4

100 24 1
                                    

           

Semakin hari, Luci dan Edzar semakin 'nempel'.

Iya memang tadinya sekedar Edzar suka nganter Luci pulang setelah kerjanya selesai, tapi sekarang malah merembet.

Edzar jadi suka main ke rumah Luci, nganter Luci ke café café lucu di Bandung, chat LINE gak pernah putus, bahkan sekarang, Luci sama Edzar satu bimbel.

Oh iya, Edzar juga udah tau gimana Luci kalau PMS.

"JAR KAMU GAK USAH GANGGU AKU DULU KENAPA, SIH?"

Padahal Edzar daritadi diem, duduk di hadapan Luci sambil main HP. Mereka sekarang lagi di Banana Impact, salah satu café favorit mereka berdua.

"EH? Gila? Aku daritadi juga diem, Ci." Edzar mengangkat dagunya, kini ia menatap Luci,

"kamu yang ngajak aku kesini, kamu yang ngediemin aku."

Oh, Edzar sekarang baru nyadar, ini yang kak Rama bilang cewek rese kalau PMS.

"Uci, tadi kan kamu-"

"JAR UDAH GAK USAH NGEYEL!"

Edzar menghela napas Panjang,

Padahal buna kalau PMS gak kaya gini amat gusti.

Edzar masih menatap Luci, yang kini dahinya sudah penuh keringat, padahal lagi dingin,

Edzar mendekat, tangannya mengusap dahi Luci dengan lembut, menyingkirkan keringat lalu mengelus pelan dahinya sebelum akhirnya ia lepaskan lagi.

Luci gak ngamuk, Luci diem.

"capek, ya?" Edzar bertanya dengan nada se lembut mungkin, sesaat setelah itu, Edzar aja bingung dia tadi abis ngapain,

Luci Cuma ngangguk jawab pertanyaan Edzar, dia emang gini orangnya, galak tapi gak pernah dikeluarin, sekalinya keluar, kaya macan.

"aku  kesel banget, Jar."

Edzar Cuma ngangguk ngangguk,

"kamu pernah gak sih kesel tapi gak tau gitu kesel kenapa, kaya semuanya bikin kesel aja gitu? Kamu napas aja kesel aku, beneran yang keselnya kesel banget gitu lho, Jar. Kaya gak ketampung keselnya, aku pengen nyemprot tapi salah dia apa.."

Edzar lega Luci udah bawel,

"iya pernah, Ci."

"aku sekarang lagi kaya gitu, Jar. Kesel se kesel keselnya orang kesel."

Luci menunduk,

Edzar tau Luci sebentar lagi akan menangis, Edzar tau karena suara Luci sudah mulai bergetar.

Begini memang kalau Luci sudah marah, akirnya malah nangis, itu artinya ia mengeluarkan apa yang selama ini ia sembunyikan.

Edzar mendekatkan kursinya pada Luci, sampai akhirnya sekarang ia sudah berada tepat di sebelah Luci, Edzar menegakkan badannya, memberi tanda pada Luci bahwa bahunya kini sudah siap,

Luci tentu saja bisa menangkap sinyal itu, lalu Luci menjatuhkan kepalanya pada bahu Edzar,

Ci,

Ejar deg-degan tau.

Kalau udah disenderin gitu, Edzar suka bingung mau ngapain, mau ngerangkul, kan ini tempat umum, dia gak mau jadi tontonan banyak orang, jadi dia Cuma diem dengan badannya yang tegak, celingukan, nungguin Luci selesai nangisnya,

"Ci, udah belum?"

Tanya Edzar setelah 3 menit bertahan dalam posisi yang sama,

"Jar.." Luci rupanya sudah agak tenang,

"mm?" sahut Edzar,

"makasih ya.." kata Luci sebelum akhirnya ia mengangkat kepalanya, Edzar Cuma ngangguk.

 

Luci gak pernah minta maaf atas baju Edzar yang basah setiap kali dia PMS kaya gini, dia gengsi.

( INSTAGRAM UPDATE )

Edzardmahapr
📍Banana Impact

Edzardmahapr📍Banana Impact

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(tagged person : lucianaaw)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(tagged person : lucianaaw)

Edzardmahapr : Uci, before vs after PMS.

"EJAAAAR IH KOK DI POST?!"

gak usah tanya siapa yang teriak.

Banana Split ( Park Jisung X Lucy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang