Ladya Aura, perempuan berusia 17 tahun ini sedang menikmati sarapannya, masih jam 6 lewat 15 pagi, sudah berdandan rapi.Jam setengah tujuh nanti dia baru akan berangkat ke sekolah.
"Dek, nambah gak?" Mamanya dari dapur meletakkan telur dadar dipiring
"Cukup maaa, kenyang Ladya" tolaknya halus
"Oooh ya udah, tapi bekalnya jangan lupa dibawa"
"Iyaaa enggak kok, nih ada di sini" tunjuk Ladya ke dua tempat makan atau Tupperware berwarna pink & biru.
Mamanya mengacungkan jempol ke arah Ladya "siippp, susunya juga dek awas lupa"
"Iyaaa ma, Ladya udah taro tas"
Pagi itu mereka hanya berdua, karena papa Ladya sedang berada di Kalimantan & kakaknya sedang tidak di rumah karena ada perlombaan dance di luar negeri
Gak lama handphonenya bunyi
Bimo : udah siap belom? gua otw
Ladya : Bimo, udah brp kali aku bilang, jgn nyetir motor sambil main hp!!!
Bimo : ehe, maap bosq
Ladya : ga mau tau, hati-hati Bimo, aku tinggal pake sepatu doang
Tidak dibalas lagi oleh Bimo, artinya dia sedang melanjutkan perjalanan.
Gak sampe 5 menit suara klakson motor Bimo terdengar, Ladya yang sedang membereskan piringnya ke dapur pun segera berpamitan ke mamanya.
"Mah, Bimo udah dateng, Ladya berangkat dulu ya mah" pamitnya sambil mencium tangan dan pipi mamanya yang sedang mencuci piring.
"Bilang Bimo hati-hati, salam juga ya mama lagi repot nih ga bisa anter ke luar"
"Udah gpp mah, iya nanti disalamin, bye mah, assalamualaikum!" Seru Ladya tidak lupa dia membawa dua kotak bekal tadi
"Waalaikumsalam" jawab sang mama
Ladya membuka pintu rumahnya, tersenyum melihat Bimo yang sedang bertengger di atas motor Fino-nya, senyum Bimo juga merekah, hmm manis.
"Tunggu ya Bim, mau nali sepatu dulu" ujar Ladya mengacungkan sepasang sepatunya
Bimo hanya menjawab dengan acungan jempol.
"Ladya, bisa nggak sih???!!!" Teriak Bimo lalu dia segera turun dari motornya & masuk ke pintu gerbang menghampiri Ladya yang tengah mengikat tali sepatunya
"Sabar Bim, sedikit lagi" jawabnya halus sangat halus Bimo kadang tak sabar dengan Ladya yang memang agak lambat dalam mengerjakan sesuatu, Ladya anaknya memang begitu.
"Sini, gua aja yang naliin" jatat Bimo belum sempat dijawab oleh Ladya, Bimo jongkok di depan Ladya, lalu tangannya dengan terampil menalikan sepatu Ladya, kanan & kiri.
Ladya tidak sempat menolak, terjadi dengan begitu cepat, jantungnya berdebar lebih kencang, pipinya memanas "apa-apaan" batinnya
"Nah, udah beres nih, yuk berangkat" sekarang ditambah lagi Bimo menggandeng tangannya menuju motor
Ladya, hanya bisa menurut dalam diam
"Naik, nih helmnya, apa mau gua pakein juga?" Ledek Bimo membuat Ladya tersentak lalu reflek memukul badan Bimo
"Bimo, aku bisa sendiri!"
"Ya kali aja"
"Yuk berangkat, oya dapet salam dari mamah katanya hati hati ga usah ngebut"
"Eits... Tenang, Bimo walau ngebut pun pasti selamat kok, bilang mama, Ladya gak bakal lecet kalo sama Bimo"
"Aturan dari mana, masa ngebut pasti selamat" omel Ladya
Bimo cuma senyum lucu aja "Ladya, pegangan ya, soalnya beneran gua mau ngebut nih"
"Bimo, ga boleh ngebut!" Sekali lagi Ladya menghardik
"Udah lo tenang aja, pegangan oke"
Mau ga mau tangan Ladya melingkar di pinggang Bimo, lalu sepeda motornya pun melaju membelah jalanan ibukota.
Introducing
Bimo Dewandaru
Ladya Aura
nggak, mereka gak pacaran