"sena?"

24 2 2
                                    

*next episode.. :)

     saat itu aku benar"  merasa hancur.
tiba - tiba ibuku menelfon ku memberi tahu bawah ibuku besok akan pergi keluar kota dan tak akan kembali lagi ke rumah.

.....5 bulan.....
     tiba tiba ibuku menelfon ku meminta aku dan adik ku untuk menyusul nya disana, tidak lama sekitar 2 bulanan kami pulang kerumah, ibu bilang dia harus menyelesaikan masalah ini dengan ayahku.

aku tak tau kalau ternyata yang dimaksud ibuku menyelesaikan masalah adalah dengan bercerai.
aku sangat frustasi aku ga tau harus apa.. aku sangat tertekan dengan kenyataan bahwa orang tua ku harus berpisah. samapai pada saat itu..

jekgrekk.. (suara pintu kamarku terbuka)
adik ku membuka pintu kamar ku. ia kaget saat menghidupkan lampu, kamarku penuh dengan asap dan melihat ku memegang rokok.
"ngapain ko kek gini? mau jadi apa ko ini?? - pertama kalinya adiku melihat aku seperti itu, menyendiri dan  seperti orang kehilangan akal dengan tatapan kosong.
"udah la sana keluar!! - yang ku pikirkan hanya rasa sakit yang ku rasa saat itu.
"ko kalo ga terima ibu sama ayah berpisah bukan ini caranya!! sakit ya pasti sakitt! ko jugak nyakitin diri ko sendiri kalo kyak gini!! - sambil menangis dan dia memarahiku.
"ga usah sok tauu ko! sana keluar ga usah ikut campur lahh!!" - ku usir dia dari kamar ku.

siang harinya...
tiba - tiba ibuku memanggil.
"kak??.. kakk?.." - suara ibuku dari ruang tamu.
"iyaa bu.." - bergegas aku menemui ibuku.
"kak menurut kkak sma adek gimana? ibu uda ga kuat sama sikap ayah yang terus"an kasar" - lagi lagi ibuku membahas perceraian sambil menangis.
"yaa mau gimana lagi, kalo kkak ga mau kalian pisah tapi kalo ibu tersiksa sma sikap ayah selama ini kkak ga bisa nahan ibu" - dengan berat hati aku menjawab, aku tak tau harus menahan ibuku gimana agar mereka tak bercerai.
disatu sisi aku rasa ayahku bisa berubah dan aku tak mau melihat mereka pisah, disisi lain aku juga sakit melihat ibuku yang terus terusan berkelahi dengan perkataan kasar serta makian yang sering ayahku katakan kepada ibuku.

hancurr benar - benar hancur!!!
sangat sakit hati ku saat itu harus menerima kenyataannya.

yaatuhan ini cobaan terberat mu yang kau berikan kepada ku, aku tak tau rencana seindah apa nanti yang akan kau berikan kepada ku :')
sampai - sampai aku harus menerima kenyataan yang sepahit ini.
malam hari nya ibu dan adiku pergi..

"sena??.. " - dari kamar belakang abang sepupuku memanggilku.
"iyaa bang apaan?" - aku pun jalan menuju ke kamar belakang"
"sinii minum bareng ayok" - dengan memegang sebotol wisky dan sebatang rokok di bibirnya
"rame banget bang, acara apa ni?" - ku ambil rokok dan mancis.
sangat lama kami dikamar itu tertawa - tawa dan bercerita saling menuangkan wisky.
tak sadarkan diri aku berjoget - joget seperti orang bodoh sesampainya aku sadar saat abang ku coba menyentuh tubuhku.
"anj*ngg!! minum ya minum ajaa ga usah megang - megang kau bang!! - kucampakan tangannya dari pinggangku.
"hahha.. jangan takut dek santai" - ketawa dia sambil mengangkat kedua tangan nya keatas.
aku merasa keadaan saat itu tak aman lagi, aku pun pergi ke kamar ku.

ahhh ternyata ibuku sudah pulang saat aku keluar dari kamar belakang, tak lama aku masuk kamarku lagi dan lagi aku mendengar mereka bertengkar.

"tuhan mengapa aku yang harus merasakan ini? sesakit ini rasanya mendengar mereka saling memaki??" - menangis aku di bawah tempat tidurku.
dan akhirnya keesokan harinya ibuku pergi lagi dari rumah, dan tinggal disebuah kos"an yang aku tak tau dimana.
aku hanya tinggal bertiga dengan ayah dan adikku.
sudah beberapa hari ibuku pergi aku melihat ayah ku yang sangat sedih karna ibuku pergi, dia selalu menyendiri dikamarnya, dia juga tak pernah tertawa sejak saat itu.
aku merasa bahwa ayah ku berubah dia sadar akan kesalahan nya.
sejak saat itu ayah ku berubah.. iyaa aku merasakan nyaa.
dikamarnya selalu terbentang sajadah dan al quran, solatnya pun jadi tepat waktu, dia selalu perhatian kepada ku dan adiku, dia juga tak pernah marah atau pun membentak - bentak kami.

saat aku membersihkan rumahku, aku menemukan sesuatu yang janggal.
sampai dihari itu aku tak percaya bahwa ternyata ayahku bukan berubah menjadi baik dan semakin dekat dengan allah melainkan dia telah menduakan allah.

aku melihat kalau ayahku...

      #####Bersambung#####

HOME ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang