"Nis apa adit udah tidur?" tanya randy kepada sang istri
"Alhamdulillah sudah mas, kayaknya kecapekan jadi cepat sekali tidurnya" annisa beranjak dari tempat tidur sambil menyelimuti sang buah hati yang sedang tidur.
"Aku merasa gagal nis jadi seorang ayah buat adit" annisa mencoba mendekati sang suami seraya berkata
"Mas jangan bicara begitu gak baik, ini juga sudah menjadi kemauan adit sendiri untuk membantu ayahnya " annisa menjelaskan kepada randy agar ia tidak selalu merasa bersalah
"Hhem iyasudahlah nis sekarang lebih baik kita tidur saja hari sudah larut malam" randy menarik napas panjang dan berjalan menuju tempat tidur sedangkan annisa hanya tersenyum tipis melihat sang suami yang tidak terlalu menanggapi perkataannya.
"Mas randy gak sholat isya dulu?" tanya annisa kepada sang suami tetapi tidak ditanggapi olehnya.
"Iyasudah kalau begitu aku sholat sendiri saja mas" randy tetap tidak menanggapi perkataan sang istri.
"Mungkin mas randy terlalu capek" ucap pelan annisa berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.Setelah selesai sholat annisa berbaring disamping sang suami.
"Maafkan aku mas, andai saja kamu tidak memilih menikah denganku pasti sekarang hidup kamu tidak sesulit ini mas" lirih pelan annisa diiringin dengan isak tangis sedangkan randy menahan sesak melihat sang istri menangis disamping ia yang sedang berpura-pura tidur.
"Sekali lagi maafkan aku mas, benar kata orang tua kamu aku memang tidak pantas buat kamu mas! Aku hanya wanita yang tidak jelas asal usulnya dan hanya bisa menyusahkan hidup kamu saja" annisa menangis sesegukkan. Randy tidak tahan melihat sang istri yang terus menangis dan langsung memeluknya memberikan sedikit ketenangan.
"Jangan bicara seperti itu sayang, mas sangat mencintai dan menyayangimu oleh sebab itulah mas memilih kamu apapun resiko yang akan mas terima" randy mendekap tubuh annisa dan menghapus air matanya dengan ibu jari.
"Maafkan sikap mas tadi nis" annisa melepaskan dekapan sang suami dan mencoba duduk."Tapi memang benar mas annisa hanya menjadi beban saja buat mas" air mata annisa membasahi pipinya dan segera dihapus kasar oleh tangannya sendiri.
"Harus berapa kali lagi mas bilang kekamu nis, kamu sama sekali gak menyusahkan mas" randy duduk mendekati sang istri
"Apa mas tidak mempunyai niat buat kembali kekeluarga besar mas ?" tanya annisa
"Keluarga mas sekarang adalah kamu dan adit nis, hanya kalian berdua yang mas punya"
"Tapi kebohongan besar jika mas tidak punya niatan buat kembali atau bertemu dengan kedua orang tua dan saudara mas. Tapi jika mas kembali bersama mereka itu artinya mas harus siap berpisah dengan istri serta anak yang sangat mas sayangi dan itu tidak akan pernah terjadi" jelas randy kepada sang istri yang terdiam mendengar penjelasan dari suaminya tersebut."Tapi aku ikhlas mas jika memang itu yang harus terjadi" balas annisa
"Sudah-sudah jangan bicarakan ini terus menerus lebih baik kita tidur, jangan sampai adit bangun dan mendengar perdebatan kecil ini" ujar randy kembali berbaring sedangkan annisa masih duduk dipinggir tempat tidur sembari melamun.
***
AnnisaFlashback on
"Assalamualaikum ma pa" ujar randy seraya mengetok pelan pintu rumah orang tuanya ditemani istri tercinta yang sedang menggendong bayi mungil yang baru berusia 3bulan.
"Wa'alaikumsalam, siapaa" ujar penghuni rumah membukakan pintu dan sedikit terkejut melihat siapa yang datang.
"Ngapain lagi kamu kesini hah!?" ujar wanita berusia dua tahun lebih tua dari randy yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri."Aku kesini mau jenguk mama papa kak dan mau menunjukkan cucu laki-laki yang sangat mama inginkan" ucap randy tersenyum kepada sang kakak
"Mending kamu pergi dari sini mama papa gak akan sudi bertemu dengan kamu apa lagi wanita itu!!" bentak sahira kepada randy sang adik
"Sebentar saj.." ucapan randu terpotong oleh sesorang yang baru keluar dari kamar
"Siapa ra?" tanya wanita paruh waya yang masih terlihat cantik walaupun sudah berkepala 5
"Ini ma anak yang tidak tau diri! Meninggalkan keluarganya hanya karena wanita jalang itu!!" bentak kasar sahira seraya menunjuk annisa wanita yang ia maksud sedangkan annisa hanya terdiam menahan air matanya agar tidak jatuh dihadapan mereka.
"Ma aku kesini mau jenguk mama, dan membawa jagoan kecil yang sangat mama inginkan" jelas randy mencoba melihatkan bayi mungil yang sedang digendong annisa sang istri.
"Saya tidak butuh cucu dari kalian! Pergi dari sini!!" ujar salma yang beberapa saat terdiam melihat bayi mungil yang sedang tersenyum kearahnya. Jujur ia sangat ingin menggendong bayi laki-laki yang sangat ia dambakan sejak dulu itu tetapi rasa gengsi tinggi yang menguasai dirinya sehingga terpaksa menolak bahkan mengusir anak menantu dan cucunya tersebut. Adit kecil menangis mungkin tau bahwa kehadirannya tidak diinginkan oleh keluarga ayahnya. Annisa mencoba menenangkan adit kecil yang berada dalam gendongannya."Sudah kalau begitu ma randy pamit dulu maaf jika kehadiran randy kesini hanya membuat mama emosi" pamit randy kepada sang ibu sembari mencium punggung tangan mama dan kakaknya sedangkan annisa hanya diam saja karena ia tau kalau ia mengikuti mencium punggung tangan ibu mertua dan kakak iparnya pasti hanya akan mendapatkan makian. Mereka berdua berjalan menjauh dari rumah mewah Raka dan Salma orangtua Randy.
Flashback off
.Sekian dulu yah gais...
Buat semua para readers semoga dalam keadaan sehat selalu yah dan terhindar dari covid-19 aamiin..
Semoga wabah ini cepat berlalu dan kita semua bisa beraktifitas seperti sedia kala aamiin aamiin yarob.@dessysftr12
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah, bolehkah aku membeli waktumu?
Non-Fiction[Slow update] "Ayahh bangun jangan tidur terus adit gak mau ayah pergi" tangisan mungil adit memeluk jenazah sang ayah yang terbujur kaku "Adit gak boleh nangis ya, adit kan udah janji sama ayah mau jadi anak yang kuat" ujar sang ibu menahan tangis...