Complicated

30 11 11
                                    

Roseline Angelina, nama yang indah bukan? Sama seperti pemiliknya, Roseline memiliki wajah yang putih, bersih, bibir yang mungil, hidung yang mancung, rambut yang panjang dan tebal, dan juga matanya yang lebar dan besar sehingga ia dipanggil 'ratu' di sekolahnya. Tapi, Rose sama sekali tidak tersentuh karena masa lalunya yang membuatnya sangat dingin dan tidak berperasaan. Bahkan, Rose tidak segan-segan untuk menampar orang yang menyentuh tubuhnya.

Seperti saat ini, Rose sedang membaca novel kesukaannya di taman sekolahnya yang sangat sepi. Tapi, Rose terpaksa berhenti membaca novelnya karena ada segerombolan murid perempuan yang bergosip ria.

"Eh, guys! Lo tahu nggak? Ada murid baru di kelas gue!" sorak salah satu murid yang rambutnya sengaja diwarnai sebut saja namanya 'si cabe'.

"Serius? Namanya siapa? Ganteng? Kaya? Pintar?" nimbrung salah satu temannya yang memakai lipstik yang sangat tebal sebut saja namanya 'si alay'.

"Namanya Jason Cullen, ganteng, tinggi, sepertinya pintar, dari gayanya ia seperti anak orang kaya, dan sifatnya mirip dengan si ratu," balas perempuan tersebut.

Tubuh Rose mendadak kaku saat mendengar nama laki-laki tersebut, ia segera mengambil novelnya lalu meninggalkan tempat itu. Ia juga sengaja menabrak perempuan yang sengaja mewarnai rambut tersebut.

Namun sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya karena sekarang ia terjatuh ke belakang karena menabrak seorang laki-laki.

"Angel?" panggil laki-laki yang Rose yakin adalah Jason.

Roseline segera mengambil novelnya yang terjatuh lalu berlari meninggalkan tempat tersebut. Rose sengaja menulikan telinganya agar tidak mendengar panggilan dari Jason.

Sesampainya di kelas, Rose segera membanting novelnya lalu menumpukan kepalanya di atas meja tersebut. Dengan tangan yang gemetar, Rose mengambil obat yang memang sengaja ia bawa kemana-mana untuk berjaga-jaga lalu memakannya.

Rasa takutnya mulai mereda, tapi ia tetap saja tidak bisa berkonsentrasi karena mengingat masa lalunya yang begitu kelam sehingga membuat semua orang mencaci makinya.

***

Reyna yang melihat wajah pucat pasi anaknya segera memeluk Rose erat. "Kamu harus kuat, Rose. Mama sengaja memberikan kamu nama Rose karena Mama tahu bunga mawar itu memiliki duri yang bisa melindungi dirinya dari apapun," kata Reyna mengelus kepala Rose sayang.

Rose membalas pelukan sang mamanya lalu menangis. Well, inilah sifat asli Rose. Rapuh.

"Kembali ke kamarmu. Kemungkinan besar pasti ia datang ke sini." perintah Reyna melepaskan pelukannya.

Rose mengangguk lalu berlari menuju kamarnya. Di dalam kamar, Rose mengambil foto ia, Reyna, dan Adrian--Papa Rose. Namun, Rose langsung mengeluarkan foto tersebut dari frame foto tersebut lalu mengoyak wajah sang Papanya.

Mendadak, kepalanya kembali diserang rasa sakit yang membuat Rose harus meminum obatnya kembali. "Kenapa dia masih hidup? Kenapa dia melakukannya kepada kami? Kenapa?" tangis Rose pecah.

Sedangkan di ruang tamu, ada Jason yang menatap Reyna dengan tatapan dinginnya. "Biarkan aku naik," desisnya.

"Tidak! Sudah kukatakan bukan? Rose tidak ada di rumah!" pekik Reyna berusaha menghalangi Jason.

"Bodoh, aku mendengar suara tangisannya. Ia tidak bisa lari begitu saja dariku," kata Jason tenang.

Reyna menghela napasnya. "Baiklah. Kau benar, selesaikan masalah kalian," pasrah Reyna membiarkan Bryan masuk.

Saat Jason sudah berhasil masuk ke dalam kamar Rose, ia melihat Rose yang sedang menatap foto Adrian yang dikoyaknya.

Jantung Rose langsung berdebar-debar saat melihat Jason masuk ke dalam kamarnya. "Keluar!" pekik Rose mengambil selinutnya lalu menutupi tubuhnya dengan ketakutan.

"Tenanglah. Aku tidak membawa pria itu," ucap Jason mengunci kamar Rose lalu menuju tempat tidur Rose.

"Kumohon jangan mendekat..." lirih Rose meneteskan air matanya.

"Kenapa kau sebegitu takutnya denganku? Kau masih mengingat masa lalu itu?" kata Jason merendahkan nada bicaranya lalu menarik tangan Rose.

Roseline yang hendak menampar Jason, namun ditangkis Jason terlebih dahulu. Jason langsung membawa Rose ke pelukannya. "Lupakan pria tua bangka itu. Kau masih memiliki aku, Rose,"

Sedikit flashback, dulu Rose sangat cantik sehingga banyak orang yang ingin memiliki anak seperti Rose. Hingga saat Rose SMP, wajahnya yang blasteran sangat mirip dengan Reyna. Namun, saat Rose ditinggalkan Reyna selama sehari bersama Adrian karena ada urusan di kantornya, Adrian hampir saja memperkosanya karena pada saat itu Adrian tengah mabuk. Beruntung saat itu Rose bisa melarikan diri dari Adrian, tapi kejadian itu kembali terjadi saat Rose berada di kamarnya sendirian. Rose menjadi trauma berat dengan Adrian. Lalu, apa hubungannya dengan Jason? Rose takut dengan Jason karena Jason juga adalah hasil dari Adrian dengan wanita kencannya. Jason memiliki paras yang sangat mirip dengan Adrian hingga membuat Rose selalu ketakutan melihat Jason.

Setelah merasa lebih tenang, Rose akhirnya tertidur. Jason yang melihat itu tersenyum kecil lalu menyelimuti Rose.

***

Keesokannya, Rose yang mendengar kabar berita bahwa Adrian dipenjara karena melecehkan seorang anak perempuan di taman kanak-kanak, ia selalu tersenyum di sepanjang koridor sekolahnya.

Murid-murid yang melihat Rose bertanya-tanya pada diri mereka sendiri karena Rose terkenal dengan wajah dinginnya dan jarang tersenyum kini menjadi tersenyum cerita. Mereka juga bertambah bingung saat melihat Rose sangat lengket dengan Jason.

Sejak saat itu, Rose lebih sering tertawa, tersenyum dan membantu teman-temannya yang selalu kesulitan.

-END-

Genre : Romance.

Jenis cerita : Ficlet.

Tema : Perubahan.

Jumlah kata : 795 kata.

Challenge Of The WeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang