administrasi untuk membeli si remaja.

"Aku ingin membeli si surai hitam itu sekarang, berapapun harganya." ujarnya serius dengan nada menekan tak sabar karena melihat si remaja makin memberontak karena terus-terusan dielus.

Si penjaga administrasi tertegun, dia melihat tatapan si pria kearah 'dagangan' yang paling mahal, tentu saja mahal karena posisinya yang berada di tengah ditambah dia masih muda dan kulit yang sangat mulus.

Penjaga menulis harga, Pria memberikan kartu Black Platinumnya dan segera menyelesaikan urusan administrasi yang terasa lama ini. Kunci rantai diberikan, pria itu dengan cepat mendatangi si remaja.

"Menyingkir kalian para babi sialan! Dia milikku!" teriaknya sakarstik, membuat si remaja serta orang-orang yang tadinya menikmati tubuhnya dan sibuk menonton mengalihkan pandangan dan terdiam melihati si pria yang mendekat.

Tendangan ancaman kepada satu orang diberikan, membuat yang lainnya menyingkir. Tangannya mulai membuka rantai yang mengikat tangan si surai hitam di tiang dan diarahkan diatas kepala hingga membentuk tubuh seksi. Selesai dengan kegiatan membuka kuci rantai serta ikatannya, dia memborgol tangan putih tersebut dan menggendongnya di pundak. Saat berdiri dan berbalik, tatapan kesal dapat dilihatnya dari para pria lainnya yang tak terima.

"Heh! Siapa kau yang berani-beraninya membeli dia?!"

"Siapapun aku, itu bukan urusan kalian bajingan! Hakku jika ingin membeli sesuatu untuk keperluan ku! Bukannya orang tak berguna seperti kalian yang hanya bisa menyentuh dan bermasturbasi tanpa bisa menikmati! Dasar menjijikan!"

"Memangnya siapa kau sebenarnya hingga berani mengatai kami seperti itu hah?!"

"Aku Eren Jaeger, pemilik perusahaan J Corps tersebesar di kota ini kalau kalian memang ingin tahu! Lalu kenapa?!"

Bitch Love [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang