[END]

6 12 1
                                    

   Dinding labirin yang terbuat dari tumbuhan itu telah terbakar sebagiannya, menyisakan lorong dipenuhi erangan kesakitan dari seluruh para manusia berjumlah tujuh puluh orang tersebut. Tinggi dari tanaman itu sendiri bahkan melebihi tinggi gedung yang terdapat dikota, membuat kegelapan semakin melingkupi keadaan.

Ledakan bom terdengar dimana-mana seolah ingin memusnahkan mereka. Virgo merasa nafasnya akan berhenti seketika tatkala bom yang gadis licik itu maksud telah memporak-porandakkan labirin dalam satu ledakan. Virgo hanya mampu kembali menanamkan sugesti pada dirinya bahwa kawan-kawannya akan dapat keluar dari tempat ini tanpa dirinya, lelaki itu rela lahir batin-- meski mengorbankan diri sendiri.

Dia tak tahu akan berlari kemana didalam kegelapan yang melingkupi, Victoria telah menghilang membawa kemisteriusan yang masih belum terpecahkan.

"Virgo!" seruan itu membuatnya berbalik, tak ayal matanya membulat ketika netranya menangkap tubuh Gemini disertai banyaknya luka. Keadaan yang lain pun tak jauh berbeda, hanya saja luka Gemini jauh lebih banyak.

"Mengapa kalian seperti ini?" tanya Virgo, masih belum mencerna apa sebenarnya terjadi. Kakinya dia ayunkan mendekat kelorong asal seruan serta merta tempat kawan-kawannya. Setibanya dia-- Virgo tak bisa kembali terkejut ketika suara bom kembali terdengar, kali ini dengan suara bom menggema dari kecil hingga bervolume besar.

"Sebelas detik lagi bomnya akan meledak! Kita harus mencari jalan keluar," Violet berujar, lantas mencoba berusaha bangkit kemudian membantu Gemini. Virgo mendekat, berdiri disamping Taurus-- membantu lelaki itu bangkit agar dapat keluar dari labirin setengah terbakar ini.

Mereka semakin mudah mencari jalan keluar akibat bom yang meluluh lantahkan labirin jebakan tersebut. Virgo memberi arahan kepada teman-temannya layaknya sebuah komando untuk diikuti, acapkali membuat Virgo tersandung akibat ranting pohon seperti tak kasat mata.

Virgo terjatuh, kedua siku serta dagu lancipnya mengeluarkan cairan merah (darah), membuat Taurus ikut terjatuh akibat kelalaiannya. Tak ayal lelaki itu meloloskan ringisan kecil dari bibirnya. "Kalian harus bertahan!" suaranya mengintrupsi selayaknya pemimpin.

"Aku sudah tidak kuat," Gemini menyahut dengan suara parau membuat Violet memandanginya lamat-lamat. Mengapa semua ini terasa tak adil bagi mereka? Mereka yang tak berdosapun harus turut merasakan segala penderitaan fisik serta merta batin ini.

"Kita tak boleh lengah, ayo kubantu." meski mendapat wejangan dari Virgo. Semuanya tak dapat lagi bangkit dari keterpurukan, seluruh tenaga mereka terkuras habis diakibatkan Victoria.

Secercah binar kehidupan muncul dimata mereka tatkala netranya menangkap pintu keluar. Naas, yang terjadi malah sebaliknya. Bom meledak dengan jumlah yang saling menyahut beriringan, membuat mereka tak bisa melakukan apapun selain pasrah akan keadaan.

Hingga akhirnya, mereka terdiam kaku dengan mata yang terbelalak tanpa dapat mengelak takdir apa yang mereka akan hadapi didepan mata.

*

Tamat, euyy! []

akhirnya sekian lama aku nunggu ini. sebenernya gak nyampe se bulan cuma seneng aja gitu hehe, project aku nggak numpuk yepii😋

sebenarnya, cerita Trappolanya belom tamat, masih ada Epilog!

tunggu aja,

salam cinta, niaa

Trappola √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang