two

305 4 0
                                    

HanaPOV

"Kau senang?"

Itu pertanyaan atau pernyataan? Secara belum sempat gue lanjut, dia udah kembali ngebacot.

"Cukup senang-senangnya, mulai detik ini saya pastikan kau tidak akan tersenyum"lanjutnya menatap tajam kearah gw dan mulai mendekat seperti siap menerkam.

"Gila drama amat lu, besok aja lanjut ngedramanya gue ngantuk!"

Melihat kasur yang luas serasa sedang memanggil manggil , gue langsung nemplok tak beraturan.

"Siapa yang memperbolehkan kamu tidur disana?" Bentaknya menggelegar.

Kerjaan nih cowok apaan sih? Suka beud teriak-teriak macam toa. Apa emaknya ngidam toa?

"Lah trus gue tidur dimana?" Tanya gue yang protes melihat hanya ada sebuah ranjang yang disediain dikamar itu.

"Dikamar mandi, mau disofa, dilantai, saya tidak peduli yang terpenting saya tidak sudi tidur satu ranjang dengan kamu" ucapnya diktator tanpa pembantahan.

"Dan saya butuh penjelasan bagaimana bisa saya tidur seranjang denganmu malam itu?  Gara-gara itu saya harus terjebak seperti ini"  tanyanya beruntun membuat pusing kepala gue.

Jam yang sudah menunjukkan pukul tengah malam membuat gue hanya bisa menghela nafas, pasalnya gue ngak ingat samsek  kejadian malam itu.

"Gini ya om, gue lagi ngak mood berdebat"

"Saya bukan om kamu" potongnya. Dih

"Ok ok dengerin dulu boy, bisa sante aja ngak sih ngak usah melotot gitu ntar mata lu jatuh gue kena tuduh lagi"

"Sampe mati juga lu nodong penjelasan, gue ngak bisa jawab karna gue lupa, ngak ingat sama sekali"

Malas berdebat gue ninggalin tuh cowok sendirian, lebih baik gue ngerendam dikamar mandi, itung-itung kalau gue ketiduran kan lumayan ngak usah repot cari tempat buat bobok lagi.

Gue ngelepas baju pengantin yang beratnya serasa ber ton-ton. Dan mulai mengisi perendaman dengan air hangat ditambah wewangian yang tersedia.

Mulai dengan ritual tengah malam gue berendam dan tanpa sadar masuk ke dalam dunia khayal.

Tok tok tokktktktkttktk

"Woyy, kamu mandi apa tidur didalam?"

"Hanaaaaaaa"

Serasa ada yang berteriak sambil sebut-sebut nama gue ditambah gedoran brutal yang berasal dari luar mengganggu ketenangan gue.

Dengan cepat gue memakai saltbelt yang tersedia dan masih dengan rambut basah acak-acakan gue membuka pintu dan terkejut melihat sosok yang masih rapi pakai jas.

"Lu siapa?" Tanya gue masih belum sepenuhnya sadar.

"Lu lu kamu pikir nama saya lulu, kamu kenapa lama sekali? Jangan bilang kamu tertidur didalam" tanyanya yang dijawab sendiri oleh dirinya sendiri. Bigungkan lu? Sama bosque.hauhahaha

"Kan tadi lu sendiri yang bilang terserah gue mau tidur dimana, lah pas udah tidur malah dibangunin" jawab gue sejujurnya.

Dengan wajah kesalnya, pria tua yang mudah emosi itu masuk kedalam.

"Awas" ucapnya mendorong gue menjauh dari pintu kamar mandi, sadis kasar beud ngak ada sopan dan lembut-lembutnya sama cewek.

Melihat kasur yang ganggur ngantuk gue yang semula hilang, muncul kembali. Gue menghempaskan tubuh gue kekasur dan melompat-lompat kegirangan.

Setelah merasa lelah melompat gue ngak sadar lagi kapan gue tidur. Sampai tiba-tiba gue ngerasa benda yang cukup keras menimpuk kepala cantik dan berharga gue.

"Sialan siapa yang berani nimpuk" teriak gue dengan mata setengah tertutup.

"Saya" ucapnya tegas dengan kedua tangan di pinggang.

Gue memperjelas dan melihat pria berbaju piyama.

"Lu siapa?" Tanya gue lagi.

Gue lupa bilang, gue ini punya kebiasaan buruk, gue cepat lupa dan ingatan gue sangat buruk.

"Minggir saya mau tidur" bukannya menjawab pria berpiayama itu menghempaskan selimut dan masuk kedalamnya.

Kesadaran gue kembali dan mengingat pria itu bernama Seokjin yang sekarang sebagai suami resmi gue dipublik dan diagama. Dan selebihnya gue ngak tau tentang dia. Walau hotel ini mommy nya yang pesan bukan berarti pria ini seenak jidat memperlakukan gue.

"Kalau lu keberatan seranjang, lu aja yang minggir gue ngantuk" dengan santainya gue kembali ambil posisi ditempat yang masih kosong dan setelah itu gue ngak tau apa yang terjadi. Gue ngak mau ambil pusing tentang pria tua yang sensian itu.

---------

SeokjinPOV

Hidupku benar-benar hancur karna pernikahan sialan ini, bagaimana tidak aku harus menghadapi seorang gadis keras kepala yang baru kukenal dan sekarang dia berstatus istriku.

Istri dari Dr.Kim Seokjin.

Dia tidak patut mendapat gelar itu, bahkan membayangkannya saja mustahil bagiku.

Saat ini aku masih memakai jas pengantin, dan muali gerah ingin mandi tapi anak nakal itu sudah sejam belum keluar dari kamar mandi.

Jangan bilang dia benar-bemar tidur didalam sana, yang benar saja.

Aku mulai tidak tahan dan menggedor pintu. Damn, dia bahkan tidak mendengar ketukan yang sekarang berubah menjadi gedoran. Kalau tidak memikirkan ini hotel aku mungkin benar-benar akan mendobrak pintu ini.

Dengan santainya dia keluar dengan rambut basah dan acak-acakan. Aku fikir dia bukan wanita bagaimana bisa dia berpenampilan hancur seperti itu didepan pria.

Aku tidak memperdulikannya dan masuk ke dalam kamar mandi, ku lihat bathup yang masih berisi air rendamannya. Aku tidak berniat menggunakan itu lagi, bisa saja masih ada sisa bakteri yang ditinggalknnya.

Tidak perlu waktu lama aku mandi dan kembali ke kamar dan betapa terkejutnya aku melihat penampakan diatas ranjang.

Gadis itu bisa-bisanya kembali tertidur dengan salbeth yang masih dia kenakan yang tersibak tidak beraturan.

Oh tuhan, ingin sekali ku banting wanita itu bagaimana bisa dia senyaman itu dengan seorang pria yang baru dia kenal. Memang benar-benar wanita itu wanita jal*ng yang dengan mudah nya nyaman satu ruangan dengan pria.

Aku membanting bantal ke arah wajahnya agar cepat bangun dan enyah dari ranjang suci ku ini.

Sudah berapa kali dia bertanya aku ini siapa, apa dia sedang akting? Seperti yang dilakukannya waktu itu, berpura-pura tidak tau apa yang terjadi, huh aku tidak akan tertipu oleh gadis nakal.

Aku mengusirnya dan mulai memposisikan diriku didalam selimut, aku rasa dengan begitu dia akan merasa terusik dan tidur disofa.

Holy shit, diluar dugaan ku.

"Kalau lu keberatan seranjang, lu aja yang minggir gue ngantuk" ucapnya mengambil posisi disampingku dan memunggungiku.

Spontan aku terduduk dan melihatnya yang kembali tidur terlihat dari nafasnya yang teratur.

Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau tidur seranjang lagi dengan gadis nakal seperti dia, tapi kalau aku tidur disofa berarti aku kalah. Aku tidak boleh kalah darinya, ini pasti akal-akalannya sebentar lagi juga dia pasti pindah.

Bersambung . . .

Nikah paksa With Dr.Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang