Yoongi asal Daegu. Orang tuanya biasa aja, cuma punya usaha restoran kecil-kecilan. Masakan ibunya terkenal di Daegu, enak banget soalnya. Ga bohong. Makanya itu, Yoongi dapat sedikit kemampuan dari ibunya.
Keseharian Yoongi di Seoul itu ga ada yang menarik sama sekali. Hal yang dia sukai juga cuma dua hal -secangkir kopi hangat dan juga hujan.
Setiap hari mukanya selalu datar, senyum sesekali. Itupun cuma karena beberapa faktor, yang pertama karena aroma hujan, yang kedua karena rasa nikmat dari kopi hangat, yang ketiga karena anjing kecil.
Yoongi dilihat dari luar cuek, auranya juga dingin. Ga bersahabat. Cuma, kalau udah kenal Min Yoongi, aslinya dia itu lembut, peduli.
Katanya sih, ga pandai mengekspresikan perasaannya.
Untuk orientasi seksual, Yoongi juga gatau, banyak perempuan yang nembak dia, begitu juga laki-laki.
Yoongi bingung. Atau, lebih tepatnya ga tertarik.
Menurut dia, percintaan itu merepotkan.
Ga ada yang jauh dari namanya patah hati. Yoongi malas buat galau-galauan. Ga ada gunanya.
Makanya, dari kecil Yoongi ga pernah pacaran. Muncul rasa cinta juga engga.
Ada yang minat daftar jadi cinta pertama Yoongi?
Ponsel Yoongi berdering, tanda dia dapat telfon dari seseorang. Yoongi berdecak malas, kalau sampai mba-mba yang nawarin kredit lagi yang telfon, Yoongi mau jawab dengan sumpah serapah.
Yoongi angkat telfonnya dengan malas, "Halo?" sapanya.
"Halo, Yoongi. Apa kabar?" tanya seorang perempuan tua.
"Ah ibu. Aku baik, bagaimana kabar ibu?" balas Yoongi.
"Ibu juga baik, apa kamu makan dengan benar di sana?" tanya perempuan tua itu lagi.
"Iya bu, tidak usah khawatir," ucap Yoongi.
"Apa uangmu masih cukup? Bagaimana rumahmu? Bersih tidak? Ibu tidak mau kalau kau bermalas-malasan," kata perempuan tua itu panjang lebar.
"Uangku masih sangat cukup, bu. Rumahku bersih, aku membersihkannya setiap hari," jawab Yoongi.
"Baguslah, ibu dan ayah rindu padamu. Apa kamu tidak bisa pulang sekarang?" tanya perempuan tua itu dengan lirih.
"Tidak sampai aku dapat pekerjaan yang layak, bu," ucap Yoongi.
"Hah-baiklah, padahal ibu dan ayah cukup uang di sini. Omong-omong, kau sudah dapat kekasih?" tanya perempuan tua itu lagi, kali ini disertai tawa ringan.
"Belum," ucap Yoongi malas.
"Carilah kekasih supaya kau tidak sendirian terus Yoongi. Ibu tidak mau kau menjadi bujang tua," perempuan tua itu kembali tertawa ringan.
"Iya, kapan-kapan," jawab Yoongi dengan malas lagi.
"Baiklah, ibu tutup telfonnya. Sampai jumpa," kata perempuan tua itu sambil mematikan telfonnya.
Yoongi malas sekali kalau udah ditelfon ibunya. Selalu, ibunya bertanya apa dia udah punya kekasih. Padahal, Yoongi malas. Kadang Yoongi suka cemberut sendiri, soalnya, ibunya gatau perasaannya.
Kalau kata anak zaman sekarang, ga peka.
.
.
.See u next chap
KAMU SEDANG MEMBACA
BAKERY | MinYoon
Fanfiction❝ Yoongi kira kesehariannya akan tetap menenangkan seperti biasa. Tapi, semenjak kedatangan seorang pengangguran bernama Park Jimin di toko rotinya, Min Yoongi tidak lagi mendapatkan hari-harinya yang menenangkan. ❞ BxB ©Jeonsgucci