Bitter

22 5 9
                                    

Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu,tapi disinilah Dira dan Dinda berada didalam kelas yang hanya menyisakan mereka berdua.

"Beneran lo mau main sama Jo?"

Dinda berhenti memasukan bukunya kedalam tas lalu menatap wajah Dinda yang khawatir padanya."Udah ya Din!gue gak papa kok,malah gue seneng karna Jo ajak gue main" Ucap Dira dengan lembut.

"Gue takut cowok brengsek itu nyakitin lo Dir,kalo bener dia nyakitin lo bilang sama gue ya!"

"Cowok brengsek yang lo bilang itu cowok gue Dinda." Ucap Dira sambil menyampingkan tasnya dibahu kiri lalu berdiri.

Tok....Tok.....

Dira dan Dinda menengok ke sumber suara itu.Kedua sudut bibir Dira terangkat keatas melihat siapa yang mengetuk pintu.

Orang itu menghampiri meja Dira dan Dinda dengan wajah datarnya.

"Ayo!" Ajak orang itu.

Dira tak berhenti tersenyum dia baru saja ingin melangkah tapi langkahnya terhenti karena Dinda memegang tangannya.

Dira menaikkan sebelah alisnya sambil memandang Dinda.

"Gue mau ngomong sama lo Jo!"

Ya,orang yang tadi mengetuk pintu adalah Jonathan.Dinda langsung menyeret Jonathan ke belakang agar Dira tidak mendengarnya.Dira hanya menghembuskan nafas kasar ia sangat kesal pada sahabatnya itu.

Sesampainya dibelakang Dinda langsung melepas tangan Jonathan yang tadi dia pegang."Gua mau lo batalin acara lo sama Dira!" Bisik Dinda.

"Lo siapa? Berani banget lo ngatur gue"

"Gua sahabatnya Adira,dan gua gak mau kalo sahabat gua sakit hati untuk kesekian kalinya,dan itu semua gara-gara lo!" Dinda mengarahkan jari telunjuknya tepat didepan wajah Jonathan.

"Gak akan" Ucap Jonathan lalu pergi ke Dira yang berada di dekat pintu.

"Ayo!" Ucap Jonathan sambil menautkan jarinya dan Dira.

Dira tersentak kaget atas perlakuan kekasihnya ini."Dinda ngomong apa aja,kok Jo jadi kayak gini,ahh peduli apa gue,gue seneng dia kayak gini." Ujar Dira dalam hati sambil memandang wajah Jonathan yang tengah menatapnya juga.

"Kok bengong?"

Ucapan Jonathan tadi sukses membawa Dira ke alam sadarnya.

"Eh....nggak kok" Ucap Dira menundukan kepala.

Jonathan hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan gadisnya ini."Lo itu bego atau apa sih? Gue udah sering nyakitin lo,tapi lo masih betah sama gue.

Lah kok gue jadi mikir kesana,meskipun ni cewek ngajak putus,gue gak akan terima,gue belom puas buat dia nangis,jadi tunggu aja!" Ujar Jonathan dalam hatinya sambil menunjukkan smirk yang dia punya.

Lalu mereka berdua berjalan keluar kelas meninggalkan Dinda yang maaih ada dibelakang.

"Gue harap,lo gak bakal nangis setelah ini Dir" Lirih Dinda sambil menatap kepergian sepasang kekasih yang sedang memancarkan senyumannya itu.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Jonathan dan Adira berjalan melewati koridor bawah dengan senyuman yang mereka punya.Banyak pujian bahkan cibiran dari siswa-siswi yang ada disana.

Cocok banget dah,cogan sama cecan

So sweett

Najis,pengen muntah gua liat tu cewek.

Heart ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang