PART 2

41.7K 2.2K 82
                                    

8 bulan berlalu, tidak ada kemajuan yang berarti dalam pernikahan Dian dan Faris.

Faris yang terus mengabaikan, sementara Dian masih terus berjuang mati matian. Berjuang sendirian untuk mempertahankan pernikahan ini, pernikahan yang bahkan tak ada cinta didalamnya.

Pagi ini semua nya seperti biasa monoton, bahkan membosankan tidak ada yang menarik.

"Habis ini kamu siap siap. Mamah minta kamu kerumah. Nanti saya antar" ucap Faris datar

Dian menatap Faris, "Iya, mas" ingin sekali rasanya bertanya kenapa mertuanya meminta ia datang kerumah, namun Dian hanya bisa menurut.

Dian langsung membereskan meja makan, kemudian bersiap.

"Dian. Cepat. Saya sudah terlambat" icap Faris dari lantai bawah

Dian langsung buru - buru, ia meraih sling bag dan dompetnya kemudian berlari menuruni tangga, sambil berlari ia memasukkan dompet kedalam tas nya hingga di 3 lantai terakhir ia menginjak ujung gamisnya sendiri.

Brukk..

Dian terjatuh sudut bibirnya berdarah.
Faris yang mendengar langsung menghampiri.

"Ceroboh!" Ucap Faris dingin, ia langsung mengangkat tubuh Dian ke sofa ruang tamu.

Faris mengambil kotak P3K.

"Dasar ceroboh! Jaga diri sendiri aja gak bisa!" Maki Faris yang masih mengobati luka di sudut bibir Dian.

Sedangkan Dian hanya diam saja, hatinya berdebar kencang. Baru kali ini dia bisa sedekat ini dengang Faris.

"Lagian ngapain sih lari lari!"

Dian tersenyum mendengarnya, ia merasa diperhatikan saat ini.

"Gak usah GR ini bukan perhatian!" Ucap Faris dingin lalu membereskan kotak P3K.

Dian masih tetap tersenyum, intinya saat ini ia senang tak peduli maksud perlakuan Faris itu apa, yang terpenting ia senang merasa seperti diperhatikan walau kenyataannya tidak.

"Ayo, saya terlambat gara gara kamu" Faris berdiri berjalan duluan

Saat berjalan Dian merasakan kakinya sakit, mungkin terkilir saat jatuh tadi, tapi ia mengabaikan rasa sakit itu.

-----

"Assalamualaikum, Mah" Dian mencium tangan ibu mertuanya dengan sopan lalu ditariknya Dian kedalam pelukan mamah mertuanya itu.

"Waalaikumsalam, Kok lama sih gak kesini, mamah kangen lho"

"Hehe.. iya mah.. maaf ya" ucap Dian tak enak

"Hmm" deheman keras dari orang yang sedari tadi berada di belakang Dian.

"Ehh.. ada anak mamah juga toh" ucap sang mamah

"Masuk.. masuk.."

Mereka masuk kedalam.

"Mah, Faris berangkat dulu ya"

"Loh nanti dulu dong Ris. Kan belum ngobrol. Kamu tuh ya lebih sayang kerjaan, sampe gak inget mamah nya lagi" omel mamah Faris

"Hmm" Faris mengalah

"Dian belum isi juga Ris? Kamu tuh jangan terlalu sibuk sama pekerjaan kamu terus dong Ris. Jangan nunda nunda. Mamah gak sabar pengen gendong cucu"

"Kita gak nunda Mah, masih belum rezeki" ucap Dian

Gimana mau punya anak, kalau Faris saja tak pernah melakukannya.

"Sabar Mah, belum Rezeki." Ucap Faris menenangkan mamahnya

Wife? [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang