Author POV
Selama liburan 6 hari itu Dhia hanya melakukan apa yang biasa dia lakukan setiap hari.
Bangun tidur,mandi,makan,main hp,nonton tv,ke lapangan basket,pulang ke rumah,mandi,makan,main hp lagi,dan kembali tidur lagi.
Hari ini adalah hari terakhir ia libur,ia merasa bosan akan semua ini.
Dhia berinisiatif untuk lari pagi dan bermain basket di lapangan kota bersama Akbar.
"Barr main basket ke lapangan biasa,gue tunggu di depan rumah lo,gue on the way 5 menit lagi dan lo harus udah stay depan rumah"
"Ok gue tunggu"
Lalu mereka mempersiapkan diri untuk bermain basket.
Dhia pun yang sudah selesai menuju rumah Akbar.
Akbar yang sudah menunggu dari tadi menggerutu tidak jelas di depan rumah nya.
"Ni bocah katanya 5 menit,tapi kok ya ini udah 15 menit lebih kaga nyampe nyampe,wahhh curiga ngecengin cewek di taman ini mah"
"Kalo ngomong di depan orang nya dong,kalo berani di belakang itu mah cupu"
Dhia datang dari belakang Akbar yang masih menggerutu sendiri.
"Daripada berani di sosmed tapi di samperin udah kek kerupuk kena air kan najis"
"Semerdeka lo deh"
Akbar pun menaikki motor Dhia dan menuju lapangan kota.
Selama perjalanan tak ada yang mereka obrolkan.Sampai akhirnya Akbar yang membuka pembicaraan.
"Dhi,lo ngincer kakak kelas ga? Atau yang seangkatan gitu?"
"Males"
"Dih gue nanya panjang lebar lo singkat jawabnya,kalo cewek digituin sama lo mungkin lo disangka so so cool boy"
"Bodo"
"Ari sia hayang di jitak ku aing?( lo minta di jitak sama gue? ) "
"Jitak aja kalo berani"
Akbar yang mendengar itu langsung menjitak kepala Dhia,tetapi ia malah kesakitan.
"Lo bego apa tolol sih?! Gue pake helem tolol,otak kok ya dipake nonton bok*p sih,mending lo nonton drama korea deh sono sama adek adek oppa itu,baper baper deh lo daripada tolol yang dipiara tiap hari"
"Bawel lo dhi kek emak nya si Hanif"
"Eh gitu gitu gue keponakannya,jan remehin tante gue lo"
"Emang tante lo bisa apa si pen tau gue"
"Bisa napas"
"Semerdeka lo dhi"
Setelah mereka adu mulut,mereka sampai di lapangan dengan Akbar yang masih mengerutkan bibirnya.
"Bibir lo jan di gitu gituin,jomblo lo ngenes banget si bar,itu bibir udah kek pantat ayam"
"Enak aja,bibir gue itu syeksyi tauu"
Mereka yang sedari tadi beradu mulut,mereka tak sadar bahwa ada yang memperhatikan mereka di sekeliling mereka.
Mereka tak memperdulikan hal itu,sudah tidak heran,mereka seperti adik kakak yang tidak mau kalah dengan aps yang mereka rebutkan.
Akbar pun mendahului Dhia yang sedang membawa jaket yang tadi ia pakai dan bola basket.
Saat Dhia sedang menyusul Akbar,dia seperti melihat seseorang yang ia tidak ingin lihat lagi sampai kapan pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Novela Juvenil"Dhi,kalau perempuan mencintai seorang laki laki tersebut boleh ga sih?" Tanya Athala. "Boleh,tapi perempuan itu dicintai,bukan mencintai" balas Dhiano. Berarti perasaanya pada laki laki itu salah? Ataukah itu hanya pandangan Dhiano? Namun jika Dhia...