Chapter 3

15 0 0
                                    

"Heyy!! Aku mengenalmu!!"
Chandra berteriak ketika meneliti wajah laki-laki yang menabrak Alui tadi. Laki-laki tadi mendongak melihat Chandra, matanya memicingkan untuk teliti apakah dirinya mengenal Chandra, "Chan!!!".
Laki-laki tadi berdiri dan mengambil 2 buku yang dibawa Chandra untuk meringankan beban Chandra. Alui melongo sedari tadi melihat interaksi dua orang idiot dihadapannya itu.
"pacar lu?", laki-laki tak dikenal itu melontarkan pertanyaan kepada Chandra tanpa dosa, Chandra hanya geleng-geleng kepala, yang diberi isyarat pun hanya menganggukan kepalanya saja.
"mau lu gebet El?"-Chandra
"gak, entar lu cemburu.", laki-laki itu terkekeh, pandangannya kemudian beralih ke Alui, satu tangannya menumpu buku, tangannya yang satunya lagi ia ulurkan ke Alui seakan membantu Alui berdiri. Alui meraih tangannya dan berdiri.
"nama lo siapa?"-Alui

"gua HwanLei Guanniel", dia mengulurlan tangannya berniat menjabat tangan Alui, Alui tak menolak, tangannya menjabat balik tangan orang didepannya.

"you can just call me Niel or Guan. It's up to you wanna call me like what. So, what is your name?"-Niel

"oh, a..aku.... Alui Kim-InayaNur."-Alui

"namamu bagus. Hehehe...."-Niel

"lu kok ada disini? Dikeluarin dari SMK?"-Chandra

"lu tau ae dah.."-Niel

"kenapa lagi?"-Chandra

"minum 4 gelas dikelas.."-Niel

"hahhh..."-Chandra

"btw, masuk kelas apa lo?"-Chandra

"sekelas ama lu."- Niel

"Hamdalah.."- Chandra

"Lei suka minum?"-Alui
.
.
.
.
.
Niel membisu, dirinya membeku ketika Alui memanggilnya menggunakan nama yang tak pernah digunakan orang lain sama sekali ketika memanggilnya. Niel ingat, ketika Ayahnya meninggal, malamnya ia bermimpi ada seseorang perempuan meneriaki dirinya menggunakan nama itu.

"i..iya, itu dulu."-Chandra

Alui hanya membentuk mulutnya 'o', tak mau berlama-lama, Alui menenteng buku Novelnya dan pamit kembali ke kelas.

/////////////////////////////////////////////////////////

Hari Rabu sampai hari Jum'at ini, Chandra tak masuk sekolah karena ada urusan keluarga, Alui kadang juga bosan sendiri. Walau ada Icha yang selalu meng-Ubab kan dirinya untuk Alui, tetap saja Chandra lah yang selama ini mengisi kegabutannya di sekolah.

***

Seperti biasa, sepulang sekolah, Alui menunggu didepan ruang band yang tempatnya tak jauh dari kelas 12  yaitu kelas kakak sepupunya.

Sudah hampir menunggu setengah jam disana, kakaknya tak kunjung keluar kelas.

"dek, Alui kan? Showu gak bisa jemput kamu katanya. Dia ada latihan basket di luar sekolah. Kamu disuruh pulang sendiri dari tadi dek..."

Alui hanya melongo mendengar penjelasan kakak kelasnya yang pasti adalah teman sekelas kakak sepupunya. Alui shock seketika, sudah jam setengah 5 ia menunggu dari tadi, lama sekali, tapi hasilnya.. Kakaknya justru pulang lebih dahulu dibanding awal ia menunggu.

"ya kak, makasih..".

***

Alui berjalan lesu menuju gerbang sekolah, nasibnya sangat sial hari ini.

Chandra tak masuk..

Tak ada yang mengantar pulang..

Hp lowbat (low batery)..

Dan jalanan sepi saat itu..

Alui tak tahu harus apa, ia berteriak kesal dengan hari ini.

Kepalanya menengadah keatas..
Sebutir air yang jatuh dari langit lolos mengenai pipi Alui yang tembam..

Rasanya Alui ingin menangis sekencangnya.

.
.
.

'tin! Tin!'

Motor?
Siapa?

"hei Kim!! Kau mungkin sekarang bisa bertahan dengan hujan, entah nantinya badanmu bisa menjadi tak nyaman karena terkena air hujan!!"

Alui menoleh kearah lelaki dengan motor besar serta helm yang menutupi wajahnya.
Sungguh bingung dibenak Alui, tapi Alui mengerti maksud lelaki itu, dia memberikannya tumpangan saat ini, itu yang dipikirkannya.

"tunggu apalagi Eunha?? Ayo naik!!"

Apa?

Eunha??

(bias gua woy!!)-Mong

Alui, bukan Eunha.

Alui menghampiri motor yang masih menyala namun tengah berhenti itu.

Alui berusaha keras untuk naik ke motor yang tingginya bisa mencapai pinggang bawahnya. Sependek itukah dirinya?

Laki-laki itu memberikan jaket- oh bukan, boomber merah yang besar untuk dipakai Alui.
Alui menerima dan memakainya segera, dirinya seperti tenggelam didalam jaket tebal nan kebesaran milik laki-laki itu.

Motornya melaju dengan kecepatan tak biasa.
Alui tak sadar karena saking takutnya dengan kecepatan motor, bahwa dirinya sedang memeluk erat pinggang sang empu didepannya, sedangkan yang dipeluk hanya tersenyum kecil.

Motor besarnya sudah sampai didepan rumah Alui, Alui tadi sudah memberi tahu jalan kerumahnya sehingga laki-laki itu dengan mudah mengantarnya pulang.

"BTW, lo siapa?"

"temen sendiri lupa.. :(("
Laki-laki tadi melepas helmnya dan merapikan rambutnya sebentar.

"apa perlu gua kenalin diri gue lagi ke lo?"

Alui hanya nyengir mengetahui orang didepannya itu siapa.

Ya, Hwanlei Guanniel, laki-laki tinggi dengan senyum menawan, bibirnya yang kissable, matanya yang bulat, rambut coklat lemasnya yang lembut, serta kulit putih eksotis yang dimilikinya membuat siapa saja mudah jatuh cinta kepadanya walau dia masih murid baru.

"itu jaketnya kaga mau dilepas?"-Niel

"gak ah, anget. Ntar buat gua bobo aja."-Alui

"buset dah. Gua pulang transparan gini bajunya.."-Niel

"gapapa, lu kan sixpack, wajar lahh.."-Alui

"nama aja kayak polos gitu yaa.. Taunya sifat kayak gini..."-Niel

Jangan lupa voment readersnim~
Hargai penulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret And Love: Sweet Lies 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang