3...

33K 1.4K 16
                                    

"LEPASIN!! AWW HEI LEPASIN," ucapku meringis kesakitan.

Namun, dia tidak menghiraukan ucapanku dan terus saja menyeretku hingga ketengah lapangan. Rita terlihat khawatir melihatku namun aku memberi isyarat bahwa aku akan baik-baik saja.

Saat dia berhenti aku langsung melepaskan genggamannya secara paksa. semua orang memperhatikanku dan laki-laki itu. Mereka melihat layaknya sebuah pertunjukkan yang sering kali di pertontonkan.

"Berani-beraninya kamu memegang tanganku dan membawaku kesini!" ucapku sedikit meninggikan suara

"Diam lo!, cepet lepasin hijab lo."  Perintahnya dengan nada membentak

"Siapa kamu berani menyuruhku melepas hijab ku. Kamu tidak punya hak untuk itu." balasku

"Lo gak tau siapa gue disini?  Apa perlu gue perjelas? Kenalin gue RAFAEL BRYANTARA pemilik sekolahan ini!" ucapnya menekankan nama Rafael Bryantara.

"Cihhh.. Oh ini Rafael Bryantara yang tidak suka melihat wanita berhijab dan masuk daftar laki-laki nakal." katanya tersenyum sinis. Entah mendapat keberanian darimana hingga dita bisa membalas ucapan Rafael. Rahang Rafael terlihat mengeras, matanya semakin memancarkan aura kebencian.

"Berani-beraninya lo menyebut gue laki-laki nakal!." ucapnya lalu menarik paksa hijabku

"Lepaskan!." bentakku berontak. Perih dan panas yang kurasakan pada kepalaku saat dia menarik paksa hijabku.

Namun dia terus saja menarik hijabku hingga terlepas dan ikat rambut ku pun ikut terlepas. Terlihat rambutku yang berantakan diterpa angin. Sakit hati sekaligus sakit pada kepala bercampur menjadi satu.
Aku menangis melihat rambutku dipertontonkan seperti itu. Dia diam terpaku melihat diriku tanpa hijab. aku segera mengambil hijabku ditangannya dan langsung berlari meninggalkan dia sambil menangis. Mengucap namanya pun aku tak mampu.

"Hiksss, hiksss, hiksss, kenapa ini terjadi padaku ya Allah." batinku

****************************

Rafael pov

Pagi hari disekolah aku langsung mencari tau siapa wanita yang memakai hijab kemarin. Sungguh sangat tidak suka melihat wanita berhijab disekolahku karena kejadian yang sangat hina di masa lalu. Dimana menurutku hijab adalah topeng yang digunakan para wanita untuk menutupi keburukannya.

"Cihhhh" batinku membayangkan wanita berhijab membuatku sangat muak

Kali ini aku mulai mencari tau dari berkas murid-murid yang ada di meja papa. Aku mulai mencari namun tak kunjung ditemukan.

Brukkkk

tiba-tiba saja salah satu berkas itu jatuh dihadapanku. Dan tertera nama Pradita Wulandari disana aku mulai membuka berkas itu lalu terlihat foto gadis lugu dengan hijab yang dipakainya. Geram sekali saat melihat kain penutup kepala sialan itu. Ingin rasanya aku membakarnya.
aku mulai mencari kelasnya diberkas itu dan ternyata dia kelas
XI 5 MIPA.

Aku buru-buru mencari wanita itu ke kelas nya untuk memberikan pelajaran! Namun saat sampai dikelasnya tak kunjung aku temukan juga wanita itu.

"Mungkin dia belum datang" batinku mencoba bersabar

Aku mulai berjalan melewati koridor mencari wanita itu. Terlihat dia sedang bersama temannya berjalan menuju kelas. Tak butuh waktu lama aku pun dengan buru-buru menghampirinya dan menghalangi jalannya. Terdengar suara wanita berteriak  histeris ke arahku, namun itu hal yang biasa bagiku dan  aku tak memperdulikan itu. Saat aku tepat didepannya menatapnya tajam, dia selalu saja menundukkan pandangannya.

"MUNAFIK!!" Rutukku dalam hati menurutku itu sering dilakukan oleh wanita berhijab untuk menutupi kebusukannya

Dia mencoba untuk melangkahkan kaki namun aku terus saja menghalanginya. Sengaja? Ya memang sengaja. Aku ingin tau reaksi dia seperti apa.

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu terus saja menghalangi jalanku?"  tanyanya terdengar kesal dari nada bicaranya

Aku tidak menghiraukan dia dan langsung saja menarik tangan wanita itu kasar

"Ayo ikut gue!" ucapku

Aku terus  menarik tangannya menuju tengah lapangan untuk memberikannya pelajaran dengan mempermalukannya

"LEPASIN!! AWW HEI LEPASIN!!!." ucapnya meringis kesakitan.

Aku tidak memperdulikan rintihan wanita itu dan terus saja menariknya paksa. Kalau punya sedikit rasa iba mau dikemanain imageku. saat sampai ditengah lapangan aku berhenti lalu dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Terlihat tangannya yang sudah membiru.

"Berani-beraninya kamu memegang tanganku dan membawaku kesini!" ucapnya dengan meninggikan suara

"Diam lo! cepet lepasin hijab lo!." bentakku dan menyuruhnya melepaskan hijab yang sedari tadi membuaku emosi.

"Siapa kamu berani menyuruhku melepas hijab ku. Kamu tidak punya hak untuk itu!." bentak nya. Berani sekali dia membentakku. Sejujurnya tidak pernah ada yang melawan ucapanku selain wanita ini. Bahkan guru saja bertekuk lutut dikakiku.

"Lo gak tau siapa gue disini? Haha kenalin gue ini RAFAEL BRYANTARA. Anak pemilik sekolah ini." ucapku penuh percaya diri

"Cihhh.. Oh ini Rafael Bryantara yang tidak suka melihat wanita berhijab dan masuk daftar laki-laki nakal."
Ucapnya mencemooh ku

Aku tidak terima disebut laki-laki nakal. Nakal itu banyak dalam artian, kalau nakal nya suka tawuran ya tidak masalah memang itu hobiku. Lah kalau nakal nya dalam artian laki-laki hidung belang gue sih najis.

"Berani-beraninya lo menyebut gue laki-laki nakal." ucapku lalu menarik paksa hijabnya

Dia terus saja memintaku melepaskannya namun tak kunjung dilepaskan karena tujuanku itu hanya mempermalukan nya bukan untuk memberinya belas kasihan. aku terus saja menarik hijabnya sampai hijab dan ikat rambutnya terlepas. Untung saja rambutnya tidak ikut lepas. Kalau rambutnya lepas bisa-bisa aku di tuntut karena tuduhan menghilangkan Rambut seseorang!!
Terlihat rambutnya yang panjang agak bergelombang terombang-ambing diterpa angin

"Dia sangat cantik." batinku

jujur aku sampe ga berkedip melihat wanita itu yang ku tau namanya PRADITA WULANDARI dari berkas yang ku baca tadi.

"Hei bro." ucap kevin mengagetkan. Dia adalah sahabatku dikelas dan juga Rio. kita bersahabat dari kelas 1 SMA

"Gila loh hampir aja buat gue jantungan." ucap ku tersadar dari lamunan dan saat aku sadar tiba-tiba Pradita sudah menghilang dari hadapanku

"Yah sorry boss." ucap kevin cengengesan

"Keren loh Fa bisa mempermalukan wanita berhijab lagi." ucap rio sambil menepuk pundak ku

"Biasa aja. Gausah berlebihan."  Rio memang selalu bersikap lebay dalam hal seperti ini

"Yasudah ayo kita ke kelas jangan disini. Banyak orang yang ngeliatin." ajak kevin

"Ayo." jawab rio

Aku mengangguk lalu langsung pergi ke kelas. Jujur aku masih kepikiran wanita itu. namun, aku tetap berusaha menepis bayangannya dari Fikiranku. Jangan sampai aku jatuh hati pada wanita yang sama dan kejadian masa lalu akan terulang lagi!

Terima kasih sudah membaca❤

Hijabku Bukan Topengku  (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang