2. Bertemu Dengan Takdir

16 2 0
                                    

Sebentar saja izinkan otakku menyimpan kenanganmu.
Sebelum hatiku mendominasi seluruhnya.

                      ❄ ❄ ❄ ❄

"Aku pulang!!" ucap Lexi sedikit berteriak.

Lexi sedikit mendengus kesal rumahnya selalu sepi seperti ini.


Lexi lalu masuk ke pintu di sebelah ruang tamu, ruangan yang sangat nyaman bernuansa coklat muda seperti warna kayu, hitam, putih, dan hijau di sana. Membuat orang ingin bermalas malasan disana.

Di samping kamar ini bisa melihat langsung keindahan taman minimalis milik keluarganya, ada macam macam bunga Mawar milik ibunya yang terawat dan sedang bermekaran saat ini.

Ada pohon rindang dan ayunan serta gazebo kecil di tengah taman.

Lexi menaruh tasnya di atas meja belajar dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur minimalis miliknya.

Lexi mengingat lagi kejadian di depan kelas Xll IPA 2 dimana cowok yang mirip sekali dengan seseorang tapi dia tidak ingat siapa.

"Cinta pada pandangan pertama? Cih tidak mungkin." Apa Lexi menyukai cowok itu?  Bukankah ini kali pertamanya dia bertemu dengan cowok itu,apa aku akan bertemu dengannya besok?

"Ah sudahlah" Lexi pusing sendiri memikirkan itu.

Lexi bangkit menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya, menjalankan kewajiban dan tidur sampai pagi menjelang.

××××××

Pagi ini Lexi berangkat dengan sahabatnya lagi, dengan sedikit terlambat tapi masih dalam batas wajar jadi tidak kena hukuman.

Di belakang dua gadis ini ada seorang cowo melangkah dengan cepat mendahului kedua gadis ini.

"Hey Bas santai aja ga bisa apa?!" teriak Luna yang tidak sengaja hampir tersenggol cowok jakun itu.

Cowok itu sedikit berbalik arah dan menatap sinis Luna dan berlanjut ke Lexi namun tatapan yang di tunjukkan ke Lexi hanya  sebentar dan Bastian melangkah meninggalkan kedua gadis itu.

"Sa.. Sa.. Yuhuu Sasa!!"

"Alexia Lun, lo tuh ya udah gue.. "

"Hust! Diem! gue kan udah bilang biar bedea aja, lagian nama lo susah pake X segala!"

"Terserah elu deh Lun, ya udah gue duluan. Firasat gue buruk!!"

"Oke good luck ya!!"

"Yuhuuu"

Lexi berjalan cepat menuju kelasnya yang berada di lantai dua, sedangkan Luna berada di lantai dasar hari ini.

Dan benar saja di Kelas Lexi sudah ada Bu Like guru Sejarah yang sangat sangat tepat waktu.

"Tok tok tok..Assalamualaikum bu."

"Waalaikumsalam" jawab penghuni kelas kompak.

Flashback saat Lexi masih kelas X dia telat masuk kelas bu Like pagi itu, Lexi langsung di hukum menyanyikan lagu kebangsaan dengan lantang.

Bagi orang lain mungin hukuman itu sangat mudah tetapi bagi Lexi itu sesuatu yang sangat mengerikan karena menjadi pusat perhatian semua orang membuat dirinya gelisah.

"Terlambat Lex?!"

Udah tau nanya batin Lexi "Maaf bu.." ucap Lexi akhirnya.

"Kalau begitu taruh tasmu dan ambilkan buku paket sejarah di perpustakaan sebagai hukuman."

"Ba baik bu" Dari pada harus Menyanyi di depan kelas.

Lexi menaruh tasnya dan segera menuju ke perpustakaan untuk mengambil buku paket sejarah.

Lexi bersenandung kecil saat melewati lorong tanpa satu manusiapun di sana karena sudah pasti para manusia itu sedang berada dalam penjara otak.

Lexi membuka pintu perpustakaan dan betapa terkejutnya dia melihat cowo itu Bastian teman sekelas sahabatnya Luna sedang duduk tertidur di depan meja tunggu perpustakaan.

Apa ini takdir?

Luar biasa saat tertidurpun dia masih sangat tampan? Apa tampan? Lexi Lexi kau pasti sudah gila.

"Ehm ehm" Lexi  berdehem membangunkan Bastian.

Tapi cowok itu sama sekali tidak membuka matanya.

"Ehm ehm" Lexi mengeraskan suaranya.

"Ehm ehm uhk.. uhk.." Lexi mendapatkan tatapan tajam dari Bastian dan dia terbatuk karena itu.

"Eh maaf, saya mau pinjam paket sejarah untuk kelas Xll Ips semester ganjil" ucap Lexi sedikit canggung.

Dan bastian menunjukkan rak paling atas, itu tandanya bukunya berada di sana.

Lexi menghampiri rak itu.

Apa dia kutu buku? Mengapa dia tau letak buku itu?! Aish sudahlah Lexi kau harus cepat.

Lalu Lexi menarik kursi yang berada tak jauh dari rak itu.

Susah ya memiliki tinggi badan yang minim,keluh Lexi.

Bastian yang melihat tingkah gadis itu tersenyum tipis, dan bangkit mendekati gadis itu untuk membantu.

Lexi mencoba meraih buku buku itu dengan susah payah, namun apa daya itu susah sekali di lakukan. Lexi tidak menyerah dia tetap mencoba tapi mengapa kursinya bergoyang.

Aaa tidak tidak Lexi memejamkan matanya karna pasti sangat sakit jika dia sampai bokongnya membentur lantai.

Dengan sigap Bastian yang sudah berada di belakang gadis itu, menangkap tubuh itu dengan mudah.

Tapi tunggu kok ga sakit batin Lexi.

Lexi mengerjapkan matanya dan melihat bastian yang sedang tersenyum tipis.

Buku yang di raih Lexi tadi adalah selipan kertas yang sangat banyak sehingga berhamburan berterbangan mengenai dirinya dan Bastian.

Biarkan aku merekam setiap inci wajah ini senyuman ini sebelum hatiku tidak lagi bisa ku kendalikan. -Lexi

"Apa yang kau sudah puas memandangiku?! Biasa aku lepaskan kau berat sekali!!"

"A a ba baiklah!!" Lexi menarik tubuhnya dari Bastian dan Bastian juga sedikit menjauh dari Lexi.



Slow updet~~
TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIRAGE DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang