1. dia lagi

558 37 0
                                    

Aku menatap nanar tangga utama gedung barat FEB di depanku. Pergantian mata kuliah yang juga bertepatan dengan break siang membuat orang-orang memenuhi kawasan kampus ini yang sesungguhnya tidak terlalu besar.

Hari ini hari senin. Minggu ke-2 dari semester 3 dan sehabis ini aku harus menghadapi deretan angka dari matkul Akuntansi Menengah 2. Di jam 1 siang lagi. Huft.

"Semangat dong, beb. Masih minggu kedua semester 3 nih. Udah loyo aja," Kim Yerim merangkul bahuku sambil tersenyum menggodaku. Dia tertawa ketika melihatku membuang nafas berat.

"Kenapa woy? Sedih banget mukanya," lanjutnya lagi sambil mengajakku menaiki tangga.

Aku hanya mengangkat bahu. Iya sih, emang baru minggu kedua perkuliahan di mulai. Minggu lalu masih perkenalan dosen dan bahas silabus buat satu semester ke depan, baru deh minggu kedua mulai bahas bab pertama.

"Takut ketiduran. Kenapa sihhh matkul susah perlu dijadwalin jam segini?? Jam tidur woy!" protesku ke Yerim sambil mengeluarkan buku akuntansi menengah-ku. Aku mengedarkan pandangan ketika sampai kelas mencari kursi mana yang pas biar kalau ketiduran ga keliatan banget.

"Hadeh. Tidur mah tinggal tidur aja kali. Oh ya liat pr dong"

"Hmmm, ya gimana ya. Semester lalu pas sama dosen ini juga udah pernah ketiduran. Kebangun gara-gara diketawain sekelas!" Aku mulai menceritakan kronologis ketika semester lalu di matkul AKM 1 dengan dosen yang sama ketauan ketiduran 2x di kelas. Mana sampai diketawain sekelas lagi.

Yeri hanya tertawa mendengar ceritaku yang menggebu-gebu sambil dengan cekatan mencocokan jawaban pr kita.

"Asdos Bu Yuri kali ini siapa yaa?" Gumamku. Percaya deh guys, asdos yang baik bisa banget mendongkrak nilai kita yang pas-pasan. Soalnya hampir seluruh tugas dan kuis yang nilai asdos. Biasanya sih.

"Emang semester kemarin asdos bu Yuri siapa?"

"Tebak siapa!" Tanyaku balik sambil tersenyum.

"Ih, apaan tuh senyumnya. Genit banget. Cakep ya pasti?" Yeri melirikku curiga. Aku hanya terkekeh gemas mengingat asdos bu Yuri semester lalu.

"Kenal Jeon Wonwoo ga? Anak 15?" Tanyaku.

"Gak. Kenapa emang?"

"Hadehhhh, masa gatau? Yang itu. Tinggi, kurus, putih, kacamataan?"

"Ya paling kalo liat mukanya tau. Dia ya asdosnya?"

Aku mengangguk membenarkan. Kemungkinan kecil Jeon Wonwoo bakalan jadi asdos bu Yuri lagi, soalnya dia baru aja balik dari KKN. Yaudah lah, yang penting asdosnya nanti mau nerima tugas kalau telat ngumpulin.

Bangku baris ke-3 sudah dipenuhi oleh teman-teman se-circleku. Yeri asik membahas kuis sesi sebelumnya sama Arin, di sampingku ada Chaeyoung yang sedang nge-scroll timeline instagram. Tinggal Mina yang belum masuk padahal tasnya udah nangkring pertama kali di kelas.

Dari kelima temanku, hanya Chaeyoung yang sekelas denganku saat AKM 1 dan sudah tau siapa itu Jeon Wonwoo dan bagaimana tingkahku setiap asdos itu masuk kelas. Iya, siapa sih yang gak suka sama cowo ganteng dan juga pintar?

~

Pelajaran akuntansi memang selalu terasa lama bagiku. Setiap akhir sesi kelas, bu Yuri selalu mempersilahkan anak-anak untuk sekedar bertanya atau berkeluh kesah. Suara nyaring dari belakang kelas menjadi fokus seluruh anak-anak di kelas,

"Bu! Asdos kita siapa, ya?" tanya Woojin. Bu Yuri hanya terkekeh.

"Hayo, siapa lagi coba asdos saya selain mas-mas yang di belakang itu?"

Begitu bu Yuri menjawab seperti itu, serentak seluruh kepala menoleh ke belakang kelas. Layaknya tokoh utama yang muncul di akhir konflik, lelaki yang dituju oleh bu Yuri tersenyum manis sambil membenarkan kacamatanya. Kemeja yang ditekuk setengah lengan tambah memancarkan kedewasaan yang membedakan dia dengan kita-kita yang masih bau kencur.

"Halo semua. Kenalin aku Jeon Wonwoo, yang bakal jadi asdos kalian selama satu semester ke depan. Misalkan ada yang ingin ditanyakan di luar kelas bisa langsung ke saya ya," jelasnya sambil berdiri. Lagi-lagi sambil tersenyum.

Aku terpana melihatnya. Wow, mentang-mentang habis KKN terlihat jelas kulitnya yang sedikit menggelap tapi malah membuatnya semakin manis. Bahkan menurutku dia semakin berisi.

"Pantes demen. Cakep bener, keliatan pinter lagi." Bisik Yeri padaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

Tunggu aja begitu Mas Wonwoo udah mulai ngajar, gak bakalan bisa untuk berpaling pada sosok laki-laki tersebut.

mas wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang