DDA | One

108 16 4
                                    

Throwback

"Karena kenangan seperti hujan. Jika dia datang, kita hanya bisa menunggunya berhenti dengan sendirinya. Tanpa bisa kita menghentikannya"

Author:

Dengan sedikit berlari kecil, gadis mungil itu berlari di sepanjang koridor kelas menuju ruang guru untuk bergabung bersama segerombolan siswa yang sejak tadi rela berdesak-desakan demi melihat sebuah kertas yang tertempel di mading.

Gadis itu dengan susah payah menerobos kerumunan siswa yang ingin melihat daftar siswa yang naik kelas. Gadis itu cukup kesulitan karena tubuhnya yang mungil tidak cukup kuat menyingkirkan beberapa siswa yang menghalangi jalannya.

Walaupun tubuhnya yang mungil mendapat dorongan yang keras namun, gadis itu masih berusaha bertahan untuk melihat nama seseorang yang membuatnya rela berdesak-desakan diantara banyak nya orang.

Tubuh gadis itu tiba-tiba kehilangan keseimbangan saat seseorang menarik kasar tangannya keluar dari gerembolan siswa di depan mading.

"Delon ?!"

Karena terkejut melihat seseorang yang baru saja menariknya keluar dari gerombolan siswa, Nada refleks meneriakkan nama orang itu dengan keras karena dia mengenal dengan baik laki-laki itu. Namun, berhasil membuat segerombolan siswa tadi mengalihkan pandangannya ke arah mereka berdua.

Baju seragam yang rapi dengan tata rambut yang sangat rapi, cowok itu berdiri dengan posisi tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana abu-abunya. Sorotan mata itu sangat tidak asing bagi Nada. Teringat jelas bagaimana dulu cowok itu selalu menatapnya setiap kali dia melewati kelas sebelas IPA 1.

Bau parfum fantasy yang sangat tidak asing di hidung Nada membuatnya teringat bagaimana parfum itu selalu membuatnya tenang saat berada di dekat pria tinggi itu.

Nada menipiskan bibirnya saat dia menyadari kelakuannya tadi membuatnya jadi pusat perhatian. Kepalanya yang tadi dengan terang-terangan menatap mata biru cowok itu, kini menunduk malu dengan pipi yang merah memanas.

Suasana yang tadinya cukup tenang membuat gadis itu kembali merasa asing dengan cowok yang dulu pernah menjaganya. Kehidupannya yang dulu sangat indah, luntur begitu saja saat cowok bernama Delon Ramatha menghancurkannya dalam hitungan detik.

"Kenapa?!" teguran cowok itu berhasil membuyarkan lamunan Nada yang membuatnya gugup saat cowok itu menatapnya dengan lebih teliti. Kini suasana berubah, menjadi datar seakan suara cowok itu melenyapkan semua harapan Nada.

Karena merasa tidak mendapat jawaban, cowok bernama Delon itu menggeser tubuh Nada, kemudian berjalan meninggalkan Nada yang seakan gadis itu tidak ada artinya bagi dirinya. Seakan tidak ada yang pernah terjadi dahulu antara dia dengan gadis mungil dengan rambut sebahu itu.

Nada menghembuskan nafas diiringi sebutir cairan bening yang menetes di pipinya yang tembem dengan posisi masih menunduk. Menurutnya, Selama ini dia terlalu bodoh karena masih mengharapkan cowok itu kembali seperti dulu. Kembali menjadi Delon yang selalu bersamanya dan tidak pernah membiarkan pikirannya luput dari nama Delon. Bahkan sampai sekarang ini, cowok itu tidak pernah meninggalkan pikiran dan hati gadis itu.

Perlahan Nada membalikkan badannya menatap punggung cowok itu yang semakin menjauh. Apakah dia sama sekali tidak ingin berbalik menatapku ? itulah yang muncul dibenaknya.

Sebenarnya dia masih ingin melihat cowok itu namun, karena cowok itu sudah berbelok menuju tangga lantai satu akhirnya gadis itu memutuskan untuk meninggalkan tempatnya sekarang berdiri.

Terlalu banyak kenangan yang selalu ku ingat. Terlalu banyak senyummu dalam ingatanku. Terlalu banyak Delon Ramatha dalam hatiku, membuat aku sulit melupakan semuanya. Namun, sepertinya kamu sama sekali tidak memperdulikan itu. Meski aku memanggil namamu setiap malam sebelum aku tidur, berharap ada sebuah nama yang muncul di layar ponselku. Sayangnya...itu hanya masa lalu.

***



=====================
Hai readers...
Sebelumnya saya minta maaf karena lama banget update nya. Dan sekali update, eh cuma 500+ kata doang.
Ini adalah chapter terakhir sebelum aku H I A T U S, maaf ya kalau naskah ini ngegantungin gitu! Sebenarnya aku nggak enak ngegantungin naskah ini, tapi aku mau fokus dulu sama naskah aku yang judulnya FAUZADITH...

Selamat menunggu
=======================

Dia Dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang