1

212 33 4
                                    






"Ja.." panggil Rama pada adiknya yang kini sedang dalam posisi tiduran di sofa, hanya melirik sedikit pun, Rama udah tau adiknya lagi main Hay Day, iya, bukan ML.

"naon" jawab Edzar asal,

"masukin buku jug ke BBM, sana." Perintah Rama sambil mengambil posisi di sofa yang lain,

"hah? Aku?" Edzar kini menurunkan posisi Handphonenya,

"ya masa aku?" Rama malah balik nanya.

"baleg?" tanya Edzar lagi, yang hanya mendapat anggukan dari Rama,

"sebentar doang, gusti. Cuma masukin aja, mang Yaya nya lagi sakit. Dusnya udah di depan, tinggal dibawa." Ujar Rama lebih tegas.

Edzard Mahaprana, orang ter-ansos di abad dua puluh satu ini, merespon dengan putaran bola matanya, Edzar diam, mempertimbangkan perintah sang kakak,

Ruginya apa,

Untungnya apa,

Nantinya gimana,

Kalau capek gimana,

"oke." Jawab Edzar singkat, Rama kaget, karena ini pertama kali Edzar nurut sama dia.

Edzar tadi mikir, gak ada salahnya juga dia keluar sebentar, di rumah pun gak tau mau ngapain, tadi aja melihara ternakannya di Hay Day doang.

Edzar bergegas menyambar jaket bomber hitamnya, dirinya masih terbalut seragam putih abu, baru 20 menit yang lalu Edzar sampai di rumah.

"yang ini, kak?" tanya Edzar saat udah siap dengan kunci motor dan sepatu converse yang dia injak asal asalan, nunjuk kearah kardus kecil yang ia yakini isinya buku,

"iya, sini dipasangin di belakang." Rama meraih tali yang tadi sengaja ia taruh di dekat kardus itu, lalu dirinya membantu sang adik dengan memasangkan kardus itu di jok belakang.

Setelah dirasa aman, Edzar melaju membelah jalanan kota Bandung, menuju 'Biji Bunga Matahari', coffee shop milik istrinya teman akrab Rama. Rama disitu berperan sebagai pemasok buku yang tersedia, konsep café nya cukup unik, mereka menyediakan buku untuk pengunjung, agar bisa ngopi sambil baca buku, kan indie banget anaknya.

Setelah sampai, Edzar turun dengan hati hati, takutnya kardusnya jatuh, yang repot kan dia juga. Edzar membawa kardus itu, lalu berjalan masuk ke dalam BBM,

Suasananya damai, sepi, tapi sebenarnya pengunjungnya cukup banyak, hanya terpencar dan kebanyakan sedang anteng baca buku.

Edzar masuk ke dalam, langsung disambut dengan perempuan cantik di balik meja kasir,

'Luciana'

Begitu nama yang tertera pada pin di dadanya,

Edzar bengong,

Iya, bengong, begitu si mbak menampakan diri,

Tadinya Edzar mau menyapa, mau basa basi, tapi malu, dan teringat kata kata kak Rama tadi,

"nanti kalau udah di sana, kamu langsung taroin aja bukunya deket rak buku, kakak udah bilang sama kasirnya, jadi kamu gak usah bilang lagi juga gak apa apa."

Jadilah Edzar hanya menatap mbaknya sebentar, terus langsung ngibrit ke kumpulan rak berisi buku, tempatnya tidak terlalu jauh dari kasir,

Sebetulnya tugas Edzar hanya menaruh buku itu, lalu membawa pulang kardusnya,

Tapi sedari tadi pekerjaannya belum selesai,

Terdistraksi.

Oleh si mbak.

Banana Split ( Park Jisung X Lucy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang