Raisya's Life

335 21 24
                                    

'Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia,'
-Ali bin Abi Thalinb.

{}[]{}

Teng! Teng! Teng!

Seorang gadis yang tengah berlari menuju kelasnya itu, tanpa sengaja jatuh karena ada seorang laki-laki yang Ia tabrak. Tanpa basa-basi, gadis itu mengambil bukunya yang sempat jatuh lalu berlari tanpa memperdulikan laki-laki itu yang meneriakinya.

Begitu sampai di kelas, gadis itu terpaksa menyelinap secara perlahan-lahan agar tidak ketahuan oleh guru yang sedang mengajar. Namun, sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak dengannya karena Bu Utami--guru yang sedang mengajar memanggil namanya.

Gadis itu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal ketika Ia berdiri di samping Bu Utami. "Raisya Hawkins, sudah berapa kali kamu terlambat?"

Gadis yang bernama Raisya itu menundukkan kepalanya karena malu ditatap oleh seisi kelas. "T-tujuh kali, Bu,"

Bu Utami menghela napasnya berat. "Kembali ke tempat dudukmu, Raisya," Raisya membelalakkan matanya terkejut.

"Saya--"

"Cepat, sebelum saya berubah pikiran, Raisya." kata Bu Utami tegas.

Buru-buru Raisya menuju tempat duduknya setelah mengucapkan kata 'terima kasih'. Alexis yang melihat tingkah teman sebangkunya itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

{}[]{}

"Hah?! Lo disuruh duduk aja?" pekik Clarissa tidak terima.

Raisya, Alexis, Clarissa, Rinna, dan Aurellia sedang duduk di taman sekolah karena tempat inilah yang sangat jarang dikunjungi oleh murid-murid di sekolah ini.

"Iya. Gue aja terkejut," balas Raisya menyeruput jus jeruk miliknya.

"Geez... kalau gue jadi lo, gue udah sujud di kakinya Bu Utami," tambah Rinna melebih-lebihkan.

Aurellia memutar bola matanya. "Nggak usah hiperbola deh, Rin," kesal Aurellia membetulkan rambutnya gaje.

"Biar greget aja," balas Rinna menyengir kuda.

"Eh, eh, lo semua tahu nggak?" nimbrung Clarissa.

"Nggak," jawab mereka serempak kecuali Alexis yang setia membaca buku pelajarannya. Diantara mereka semua, hanya Alexis-lah yang paling pintar, rajin, dan dingin. Mungkin karena latar belakang keluarganya?

"Di kelas gue ada murid baru. Cogan," Raisya yang pecinta cogan langsung membelalakkan matanya.

"Siapa namanya?! Apa Line Idnya? Nomor WAnya berapa? Dia keturunan apa? Tinggal dimana? Pintarkah? Bodohkah? Ma---" Rinna yang berada di samping Raisya segera membekap mulut Raisya karena sangat ribut.

"Bisa diam nggak sih, Sya?!" kesal Clarissa karena tidak mendapat kesempatan berbicara.

Raisya tersenyum kikuk. "Namanya Ranzyde Alessio,"

"Woah... namanya saja keren, pasti orangnya keren naudzubillah," Raisya senyum-senyum sendiri.

Tiba-tiba Aurellia berdiri dari tempat duduknya sambil memukul meja ini. "Marganya Alessio?! Berarti--"

Challenge Of The WeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang