Girl Crush

1.6K 94 4
                                    

Ini adalah twice one shot, Jeongsa. Kenapa Jeongsa? Entahlah. Kayaknya pas aja sih buat dijadikan pasangan hehehe. Kenapa one shot? Karena gak perlu ribet dan ide kadang suka muncul pas buat short story aja. Mau maksain jadi beberapa part malah nanti nggak bisa lanjutin. Kan sayang.

Dan sebenernya aku udah ada cerita dengan beberapa part tapi belum aku publish. Soon ya. Hehehe

Enjoy.

Don't forget to vote and comment ya.

Trimakasih. :)

--------------------

Momo dengan semangat memanggil nama Sana ketika dosennya selesai menjelaskan dan meminta mereka untuk berkelompok mengerjakan suatu proyek. Dalam kelompok itu sudah ada Jihyo, Mina, dirinya dan Jeongyeon. Momo tahu jika Sana adalah girl crushnya Jeongyeon maka ia meminta gadis itu untuk bergabung bersama mereka.

"Mo kamu gila?" Mata Jeongyeon membulat sempurna tak percaya.

"Aduh apaan sih." Momo acuh.

Jeongyeon mengumpat dan memukul kepala Momo yang mendapat balasan dari Momo.

"Kalo nggak ada apa-apa ya nggak usah grogi." Ujar Momo sambil mengusap pelan kepalanya.

Jeongyeon kesal dan kembali memukul kepala Momo. "Justru itu karena ada apa-apa aku grogi."

Momo akhirnya kesal dengan sikap Jeongyeon. "Duh make a move makanya. Untung aku bantuin. Jijik lihat kamu cuma mandangin Sana aja tanpa make a move." Momo masih lanjut. "Lagian si Sana juga single. Ya kali kalo udah punya pacar aku maklum kamu cupu kayak gini."

"Ini juga lagi usaha Mo." Elak Jeongyeon.

"Usaha apa? Ngayal mulu. Ngilang mulu." Ujar Momo sambil bergidik ngeri dan saat Jeongyeon mau memukul Momo lagi Sana sudah berada di depannya.

Jeongyeon tiba-tiba jadi grogi karena
Sana sekarang duduk disebelahnya. Sebenernya mereka sudah saling kenal cuma Jeongyeon kadang suka grogi kalau Sana ada dideketnya apalagi ada Momo disitu. Sana tidak tahu kalau Jeongyeon suka dirinya tapi Jeongyeon sudah bahagia kalau Sana ada didekatnya. Pengen sih flirting gitu tapi entahlah. Dia tidak bisa kalau didekat Sana. Momo berulang kali mengejek Jeongyeon. Seperti waktu itu saat mereka sedang ada dikantin dan Sana memilih duduk disebelah Jeongyeon yang grogi. Momo kebetulan melihatnya dan tertawa kecil sebelum akhirnya merintih kesakitan karena Jeongyeon menendang tulang keringnya.

"Kenapa Mo?" Ucap Sana bingung.

"Oh nggak papa. Dengkul gatel." Dengan tatapan tajam ia melirik kearah Jeongyeon yang diam dan pura-pura melihat sekitar.

"Ya udah beli tteokbokki yuk."

"Eh?" Jeongyeon bingung. Momo tidak kalah bingung mendengar Sana yang tiba-tiba mengajak Jeongyeon dan kini menarik tangannya untuk menemaninya. Jeongyeon berteriak girang karena sebelumnya mereka sempat bertaruh jika Sana mau diajak beli makan dikantin berdua dengan Jeongyeon, Momo yang traktir. Tapi kalau ditolak Jeongyeon yang traktir Momo.

"Rasain." Jeongyeon tertawa karena melihat Momo yang ngedumel dimejanya sambil manyun-manyun dan tentu saja dengan muka yang bingung dan pasrah karena sesuai kesepakatan dia harus rela membelikan Jeongyeon sepatu Va*s yang Jeongyeon sebut asal saat ia mau apa jika ia menang. Momo dengan enteng menyanggupi karena dia yakin kalau Jeongyeon tak akan bisa menang taruhan dan akan membelikannya jokbal. Tapi meja sudah terbalik dan Momo harus rela menyisihkan uang jajannya untuk membelikan Jeongyeon sepatu.

"Oke jadi gini," Jihyo, ketua kerja kelompoknya mulai bicara. Semuanya menyimak tak terkecuali Jeongyeon yang siap dengan notes dan pulpennya. Sebenarnya Jeongyeon tidak terlalu menyimak karena sekarang ia sedang doddling di notesnya. Sesekali ia menyimak tapi sebenernya ia sudah paham jadi dia santai-santai saja.

It's Not Just a Project (Jeongsa One-shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang