Andai, Andai Saja.

672 79 23
                                    

Selalu ada kata 'seandainya' ketika semua sudah terjadi dan disesali.

Seandainya...

.
.
.

Jonatan x Anthony

Marcus x Kevin

Fajar x Rian

Ihsan

•••••

Kicauan burung Gereja yang berjejer di kabel listrik seharusnya tidak sampai mengusik ketenangan Anthony saat ini. Langit lembayu mulai berwarna Jingga menandakan sebentar lagi malam. Segala aktifitas rasanya harus ditutup saat ini;  tubuhnya sudah merontak meminta ampun atas latihannya yang non akal sehat itu.

Bodoh,

Menyiksa diri untuk melupakan masalah?

Tipikal tenang dan dewasa rasanya sia-sia, hampa dan hambar saat ini. Pikirannya tak bisa terbuka lebar alih-alih berpikir sejenak latihannya pun tak kunjung maksimal. Ia hanya menyiksa diri tanpa ada hasil yang signifikan.

Tak ada yang terbayar,

Kecuali lelah. Lelah hati dan pikiran.

Dirinya lagi-lagi hanya bisa berandai-andai;  berandai begini, berandai begitu yang pada dasarnya karena sesuatu yang diandaikan telah terjadi dan disesali. Berbanding terbalik dengan ekspetasi dan memuakkan.

Ekor matanya menilik satu persatu manusia yang berlalu lalang di depannya. Tak ada yang spesial, hari ini mereka hanya latihan seperti biasa. Semuanya masih sama seperti sedia kala,

Kecuali satu.

Hubungannya dengan Jonatan.

Anthony mengambil handuknya, segera bergegas menyusun peralatannya dalam tas. Tangan kanannya menopang dengkul untuk membantu dirinya bangkit. Tubuhnya seakan remuk, kakinya sudah seperti agar-agar saat ini.

"Hey, Ony." Kepalanya terangkat menuju satu entitas pemuda keturunan Cina-Jawa yang berlari ke arahnya. Siapa lagi, Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Kevin tertawa nyengir, napasnya kentara tak beraturan. "Lo Gue panggilin Kok kagak denger sih, macem budeg aja!" setelah itu menyolot dengan tatapan tajam dan kesal.

Anthony menaikkan alisnya, bahkan Kevin baru memanggilnya sekali. "Lo baru manggil Gue sekali Ko, jangan ngaco deh."

"Sekali-sekali, Gundulmu!  Wong Aku dari tadi njerit Ony Ony tapi Kuwe malah melamun sambil natapi langit. Dasar."

Kicauan Kevin langsung membuat Anthony terkesiap, apa benar yang dikatakan Kevin,  bahkan dirinya sama sekali tidak sadar. Kali ini Anthony lah yang tertawa nyengir, menutupi segala kegundahannya.

"Nih Minum dulu, Lo keliatan capek banget hari ini." Anthony hanya menatap kosong sebotol minuman isotonik yang dilampirkan Kevin padanya. Kedua matanya mengerjap pelan sembari kembali menarik kesadarannya.

"Thanks Ko, Lo perhatian banget sama Gue."

"Udah nggak usah ngebacot. Gue emang orangnya baik plus ganteng. Sini Gue yang bawain." Anthony lagi-lagi terkesiap ketika Kevin yang tiba-tiba langsung menarik tasnya dan langsung membawanya ke pundak kirinya yang kosong.

Kedua alis Anthony terangkat, keningnya mengerut, pandangan curiga pada yang lebih tua tiba-tiba muncul di kepalanya tapi urung ia ungkapkan. Anthony ingin tahu apa niat terselubung Kevin padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOKTRIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang