01.

822 96 3
                                    

  —Aji

  Pernah kebayang engga kalo kalian jadi gue? Enggak? Yaudah bagus gausah dibayangin, bikin sakit hati doang. Oh iya, Nama gue Abimayu Jinendra Adsy dipanggil Aji biar keren aja. Gue anak bungsu dari 3 bersaudara, gue baru kelas 11 dan gue jurusan IPS. Kadang gue merasa menyesal masuk IPS, karena pujaan hati gue ada di IPA.

"Ji! Ngelamun aja, ngelamunin apaan lo?" Tegur cowo yang lumayan lebih pendek dari gue, enggak sih kita tingginya sama cuman kalo diukur tinggian gue.

"Dari mana lo sen? Ngilang aja kayak Jin iprit." Kata gue kepada cowo yang tadi negur gue, iya namanya Rasendriya Dewangga sohib gue dari kelas 10 sampe sekarang. Gue sama Rasen ini satu eskul yaitu Futsal.

"Biasalah, Felix minta ditemenin ke kantin." Kata Rasen yang udah duduk disamping gue. Fyi, gue sama Rasen ini punya satu geng namanya Tampan Squad. Iya isinya orang ganteng semua, apalagi gue. Tampan squad berisikan 15 pemuda dari sekolah ini cuman kami beda kelas saja. Untuk Felix, gue udah temenan sama dia sejak masih didalam kandungan ibu kami. Iya kita suka vcan di dalam perut—engga woy bercanda.

"Kayak cewe aja minta dianterin." Kata gue kepada Rasen yang sudah membuka air minumnya. Btw, gue sama Rasen sekarang lagi dilapangan liatain anak cheers latihan.

"Liatin siapa Ji? Arumi?" kata Rasen tiba-tiba membuat gue terkejut.

"YA ENGGAK LAH ANJIR!"

"NGGA USAH TERIAK BODOH."

"LO JUGA TERIAK SETAN."

"Bacot, jadi beneran liatin Arumi?" Tanya Rasen lagi.

Enggak, gue enggak liatin yang namanya Arumi—Tapi cewe yang lagi dipinggir lapangan dengan rambut lurusnya serta poni andalannya yang Sedang berbincang dengan lawan bicaranya.

Dia

Acelina Anindya.

"Cel! Balik bareng gue kagak?" Kata gue menawari tumpangan kepada gadis yang berjalan disamping gue ini.

"Hm, tapi gue mau kerja kelompok bareng Juan." Kata Acel sembari menunjukan grup chat kelompoknya.

"Yaudah gue anterin, ada felix juga kan pasti?" Tebak gue kepada Acel.

Acel pun mengangguk. "Pasti ada, Juan yang minta."

"Yaudahh gue anterin." kata gue kepada Acel.

"Tungguin juga nggak??" Tanya Acel ketika gue udah berjalan lebih dulu dari pada dia.

Gue mengangguk. "Iya gue tungguin."

Acel pun tersenyum. "Oke!!"

Kadang gue menyesal mengenal gadis bernama Acelina Anindya ini, Karena berkat dirinya seorang Abimayu terlibat didalam Zona nyaman dimana gue harus berpura-pura menjadi teman baiknya agar rasa suka gue engga keliatan sama Acel dan orang lain.






Kecuali, Felixiano halim

Just Friends;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang