PART 2
Defano
Riuh suara para peggemar Brother Hood geng sekolah yang sangat terkenal seantero sekolah yang terdiri dari Defano Adinata,Bagas Adiprana,Marcello Pratama. Para perempuan yang sedang menikmati ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna karena kesempurnaan tetap milih Tuhan. Mereka bersorak ketika Defano berhasil memasukan bola ke ring. Sebenarnya mereka hanya sedang bermain mengisi waktu luang saja.
Kelompok Brother Hood yang terdiri dari 3 cowok most wanted itu begitu digilai para cewek di sekolah bagaimana tidak mereka meiliki paras yang tampan dan tubuhnya yang atletis. Dan salah satunya yang paling banyak di kagumi yaitu sosok Defano.
Karena merasa cukup lelah mereka bertiga pun memilih istirahat di bangku yang sediakan di pinggir lapangan. Melihat tiga cowok itu kelelahan para penggemar pun ambil kesempatan ada yang memberikan handuk, tisu dan minuman kepada mereka.
" Makasih ya cantik." Ucap Bagas saat diberi minuman oleh salah satu adek kelasnya dan dengan malu-malu adek kelas itu mengangguk dan tersipu malu akibat ucapan Bagas tadi.Marcell yang melihat kejadian itu pun hanya memutar bola matanya malas, sedangkan Defano memilih sibuk memainkan ponselnya.
Beda dengan Marcell dan Bagas yang menerima pemberian dari adek kelas dengan senang hati tapi tak ada satupun yang berani memberikan sesuatu kepada Defano, dia paling tidak suka cara seperti itu tak jarang jika adik kelas memberikan sesuatu kepada Defano maka Marcel dan Bagas lah yang sigap menerimanya dengan embel-embel atas nama Defano.
Selang beberapa menit Arisya datang menghampiri Defano yang sedang asik memainkan ponselnya itu. Dengan air mineral di tangannya dan nafasnya yang masih belum beraturan akibat berlari. Bayangkan saja Arisya yang sedang asik membaca novel di perpus yang berada di lantai 3 tiba-tiba mendapat pesan bahwa Defano memintanya untuk membawa kan minum padanya dalam waktu 5 menit alhasil Arisya harus berlari secepat mungkin menuju kantin lalu ke lapangan tempat Defano berada.
" I..ni minum..nya." Ucap Arisya menyodorkan botol minuman dengan nafas yang masih belum beraturan.
" Lo telat 2 menit gw udah ga haus lagi." Ucap Defano dingin Arisya cukup kesal mendengar penuturan Defano yang tak menghargai usahanya itu dia mencoba menahan amarahnya dengan menarik nafasnya perlahan.
" Gila ya lo Def, Risya sampe ngos-ngosan gitu lu malah ga mau nerima minum dari dia." Kini Bagas turut ikut campur lalu bangun dari duduknya menghampiri dan menadangkan tangannya ke arah Risya.
" Sini buat aku aja Sya minumnya kalo si manusia es itu gak mau." Ucapnya sambil melirik Defano dengan kesal.
Risya melihat sebentar ke arah Defano dia hanya diam melihat ke arah lain tandanya Defano tak keberatan yang dimaksud Arisya keberatan yaitu dia takut saja kalau tiba-tiba Defano berbuat kasar lagi padanya tapi kasarnya Defano yaitu perkatannya yang meyakitkan hati Arisya yang selalu mebuatnya down.
Risya pun memberikan minumnya ke Marcell di sambut baik oleh Marcell dan langsung diminum dengan rakus seakan dia tidak minum berhari-hari. Disaat Marcel sedang asik minum dengan sengaja Defano menyenggol tubuh Marcell sehingga dia tersedak air minumnya.
" Wahhh Si anjing emang!" maki Marcell di sela batuknya.
Bagas yang melihatnya pun hanya tertawa tanpa niat membantu Marcell yang sedang terbatuk-batuk. Tanpa sadar Arisya langsung menepuk-nepuk punggung Marcell untuk meredakan batuknya.
" Kaka Gak apa-apa kan ? " Tanya Arisya yang masih menepuk pundak Marcell, Marcell hanya mengisyaratkan dia baik-baik saja lewat tangannya.
Melihat kejadian itu Defano yang tadinya akan pergi malah menghentikan langkahnya saat melihat Arisya begitu peduli pada Marcell. Hati Defano menjadi tak rela jika Arisya memperhatikan orang lain selain dirinya seketika Defano membalikan tubuhnya menghampiri Arisya lalu menariknya untuk pergi bersamanya.

YOU ARE READING
Sebait Sajak Untukmu
Teen Fictionbiarkan aku menjadi penulis rahasia tentangmu yang diam-diam selalu menulis tentang mu si manusia es yang kejam dengan senyuman yang indah. tulisan demi tulisan akan ku rangkai menjadi sajak yang mungkin entah kapan itu akan kusampaikan padamu. kisa...