Di dinginnya malam dan remangnya cahaya ruang yang hanya diterangi oleh cahaya monitor, aku duduk, mataku lekat menatap ribuan kode yang terlihat abstrak untuk siapa-siapa saja yang pertama kali melihatnya.
Jemariku beradu dengan keyboard, mengetikkan sejumlah huruf, angka, juga simbol guna menerobos masuk sebuah server perusahaan yang cukup ternama bagai tikus nakal yang menyelinap kedalam rumah untuk mencuri sepotong keju.
Aku, si tikus licik yang gemar menimbulkan masalah demi sekoper uang.
Sebuah bunyi beep terdengar dari sobat kriminalku ( laptop ) dan tulisan yang tertera di layar membuat aku menyeringai. Puas.
Access Granted.
Jemariku seperti kesetanan saat mengetik, cepatnya bukan main, berbicara pada mesin, bahwa aku ingin mengambil berkas seharga dua puluh ribu dollar itu. Dan saat dimana tertera Downloading File di layar, seringaiku kian melebar.
"I got you, darling."
○●○●
Namaku Shin Ryujin, duduk di kelas akhir sekolah menengah atas yang sebetulnya lebih sering membolos sekolah karena sungguh, sekolah bukanlah tempat yang menyenangkan untuk orang-orang seperti aku.
Kalau kalian tanya, orang-orang yang seperti apa yang aku maksud? Maka jawabannya adalah orang-orang yang tidak cukup mampu untuk membayar kartu bus, orang yang tidak cukup mampu membeli makanan yang sebetulnya harganya tidak seberapa di kantin sekolah, orang yang tidak cukup mampu untuk membeli seragam baru setiap tahunnya. Dalam kata ringkas, miskin.
Sekolah di sekolah bergengsi pernah menjadi ambisiku, sama seperti kebanyakan, pendidikan pernah menjadi hal yang nomor wahid untukku. Hingga pada akhirnya mampu mendapatka tanggungan pendidikan di sekolah ini, senangnya bukan main aku ini.
Diri lama ku yang naif, tidak berpikir dengan pergaulan orang kelas atas seperti kebanyakan dari temanku ini.
Tapi well, itu sudah terlewati.
Tidak perlu khawatir. Ini bukan cerita tentang gadis miskin yang ter-bully disekolah lalu gantung diri. Bukan juga cerita gadis lemah yang tiba-tiba dihampiri pangeran berkuda putih yang menolongnya lalu memacarinya.
This is not wonderland, and you're not Alice, darling.
Hal seperti itu hanya ada di dunia karangan para scriptwriter cerita disney yang mencekoki anak-anak dengan cerita naif mereka. Dunia yang aku --dan juga kamu-- tinggali, tidak semanis itu, tidak selembek itu.
Aku mungkin cukup banyak bicara untuk kalangan remaja ingusan yang bahkan belum lulus sekolah menengah atas, tapi apa yang aku ucapkan adalah kenyataannya.
Sekarang mungkin kamu dapat tidur dengan nyenyak di kasur yang empuk, tapi mungkin saja besok kamu akan kehilangan kasurmu dan pindah ke rumah sepetak dan tidur beralaskan kardus.
Siapa yang tahu? Semesta kan suka bercanda, dan kamu hanya lelucon-Nya.
Oke hentikan ocehanku, kini rasanya tamparan di pipi sebelah kiriku terasa lebih keras dari sebelumnya. Rasa amis tercecap, sepertinya pipi dalamku berdarah.
Sial.
Aku meringis, bukan minta ampun, lebih pada menetralkan rasa panas di pipi. Sementara orang yang baru saja dengan tidak sopan melayangkan tangan kotornya ke pipiku masih menyeringai. Puas atas dosa yang dibuatnya.
Ahn Hyena, tidak lain dari satu dari jutaan sampah masyarakat meski memiliki tas gucci yang selalu dipamerkan. Dia, tidak lebih dari pengecut yang senang melampiaskan gundahnya pada orang lain karena tidak ingin sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The F*cking World // Hyunjin x Ryunjin
FanficF*cking story about f*cking love between two broken f*cking teenagers face this f*cking world. . . . . . . . . . ⚠ This story is very absolutely definitely uneducated and full of rants. Be aware, pals.