Kalau dipikir–pikir lagi, kenapa Dimitri sama Prudence bisa jadian tuh lucu, ya padahal dulu tuh mereka sempet satu sekolah, sekelas malah tapi kenapa baru jatuh cinta pas di bangku kuliah semester 4??
Begitulah cinta bekerja, Dimitri anak FISIP nyambi jadi model, kadang dia suka banyak job jalan di catwalk, ketemu Prudence di after party pagelaran busana salah satu desainer terkemuka ibukota.
Dimitri belum tau kalau saat itu selain jadi mahasiswi, Prudence juga adalah seorang dancer.
Banyak model – model cantik berseliweran saat itu tapi Dimi tak tertarik cenderung bosan karena ya terlalu sering bertemu, jujur Dimi menghindari pacaran sesama profesi karena menurutnya suatu hari itu akan jadi boomerang untuk dirinya & tentu akan berefek pada pekerjaannya, Dimi cukup professional.
Netranya menangkap seseorang yang tengah menari di lantai dansa dengan asiknya, sendirian tanpa pasangan, wavy hair sang gadis yang menyentuh pinggang, menarik perhatiannya, karena remang–remang lampu dia jadi tidak bisa melihat dengan jelas wajah sang gadis, tapi Dimi yakin, dia cantik.
Memakai short pants denim, tank top putih serta military outer berwarna senada, asik sendiri joget mengikuti irama musik, hormon dopamine menggerakkan Dimi untuk menghampiri sang gadis, setelah meletakkan minumannya Dimi pun berjalan ke arahnya
"Hai..."
"Halo..."
Dua kali dia menyapa baru sang gadis menoleh ke arah Dimi
"Eh, hai mau joget? Joget aja" kata gadis itu
"Sama lo tapi???"
"Ya oke!!"
Mereka setengah berteriak karena hingar bingar musik, mereka berhadapan dan mulai menari, tangan sang gadis pun langsung melingkar di leher Dimi otomatis Dimi juga melingkarkan tangannya ke pinggang si gadis setelag sebelumnya "ini gpp ya tangan gua di pinggang lo?"
Si gadis tertawa keras "hahahah di tempat kayak gini masih ada aja orang sopan kayak lo, udah gpp" jawab si gadis sambil mengambil kedua tangan Dimi & melingkarkannya di pinggang sang gadis
Mereka pun akhirnya berdansa dengan asiknya
"Bentar deh kayaknya muka lo gak asing" seru Dimi
"Hmm, pertanyaan yang sama sih buat lo, tapi kayaknya gua sih udah tau lo siapa, Aiden Dimitri kan"
Dimi sedikit tersentak "lo tau nama lengkap gua?"
Sang gadis tersenyum sambil tetap menari lalu membisikkan sesuatu di telinga Dimi
"Gua dulu sekelas sama lo pas kelas 10, masih culun dulu gua pake kacamata duduk di depan, inget gak?"
Dimi kembali terhenyak, dia mengingat – ingat karena yang memakai kacamata tidak hanya satu orang tapi gadis yang pakai kacamata & selalu duduk di depan, sekretaris kelas....
"Prudence????" Seru Dimi surprise
Sang gadis tertawa lalu mengangguk "iyaaa ini gua, kenapa kaget ya?"
"Are you sure, you are Prudence my fellow high school??"
"Yeah, apa gua harus keluarin KTP dulu biar lo percaya??"
Gantian Dimi yang nyengir lebar, agak malu sumpah dulu Prudence emang udah cantik tapi sekarang??? Stunning, cuma satu kata itu aja yg bisa Dimi lontarkan.
"Apa kita mau udahan aja dancenya?? Kita ngobrol aja yuk" ajak Prudence sambil menarik tangan Dimi ke arah meja bartender
"Mas, saya Grand Marnier ya" pintanya ke bartender lalu menoleh ke arah Dimi
"Lo mau apa?"
"Scotch & soda sih kalo Dimi tuh" ucap sang bartender
Dimi tertawa "thanks, Vin" ujarnya pada bartender
"Ooooh, iya gua lupa lo pasti udah kenal lah ya sama bartender sini" kata Prudence setengah mengejek
"Gimana ceritanya lo bisa jadi model Dim, kayaknya dulu belom tinggi – tinggi banget deh???" Prudence bertanya sembari mengikat rambutnya yang sedikit berantakan, lalu leher jenjangnya terlihat jelas, indah.
Minuman datang mereka asik bercerita bagai sudah berpuluh tahun tak bertemu, sesekali tertawa karena teringat kelucuan masa – masa SMA
Jadi Prudence adalah dancer sekarang, pantes aja tadi jogetnya luwes banget, tinggal di apartment dekat kampus walau kadang masih suka pulang juga ke rumahnya, dia kuliah jurusan psikologi, sedang Dimitri paling cuma cerita kalau dia part time modelling & kuliah juga.
Mereka asik mengobrol sampai jam 3 pagi, lupa waktu.
"Udah jam 3 nih, lo pulang sama siapa?" Tanya Dimi basa basi karena mau nawarin tumpangan gak enak
"Paling taksi" jawab Prudence
"Eh kalo lo naik taksi mending gua anter aja sini, gua bawa mobil"
"Serius nih gpp walaupun jauh???"
"Iya elah santuy, kasian bgt lo jam 3 pagi sendirian naek taksi, hari gini banyak orang jahat"
"Terus terrnyata kalo nanti lo yang jahat sama gua gimana???"
Dimi sedikit tersentak gak tau mau jawab apa lalu Prudence nyeletuk "becandaaaa elaaah Dimi, iyaa gua percaya kok sama lo, ya udah ayo" ajak Prudence sambil menggandeng tangan Dimi
Dimi tersenyum, dia suka Prudence yang seperti ini, to the point, tidak ada rasa canggung atau awkward moment, jadi Dimi merasa nyaman juga.
Sampai depan apartment Prudence
"Lo gak mau mampir??" Tanya Prudence
"Emang boleh??" Dimitri malah nanya balik
"Ya kenapa enggak? Kecuali lo ada kuliah atau pemotretan hari ini, mending lo pulang"
"Ini Minggu, mana ada kuliah & pemotretan gua juga lagi off"
"Jadi mampir gak nih? Terserah lo sih" Prudence malah mengejek
Dimitri gregetan jadinya, rasanya langsung pengen nyium Prudence aja, tapi dia tahan, dia tahu itu gak sopan.
"Hmm, okedeh gua mampir" akhirnya Dimitri kalah telak
Satu jawaban singkat & dimulailah semuanya dari sana.
Introducing
Aiden Dimitri
Daleyza Prudence