2.
Hinata berjalan melewati lorong kastil Pier, membawa gaun yang telah ia ambil dari binatu, yang akan dikenakan oleh model iklan yang telah di kontrak oleh perusahaannya. Tentu saja, itu bukanlah pekerjannya, tapi menjadi tim dari Naruto harus mempunyai skill yang lebih ahli daripada asisten rumah tangga. Pemikiran itu membuat Hinata mendengus, setidaknya dia bisa mengalihkan perhatiannya dari Sakura yang tiba-tiba selalu menempel pada Naruto sejak pagi tadi.
Dia telah menyelesaikan rute dengan belokan terakhir di lorong dan masuk ke dalam ruangan yang sangat besar, ketika Hinata pertama kali melihat bangunan kastil kemarin, Hinata berpikir telah datang ke negeri dongeng. Tempat yang mereka buat untuk syuting adalah ruangan yang dulu sekali menjadi ruangan perjamuan para tamu saat pesta dansa, ruangan itu sangat menakjubkan, lantainya terbuat dari marmer berwarna coklat mengkilap yang sangat kontras dengan dindingnya, atapnya berbentuk kubah dengan jendela-jendela raksasa yang berfungsi untuk menangkap sinar matahari dan membuatnya sangat megah.
“Kenapa membutuhkan waktu lama hanya untuk sebuah gaun?” penata busana itu mengomel tepat ketika matanya yang biru menatap Hinata.
“Maaf Erina, aku tertahan dengan pemilik binatu yang hampir merampok uangku dengan pembayaran satu gaun.”
Wanita dengan jaket kulit dan tubuh langsingnya itu menyeringai pada Hinata, dia mengambil gaun yang telah dibungkus rapi dengan plastik dan berlari ke ruang khusus model dengan rambut hitam berkibar menutupi pinggangnya.
“Hey, lamban,” Sai berseru, Hinata menoleh dan melihat Sai berjalan mendekat padanya. “Si kuning mencarimu, raut wajahnya menyebalkan.”
Hinata mengerutkan hidungnya, terlihat enggan untuk bertanya. “Ada apa?”
“Dia sangat rewel pada pilihan yang kau ambil, sepertinya dia akan gila jika kau tidak segera kesana.” Hinata mengangkat alis, bertanya dari raut wajahnya.
Dia telah berbicara tentang desain tambahan untuk set pertama tadi pagi, lalu ada apa sekarang? Hinata melihat Sai yang menatapnya dengan bosan, lalu menghela napas saat tahu apa yang terjadi.
“Tidak, bukan dia, tapi aku yang akan menjadi gila karena biaya interior yang tiba-tiba menyusut.”
Sai menyeringai, “Aku akan membunuhnya jika membuatku bekerja lebih untuk pengeditan.”
Hinata tersenyum, dia tidak bisa selalu terbuka tentang pikirannya, tidak seperti Sai yang selalu bertindak mengeluarkan pemikirannya saat kondisi tidak seirama dengan dirinya. Dan Sai telah masuk dalam daftar hitam Naruto untuk anggota yang sering membangkang.
“Sekarang pergilah, aku bosan melihatmu.” Hinata mendengus geli, dia mengangguk dan melangkah mencari Naruto.
Saat dia keluar dari ruangan menuju balkon, Hinata melihat Naruto duduk di belakang kamera dengan Sakura di sampingnya. Itu adalah pemandangan yang sering Hinata lihat selama ini, seharusnya dia bisa terbiasa, tapi ternyata dia tidak bisa.
“Naruto-kun, Sakura-san.” Hinata memanggil, Naruto dan Sakura serempak mengangkat kepala mereka dari tablet yang Naruto pegang.
“Oh, kau sudah datang Hinata...” Kata Sakura.
“Kenapa kau lama sekali? Aku mencarimu dari tadi.” Sahut Naruto.
“Aku perlu waktu sedikit lama untuk menurunkan harga loundry,” Hinata membuka alasannya.
“Kenapa kau melakukan itu?” Sakura bertanya.
“Mereka meminta sepuluh ribu krona hanya untuk satu gaun...”
![](https://img.wattpad.com/cover/162233920-288-k215957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND LEAVES
ФанфикSasuHina Lebih dari delapan abad lalu, kaum peri berjaya, mereka hampir menguasai semua hutan di dunia. Mereka hidup dari hutan dan memakai sihir untuk bertahan hidup. Tapi, sihir selalu mempunyai sisi gelapnya sendiri. Sasuke Uchiha adalah dark elv...